Bab 57 (Extra Chap 10)

4.8K 298 34
                                    

***

Bara kembali lagi beraktifitas seperti biasa, setelah kemarin dua hari berada di rumah untuk menemani sang istri. Sekarang dirinya telah kembali ke kantor, Kara sendiri? Wanita itu sedang melihat tempat yang ditemukan oleh Jodi kemarin. Kara benar-benar bersemangat sekali, jadi sebelum dia melihat tempat dia pergi ke butik untuk bertemu dengan juniornya.

Tak lama kemudian, terdengar sebuah pintu diketuk dan tak lama kemudian terbuka. Awalnya Bara akan marah pada tamu yang tak sopan tersebut, namun begitu dirinya melihatnya dia hanya bisa terdiam, bingung.

"Selamat siang, Bara. Apa Mama mengganggu waktumu?"

"Tidak, silakan duduk, Ma."

Bara mempersilakan wanita paru baya itu duduk di sofa besar, dan dia berjalan menghampirinya namun sebelum itu dia meminta pegawainya untuk dibawakan minuman.

"Jadi, ada apa Mama kemari?"

"Mama mau minta tolong sama kamu, Bar."

"Soal?"

"Kemarin Mama dapat telepon dari Wina, dia ada di rumah sakit jiwa."

Salah satu alis Bara tertarik ke atas, kaget dengan perkataan mantan mertuanya itu. Jelas saja dia kaget, karena semenjak dia meminta Jodi untuk membawa kakak iparnya, semenjak itu pula dia tidak mau lagi mengurusi mereka berdua. Maka wajar saja dirinya kaget akan perkataan mama Wina.

"Mama tolong sama kamu, Bar. Tolong keluarin Wina. Dia nggak gila, kamu tau sendiri dia sehat."

"Saya baru dengar, Ma."

Wanita paru baya itu mengangguk, paham jika anaknya sudah bercerai.

"Maka dari itu Mama ke sini, Mama mau minta tolong sama kamu, Bara. Tolong keluarin Wina dari rumah sakit jiwa."

Bara terdiam, dia berpikir sebentar. Siapa kira-kira yang membuat Wina masuk ke dalam rumah sakit jiwa? Apakah itu ulah  Bianca-kakaknya sendiri? Mengingat kakaknya itu pernah mengatakan kata-kata yang seperti mengandung makna tersirat.

"Biar saya cari tahu dulu, siapa yang buat Wina masuk ke sana."

"Iya, Bara. Cuman kamu harapan Mama satu-satunya, masa kamu tega biarin Wina diam di sana? Meskipun kalian sudah berpisah tapi, Wina mami dari anak-anak kamu, Melvin dan Javier."

Kembali Bara terdiam di tempatnya.

"Coba kamu bayangkan, bagaimana perasaan anak-anak kamu kalau tahu jika maminya ada di rumah sakit jiwa? Mereka pasti sedih dan tidak terima, jadi mama minta tolong sama kamu, Bara. Tolong keluarkan Wina dari sana, bukan demi mama tapi demi mental anak-anak kamu."

Setelah mengatakan hal itu, tak lama pegawainya masuk untuk menyerahkan minuman dan camilan.

"Di minum dulu, Ma."

Maria mengangguk, dia meminum kopi yang telah dibuat pegawai Bara.

"Cucu Mama gimana? Mereka baik-baik aja 'kan?"

"Iya, mereka sehat dan baik-baik aja,"

"Syukurlah, mungkin nanti mau lihat keadaan mereka. Mama kangen sama Melvin juga Javier."

Lagi, Bara hanya mengangguk.

"Mama dengar kamu udah nikah lagi?"

Kembali alis Bara terangkat ke atas, lalu mengangguk menjawab perkataan Maria.

"Kenapa kamu nggak undang, Mama?"

"Maaf, saya takut Mama sibuk."

"Ck,"

Mas Duda, Anak Dua. Siapa takut?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang