Satu hari sebelum Tahun Baru.
"Halo?"
Jawaban dari ujung sana tertimbun keramaian, "iya, halo? Ini siapa?"
"Yos! Lo dimana?"
"Ini siapa sih!"
"Maidiii!"
"Oalah, kenapa, Mai?"
"Lo lagi dimana, haduh!"
"Masih di Depok kan, gimana sih!"
Aku diam sebentar dan yakin mendengar klakson kereta.
"Lo di stasiun??" aku jadi ikut teriak.
"Menurut lo?!"
"Yaudah, deh, ga jadi, Yos!"
"Aduh apaan sih ga jelas, ngapain telfon," Yosi menjawabku dengan susah payah. "Elo kenapa, sih!"
"Ga jadi, ntar aja! Udah ya!" aku mematikan telfon dan menghela nafas. Lalu aku mengambil minum karena haus.
Nggak terlalu lama setelah itu ada notification masuk. Dari Ika. Aku mengambil hapeku di sebelah toples nastar.
Aku membacanya, lalu ingin membalas. Aku meletakan gelasku di sebelah toples semprit.
Indahnya suasana tahun baru, banyak kebahagiaan dalam toples. Semuanya manis. Ayah-ibuku biasa menyebutnya kue.
Aku ketik balasan untuk Ika, "gue ga bisa berangkat sendiri, plis jemput!"
Ada suara ting.
Lah, gimana sih, kan ketemu nya di rumah gue-_- masa gue harus jemput elo yang ada di ujung dunia?!?!
Aku jawab: pliiiss:'( masa gue ga ikut liburan kak bantu gue dong!!
Ika menjawab agak lama setelah itu. Aku sempat pingsan lalu bangun lagi ketika mendengar ting.
Coba tanya Dayat. Rumah dia kan deket rumah lo. Atau Evan, dia kan bawa mobil, kali aja mau nebengin.
"Hah," batinku. "Ngapain minta jemput Evan."
Antara Dayat dan kamu, tanpa sedikit pun berpikir aku langsung mencari kontak Dayat.
Antara aku dan tanpa aku, Dayat tak akan merasakan begitu banyak perbedaan.
Ia bersedia menjemputku, syukurlah.
Aku tak usah merepotkanmu, syukurlah.
Ada pesan dari Ika, tertulis:
Awas sampe ketauan lo modusin Dayat.
Ada sahutan dari kepalaku, terpendam:
Cuma satu orang yang berani gue modusin di dunia ini, dan gue ga jadi nunut dia karena rumah Dayat lebih deket.
.
Perjalanan ke Bogor.
"Mobilnya Andri ilang lho."
"Serius, Yos?!"
"Enggak, dia nyalip kita tadi, kamu nggak liat apa, Yos?" timpal Acha.
Tak lama kemudian mobil Andri terlihat di dua lajur depan kita. "Tuh kan," tunjuk Acha.
"Oiya," jawab para penumpang dibelakangnya.
"Nah, gak salah kan gue milih navigator?"
"Apa sih, Van! Supir diem aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pintu Kayu
Teen FictionAku mendorong pintu kayu yang gagangnya dirusak kamu Desember lalu. Tak menyadari bahwa lima bulan lagi gagangnya akan diganti dengan yang baru, membuatku lupa apa alasanmu membanting pintu tak bersalah itu. Buatku lupa juga kalau merebut pacar oran...