48 (Ekstra part 1)

12.8K 603 52
                                    

Sepulang mereka dari mall mereka dikejutkan dengan sesosok gadis yang duduk sambil menenggelamkan wajahnya pada kaki. Mereka semua langsung menghampiri gadis tersebut.

"Kak Naya?" Javier berseru melihat kakak sepupunya itu duduk di depan gerbang rumahnya.

Naya yang mendengar namanya dipanggil seketika mendongak menatap keluarga Bara.

"Kamu ngapain di sini? Kenapa nggak masuk ke dalam?" Bara membangunkan keponakannya itu untuk berdiri.

Penampilan gadis 18 tahun itu begitu kacau, Kara melihatnya merasa iba. Naya pasti terpukul sekali dengan keluarganya, dia bisa merasakannya.

"O-om Na-naya mau tinggal du-dulu di sini boleh? Naya gak ma-mau pulang ke rumah." Ucapnya terbata-bata sambil menahan isak tangisnya. Yang rasanya percuma, karena mereka semua melihat air mata Naya yang keluar. Apalagi mata Naya begitu bengkak, wajahnya juga sembab.

Bara mengangguk "yaudah yuk, ke dalam." Naya dituntung Bara masuk ke dalam rumah mereka.

Kara langsung ke dapur membuatkan teh untuk Naya. Sedangkan Melvin meminta asisten rumah tangga untuk membereskan kamar tamu.

"Kamu udah makan, Nay?" Bara bertanya lagi.

Keponakannya itu menggelengkan kepalanya, Javier sendiri memilih untuk duduk di hadapan ayah dan Naya.

"Minum dulu, Nay." Kara menyerahkan segelas teh manis pada Naya.

"Makasih, Tan." Kara mengangguk lalu mengambil tempat di samping Javier.

"Mami tau kamu ke sini?"

Naya kembali menggeleng menjawab pertanyaan Bara.

"Mbak Kara ada cake, kamu mau Nay. Kami tadi makan malam di luar jadi nggak ada makanan di sini."

Naya hanya mengangguk saja sebagai jawaban. Kara kembali ke dapur untuk mengambilkan cake yang dia taruh di lemari es.

"Oom, jangan kasih tau siapa-siapa aku di sini, aku gak mau ketemu sama mami .."

Bara mengangguk mengiyakan keinginan Naya.

Javier ingin sekali bertanya, namun urung melihat kakak sepupunya itu yang begitu kacau.

"Cake-nya di makan yah, Nay. Biar kamu gak sakit."

Naya mengangguk namun masih diam saja, bahkan teh yang dibuat oleh Kara masih dia pegang, belum dia minum sama sekali. Naya benar-benar tidak nafsu sama sekali, perasaannya masih sakit mengingat kejadian tadi.

Kara kembali duduk disamping Naya memerhatikan keponakannya.

Tiba-tiba saja pintu rumahnya diketuk dengan brutal, membuat mereka kaget semua.

"Nay, Naya. Kamu ada di dalam sayang?"

Terdengar suara berat dari luar rumah Bara.

"Kalian tunggu di sini," Bara beranjak dari duduknya, melangkah menuju pintu utama.

Begitu pintu rumahnya terbuka, dia melihat Heru yang sama kacaunya dengan Naya.

"Bara, Naya ada di dalam?"

"Nggak ada!"

"Bohong, dia pasti ada di sini."

"Mas Heru mau ngapain ke sini?"

"Aku cari anakku, Bar. Dia pasti ke sini kan?!"

"Nggak ada! Naya nggak ke sini."

Heru yang frustrasi memaksa untuk masuk ke dalam, namun di tahan oleh Bara.

Mas Duda, Anak Dua. Siapa takut?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang