"Kenapa lo nggak jadian aja sama Evan?"
"Gue masih pacaran."
"Tapi lo ga sayang kan sama Faris?"
"Sayang."
"Iya, dulu."
Aku diam. "Dia masih pacaran."
"Mai," Ika mendesah. "Tau gak sih, alam bawah sadar lo sendiri udah ngarepin anak itu?"
"Kok bisa?"
"Elo ngomongnya masih pacaran. Padahal elo bisa bilang lagi, atau 'kan udah punya pacar'," jelasnya. "Masih itu berarti suatu saat akan enggak. Akan stop. Berenti. Lo berharap suatu saat kalian akan ketemu dalam keadaan sama-sama jomblo, sehingga sepik-sepikan kalian selama ini ada artinya."
Aku menatap pintu kayu yang gagangnya dirusak kamu--- dulu sekali--- gara-gara aku. Sekarang gagangnya seperti bersinar kalau dibandingkan dengan pintu kayu tua ini.
"Gue ngga yakin dia beneran suka sama gue, Kak..."
"Serius, Mai? Lo kemana aja pas dia ngeliatin elo pake mata yang kayak gitu?"
Aku di luar angkasa, Ika. Harusnya dia tahu setiap kau memandangku seperti itu aku adalah roket yang meluncur dari kenyataan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pintu Kayu
Teen FictionAku mendorong pintu kayu yang gagangnya dirusak kamu Desember lalu. Tak menyadari bahwa lima bulan lagi gagangnya akan diganti dengan yang baru, membuatku lupa apa alasanmu membanting pintu tak bersalah itu. Buatku lupa juga kalau merebut pacar oran...