45.Nahkoda Terbaik!

2.5K 126 0
                                    

"Insecure itu bukan karena kalian tidak cantik tapi, karena kalian tidak bisa seperti wanita-wanita yang istiqomah, dan bisa menjaga dirinya dari yang bukan mahram."

-Arshaka El-Zein-

Hari ini, hari kedua hamilnya Afizza, hal itu membuat Gus Shaka siap siaga menjaga wanitanya sebaik mungkin, seperti hal nya sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini, hari kedua hamilnya Afizza, hal itu membuat Gus Shaka siap siaga menjaga wanitanya sebaik mungkin, seperti hal nya sekarang. Afizza ingin mengambil baju di belakang saja tidak boleh hanya mengambil baju padahal, Gus Shaka sungguh membuat Afizza kesal, karena terlalu protektif padahal ia juga bisa menjaga dirinya.

Saat Afizza keluar kamar, Gus Shaka dengan sigap membantu istrinya dengan menggandeng lengan mungilnya, hal itu membuat Afizza geram.

"Aa, kenapa sih ngikutin terus, aku bisa sendiri!" kesal Afizza seraya menghentakkan kakinya lalu melenggang meninggalkan Gus Shaka dengan raut wajah sendu.

Gus Shaka tak menggubris ucapan Afizza ia terus membuntuti Afizza layaknya anak yang membuntuti ibunya, saat Afizza hendak mengambil bumbu di rak atas Gus Shaka hanya menatapnya dengan tersenyum tipis, ia akan membiarkan istrinya itu mengambilnya apakah istrinya itu bisa atau tidak.

"Ih... Kenapa sih tinggi banget" bibir Afizza manyun. Gus Shaka hanya terkekeh lalu menghampiri Afizza.

"Katanya bisa sendiri..." goda Gus Shaka dengan terkekeh.

Afizza yang mendengar itu hanya memutar bola matanya malas "rak nya aja ketinggian, cepet ambilin!" kesal Afizza.

Gus Shaka membungkukkan badannya sambil menatap lekat manik-manik mata indah Afizza "coba minta bantunya yang baik..." titah Gus Shaka dengan tersenyum tipis.

"Aa, tolong ambilin garam di atas dong" ucap Afizza seraya menunjuk ke arah rak itu.

"Boleh. Tapi ada satu syaratnya" Gus Shaka tersenyum.

Afizza memberengut "gini nih, punya suami yang apa-apa selalu aja. Minta syaratnya!" cerca Afizza.

"Yasudah, tidak saya tolong" Gus Shaka terkekeh kecil.

Afizza menghembuskan nafasnya berat "iya iya. Apa syaratnya?" pasrah Afizza dengan mencondongkan wajahnya ke depan.

Gus Shaka tersenyum smirk "malam, saya akan buat kamu cape" Afizza membelalakkan matanya kemudian memukul bahu Gus Shaka.

"Aa, ih... Kok gitu!!" pekik Afizza membuat Gus Shaka kembali terkekeh.

"Bercanda. Yasudah minggir biar, Aa ambilkan!" Gus Shaka terkekeh seraya mengacak gemas puncak kepala Afizza.

SEPERTIGA MALAMKU (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang