Satu

571 48 2
                                    

Aku mendorong pintu kayu yang gagangnya dirusak kamu tahun lalu.

Kelas sudah ramai. Teman-teman perempuanku sudah mulai menyapu.

Semua menoleh untuk lihat siapa yang datang-- semua tersenyum kearahku. Aku balas menatap-- aku tidak menangkap satupun dari mata-mata itu.

Aku mencari wajah yang kemarin malam terlintas di dinding kamarku. Aku mendengarkan I Don't Love You saat itu. Aku hanya mencari kamu. Aku berdiri di tengah jalan enam detik saat itu.

Tapi tentu saja kau telat. Tentu saja kau takkan buru-buru ke sekolah untuk melihatku.

.

Membalas salam pagi mereka, berjalan ke bangkuku. Paling belakang, paling aman untuk tertawa lepas bersamamu.

Di kursi itu, aku tidak dapat membaca tulisan di papan dengan jelas. Dari sudut itu, kau tidak dapat membaca tulisan di papan dengan jelas.

Aku takkan mencatat apa-apa. Kau takkan menulis apa-apa.

Aku mulai bercerita, kau mulai mendengarkan. Dan sebaliknya. Aku merebut hatimu, kau membiarkanku. Tidak sebaliknya.

Pintu KayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang