Bab 51-P4

9.7K 417 16
                                    

"Siapa, Mas?"

Kara bertanya pada sang suami ketika Bara sedari tadi sibuk memainkan ponselnya.

🌹
🌷
🌹

"Ma-mas!"

Tegur Kara dengan terbata-bata. Pasalnya setelah mengikatkan rambutnya, Bara justru menggodanya dengan mengendus lehernya.

"Kamu wangi, Sayang." Bisik Bara dengan suara huskinya yang khas, ia masih menghirup aroma Kara.

"Aku kan habis mandi," balasnya pura-pura tenang.

Padahal kalau boleh jujur, perasaannya kini tidak karuan. Suaminya itu semakin berani saja menggodanya, bagaimana tidak. Setelah mengirup lehernya, bibir suaminya itu dengan nakal malah mengigiti leher bahkan tulang selangkanya membuat degup jantungnya semakin menggila.

"A-aku be-belum se-selesai, Mas ..." ucapnya  dengan terbata-bata.

"Humm ..."

Bara sepertinya sedang merindukan Kara. Karena pria itu sibuk menggoda sang istri, dari mulai mengirup aroma Kara sampai menciumi leher dan pundak istrinya itu.

"Aku kangen kamu," bisik Bara setelah puas menciumi leher istrinya itu. Namun, Bara tidak menjauhkan wajahnya dari leher sang istri, pria itu kini menenggelamkan wajahnya pada pundak Kara.

"Aku juga," bisi Kara yang kini sudah selesai dengan kegiatannya. Ia lalu menaruh alat tempurnya itu ke atas meja. Meskipun kegiatannya tadi sedikit kesusahan dengan tindakan Bara namun dia bisa mengatasinya.

"Mash!"

(Cut lanjutannya ada di KaryaKarsa)

🌷
🌹
🌷

"Abang," panggil Javier ketika melihat Melvin duduk di pinggir kolam renang. Ia menghampiri sang kakak lalu duduk di sampingnya.

"Abang udah liat live mami?"

Tanyanya lagi namun tak dapat respon apa-apa dari Melvin.

"Aku gak tau mami bakalan nekat kayak gitu," lagi Javier berbicara.

"Kamu malu gak sih, Dek. Punya ibu kayak mami?"

Javier yang mendapat pertanyaan seperti itu dari Melvin malah giliran dia yang terdiam.

"Wajar gak sih, Bang kalau kita malu?"

Melvin mengangguk.

"Mau gimana pun dia tetep ibu kandung kita," desah Javier

"Ayah sama kak Naya udah liat belum yah kira-kira?"

"Abang kasian sama kak Naya. Abang juga ngerasa gak enak sama kak Naya. Gara-gara mami keluarga kita begini, hah!"

Javier setuju.

"Tapi, Bang. Apa bener om Heru ngelakuin kekerasan sama mami?"

"Idk kita gak tau kejadiannya kayak gimana,"

"Tapi, diliat dari apartementnya yang berantakan kemungkinan sih iya."

Hening kembali menghiasi suasana di kolam renang tersebut, sampai kemudian ponsel Melvin berdering yang berada di atas meja.

Hengki calling

Dengan kening mengerut, Melvin mengangkat panggilan dari temannya itu.

"Kenapa, Ki?"

"Lo di mana?"

"Rumah, kenapa?"

"Kesini buruan!"

"Kesini kemana sih, lo?!"

"Aish univ Erlangga."

"Ngapain gue ke sana?"

------------

"Ki jangan ngada-ngada, lo! Gak lucu bercandanya!"

"Gue ngapain bercanda sih anjing! Buruan ke sini lah! Gue tunggu!"

"Oke, oke. Gue sama Adek gue ke sana, lo tunggu gue Ki. Tolong jagain kakak gue!"

"Iya buruan!"

Setelah mengatakan hal itu, panggilan telepon pun selesai.

"Adek ayok ikut, Abang."

"Kemana?"

Sedari tadi Javier memang memperhatikan percakapan Melvin dengan temannya itu, namun dirinya tetap saja bingung.

"Univ Erlangga."

"Hah! Ngapain!"

"Ayok ah buruan kita siap-siap!"

Melvin dan Javier kemudian masuk ke dalam rumah, kedua orangtuanya sudah pergi bekerja. Melvin memilih untuk tidak melaporkan dulu pada kedua orangtuanya, nanti saja pikirnya jika keadaan kakak sepupunya itu baik-baik saja.

🇵🇸
🇵🇸
🇵🇸

Tbc

Yeoksiii adakah yang masih nunggu ini  cerita? Xixixi makin penasaran gak nih?

Di KaryaKarsa sudah sampai bab 55 yaa gaes yang mau baca cepet bisa tengok ke sana, ini linknya :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di KaryaKarsa sudah sampai bab 55 yaa gaes yang mau baca cepet bisa tengok ke sana, ini linknya :

https://karyakarsa.com/Parasayugadis

Kalau mau di sini tunggu seminggu sekali tiap Senin yaaa. Sekali lagi makasih semuaaaa 🤗🥰

Mas Duda, Anak Dua. Siapa takut?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang