53.Cerita Arshaka

1.8K 128 4
                                    

"Obat dari tenangnya jiwa adalah menerima dan meyakini bahwa takdir Allah itu selalu baik. Berprasangka baiklah kepada Allah, karena sesungguhnya Allah tergantung prasangka hamba-Nya pada-Nya."

-Arshaka El-Zein-

"Aa, kita pulang ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aa, kita pulang ya..."

Gus Shaka mengangguk kecil lalu meraih tangan Afizza untuk ia genggam, ia beralih menatap bayi mungil yang kini berada di gendongan Aisyah.

"Maa sya Allah... Ganteng banget!" pekik Aisyah seraya mencubit pelan pipi cucunya.

Afizza tersenyum "iyaa dong umi... Kan babanya juga ganteng..." Afizza melirik sekilas ke arah suaminya sedang Gus Shaka hanya terkekeh lucu.

Aisyah pun sama hal nya ia terkekeh lucu "kalian harus jagain, cucu umi yah!" ujar Aisyah seraya menatap tajam Afizza.

Afizza mengangguk cepat "pasti dong umi... Ya, kan A!" Afizza mendongak.

Gus Shaka mengangguk kecil seraya tersenyum manis, Afizza pun ikut tersenyum lalu melanjutkan perjalanannya.

Setelah beberapa jam...

Kini keluarga Afizza dan juga Gus Shaka telah sampai di tempat tujuan yaitu pesantren Al-mukhlisin. Gus Shaka membukakan pintu mobil Afizza lalu memopongnya.

Setelah sampai di ndalem semua keluarga besar Gus Shaka sudah menunggu dengab senyum mengembang. Kiyai Hasan menghampiri Kiyai Zul lalu saling memeluk, hal itu juga di lakukan oleh Umma Lina dan Juga Umi Aisyah.

Afizza dan Gus Shaka hanya saling melempar pandangan lalu tersenyum bahagia. Gus Shaka mengelus bahu Afizza lembut membuat sang empu mengulum senyumnya menahan salting.

"Aaaaa.... Dede bayi!" pekikan Kiara yang berlari kecil menghampiri Aisyah tentu saja mengalihkan atensi semua keluarga, hal itu membuat Gus Shaka geleng-geleng kepala.

"Oma... Mana dede bayinya!" pekiknya lagi seraya mengedarkan pandangannya mencari objek yang ia cari.

Saat sudah menemukan, ia berlari kecil lalu mengambil bayi mungil itu dari gendongan Kiyai Hasan.

"Iiii... Lucu banget, jadi gemesh aku!" Kiara mencium berkali-kali, hal itu membuat bayi mungil itu menangis.

"Ya Allah... Kia, pelan-pelan dong. Jadi nangis kan!" tegur Lina seraya menggelengkan kepalanya.

Kiara hanya menyengir yang menampilkan gigi kelincinya "afwan jiddah..." Kiara mengelus pelan pipi adiknya.

Gus Shaka yang melihat itu dengan pelan mengambil putranya dari Kiara "biar baba yang gendong..." Kiara memberengut seraya melipat kedua tangannya.

SEPERTIGA MALAMKU (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang