Di saat regie hendak berlari untuk menyerang kearah ajudan A, anin memanggil namanya...
"Regieee" teriak anin membuat regie memberhentikan langkahnya...
Regie yang selalu tak bisa mengabaikan anin pun menoleh kearahnya...
"Jangan kesini kak, tetaplah disitu" ucap regie saat melihat anin berjalan mendekatinya...
"Paman, bolehkah aku meminta waktu 5 menit saja untuk berbicara dengan regie? Aku mohon, ini kan bukan pertarungan sesungguhnya dan aku pun tak akan kabur dari sini" ucap anin pada ajudan itu...
"Baiklah, setelah 5 menit aku harap nona langsung keluar untuk berhadapan langsung dengan ku" ucap ajudan A sambil membawa ajudan yang lainya keluar dari kamar..
Setelah para ajudan itu keluar, sekarang hanya ada mereka berdua di dalam kamar yang biasa kakek dan nenek regie tempati...
Anin berjalan mendekati regie dengan air mata yang sudah berlinang di kedua matanya...
Air matanya tak lagi bisa dia bendung saat melihat wajah regie yang babak belur... dia pun mendongak menatap regie yang jauh lebih tinggi ketimbang dirinya, dia mulai menjinjitkan kakinya meraih wajah regie dan menangkup kedua pipi regie dengan kedua tanganya...
Regie pun menundukan wajahnya agar anin tak perlu lagi berjinjit...
Anin tersenyum getir sambil mengusap pipi regie dan menyeka darah yang ada di ujung bibir regie dengan jari jempolnya...
"Pasti sakit sekali kan?" Tanya anin dengan air mata yang mengalir di kedua pipinya
"Tidak kok" jawab regie mengusap air mata anin
"Jangan berbohong... bagaimana bisa di pukuli tidak sakit!!"
"Iyah sakit banget kak...." ucap regie manja sambil meraih tangan anin yang ada di pipinya dan mengusapnya...
"Tolong obati aku dengan satu kecupan dari mu ka" goda regie sambil tersenyum...
"Regie... aku lagi serius dan gak lagi pengen bercanda!!"
"Aku serius kak!" Ucap regie dengan wajah serius...
"Satu ciuman dari mu akan menghilangakan semua rasa sakit di tubuhku, bahkan kekuatan ku akan langsung pulih kembali loh" ucap regie meyakinkan kekasihnya itu...
Anin pun melingkarkan tanganya di leher regie dan menariknya...
Cupppppp
Bibir mereka menempel untuk beberapa saat...
Namun saat regie hendak melepaskan ciumanya, anin menahan kepala regie menjauh dan mulai memasukan bibir regie kedalam mulutnya....
Dia menghisap bibir bawah regie dan mengemutnya seperti permen...
Saat bibir bawah regie diemut oleh anin, regie pun balas memasukan bibir atas anin dan mengemutinya juga...
Mereka saling mengemut, melepaskan dan mengemut lagi secara berbarengan dan perlahan...
Tangan regie pun mulai memeluk pinggang anin dan menariknya pelan agar tubuh anin lebih mendekat padanya...
Sekarang tubuh mereka saling menempel seperti bibir mereka yang sedang berpagutan...
Sebenarnya saat ini bibir regie masih terasa sakit, namun dia mengabaikan rasa sakit itu dan terus mencium bibir anin dengan lembut...
Dia ingin mengutarakan semua perasaanya pada anin lewat ciuman itu...
Ciuman dan pelukan mereka terlihat sangat tulus... mungkin ini adalah suatu ungkapan rasa cinta mereka terhadap satu sama lain...
Tak ada gairah, hanya ada kehangatan dan juga kelembutan yang tersirat di dalam ciuman itu...