21.Wanita nakal

2.8K 145 0
                                    

"Semαkin ikhlαs semαkin tenαng. Belαjαrlαh untuk berlαpαng dαdα, kαrenα tidαk semuα hαl yαng kitα inginkαn itu terbαik menurut Allαh. Sesulit αpαpun keαdααnmu, αjαrilαh hαtimu αgαr bisα menerimα keαdααn tαnpα membenci.

-Afizza Shakila Kinanan-

Hari kedua ujian masih membuat Afizza semangat, ia kini sudah siap untuk berangkat dengan senyum yang tak pernah luntur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari kedua ujian masih membuat Afizza semangat, ia kini sudah siap untuk berangkat dengan senyum yang tak pernah luntur. Afizza memakai cincin nikahnya bersama Gus Shaka, ia akan menunjukkan siapa ia sekarang, ia tidak mau berlarut-larut dalam kesedihan karena sering di bully.

Gus Shaka ikut tersenyum saat melihat istrinya begitu semangat pagi ini, hingga lupa bahwa ia harus berangkat pagi sangat karena ada jadwal di luar pesantren.

"Astagfirullah" Gus Shaka langsung beranjak kemudian pergi begitu saja meninggalkan Afizza yang masih sarapan.

Afi yang melihat itu tak tinggal diam, ia berlari kecil menghampiri suaminya "Gus Shaka kenapa?" Gus Shaka tidak menggubris pertanyaan istrinya membuat Afizza mengdengus kesal.

Cup

"Saya pergi dulu ya, humairaa. Assalamu'alaikum" Afizza heran mengapa suaminya itu terlihat buru-buru, apakah ada sesuatu yang lupakan?

"Waalaikumsalam" Afizza membalas saat Gus Shaka sudah melenggang pergi.

Kini Afizza kembali ke dalam rumah untuk melanjutkan acara makannya, ia memang masih bingung dengan suaminya tetapi ada hal penting yang harus ia lakukan yaitu makan.

Setelah beberapa menit....

Afizza menyelesaikan acara makannya, ia membereskan tetapi belum ia cuci, ia menyimpan terlebih dahulu di wastafel. Ia berniat mencucinya setelah pulang dari pesantren.

"Oke selesai saat nya berang go!!" semangatnga kemudian melenggang pergi menuju fashlun untuk melaksanakan ujiannya.

¶¶¶

Saat hendak keluar pesantren, Gus Shaka di kejutkan dengan keberadaan abanya di depan motor miliknya. Dengan cepat Gus Shaka turun kemudian menghampiri aba Hasan.

"Mau kemana?" Gus Shaka tersenyum kikuk seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"I-itu aba, mau ngisi kajian" aba tersenyum seraya melihat kedua tangannya kebelakang.

"Tidak perlu berbohong. Aba sudah tau tujuan kamu, nak" Hasan menepuk bahu Gus Shaka pelan "urusan kamu dengan wanita itu, sudah selesai, nak." Gus Shaka menggeleng seraya menunduk dalam.

SEPERTIGA MALAMKU (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang