Bab 60

3.3K 244 25
                                    

***

"Hi sayang, gimana kabarnya?"

Bara baru saja pulang sambil membawa paperbag yang entah berisi apa, lalu menaruhnya di depan sang istri yang tengah bersantai di atas sofa.

"Baik, dedek bayi gak rewel. Hari ini mood aku juga bagus,"

Kara selalu merasa dicintai setiap harinya, suaminya itu selalu bertanya akan dirinya setiap pulang bekerja. Jika dulu saat berpacaran Bara terlihat sedikit cuek, namun setelah menikah pria itu jauh lebih peduli padanya. Dan itu yang diinginkan dirinya, apalagi komunikasi diantara mereka yang selalu berjalan baik. Dia juga selalu mengirimkan pesan atau telepon pada Bara ketika suaminya itu di kantor.

"Aku mandi dulu yah, sayang. Ngomong-ngomong aku beliin kamu macaron, di makan yah cantik."

Setelah itu Bara masuk ke dalam kamar mandi, meninggalkan sang istri yang tengah tersenyum lebar.

Bagaimana Kara tidak cinta pada Bara setiap harinya, suaminya itu selalu saja memberikannya kejutan-kejutan kecil seperti ini padanya setiap hari.

"Enak gak?" Tanya Bara setelah selesai bersih-bersih.

Bara membawa Kara agar duduk lebih dekat dengannya. Ia juga memeluk Kara dari samping sambil menumpukan dagunya pada sang istri.

"Makasih yah suamiku, macaronnya enak."

"Sama-sama sayang,"

Bara mencuri kecupan pada pipi sang istri, sambil mengacak rambut Kara dengan sayang. Posisi mereka itu Kara yang duduk menyamping di sofa sambil dipeluk Bara dari belakang. Salah satu tangan Bara mengelus perut sang istri dengan sayang.

"Ada kejadian apa hari ini?"

Bara bertanya sambil disuapi Kara.

"Hm aku tadi siang dorong mantan mertua kamu,"

Oke Bara tidak kaget, karena sebelum dia masuk ke kamar. Mantan mertuanya itu sudah menunggunya di ruang tamu, mengadu padanya soal ini. Namun, jelas saja dia lebih mempercayai Kara-istrinya sendiri.  Lihat saja, baru saja dia bertanya seperti itu Kara langsung berbicara.

"Kenapa?"

"Aku sebel aja, dia gangguin aku terus. Udah tau aku gak suka sama dia, kita punya masalah. Eh malah ngajak ribut terus, yaudah aku dorong aja dia ke kolam."

Bukannya marah akan tindakan sang istri, Bara justru malah tertawa. Gemas melihat Kara yang bercerita sambil memaju-majukan bibirnya, seperti minta dicium.

"Tapi, kamu nggak apa-apa 'kan sayang?"

Kara menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, malah kayaknya dedek bayinya seneng aku habis dorong tuh emak-emak."

Bara tak dapat lagi menahan tawanya, dia tertawa saat itu juga. Membuat Kara mendengus kesal, suaminya itu benar-benar aneh. Semenjak menikah suaminya itu sering kali tertawa jika dengannya, hal-hal yang menurutnya biasa saja tapi Bara malah tertawa. Sungguh benar-benar aneh sekali, lawakan receh saja bisa membuatnya tertawa keras. Apakah suaminya itu memiliki keperibadian ganda? Atau kerasukan?

"Mas, Mas Bara gak gila 'kan?"

"Ck, sembarangan kamu, masa ngatain suaminya gila."

"Habis kamu ketawa-ketawa terus, kan aku takut."

"Ck, kamu kayaknya kurang-kurangin deh nonton film sama Adek!"

"Ish kamu nyebelin, lagian aku yang mau bukan Adek!"

Kara beringsut menjauh, tidak mau duduk dengan Bara. Karena suaminya itu telah merusak moodnya kembali.

Bara hanya menghela napasnya berat, jika begini pasti istrinya itu tidak akan mau tidur dengannya.

Mas Duda, Anak Dua. Siapa takut?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang