47.Hadiah Terindah?

1.7K 97 8
                                    

"Perempuan memang madrasah pertama bagi anaknya, tapi ingat. Madrasah butuh pemimpin yang
tepat."

-Arshaka El-Zein-

Hari ini adalah hari bahagianya Afizza, sebab hari ini adalah tepat hari ulang tahunnya dan hari dimana hamilnya sudah semakin besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari bahagianya Afizza, sebab hari ini adalah tepat hari ulang tahunnya dan hari dimana hamilnya sudah semakin besar. Hal itu tentu saja membuat Afizza semakin di buat semangat untuk menjalani hari ini, ia sudah tak sabar mendapat ucapan dari suami tercintanya.

Pukul 03.05 dini hari Afizza terbangun dengan senyum tipisnya, ia mendongak menatap suaminya yang tertidur lelap dengan wajah teduhnya, senyum manis terbit begitu saja tatkala ia mengelus pipi halus milik suaminya.

"Aa..." panggil Afizza dengan pelan sambil menoel bidang dada suaminya.
Saat Afizza hentak memegang bibir suaminya dengan jari telunjuknya tiba-tiba saja Gus Shaka membuka matanya membuat sang empu tersentak.

"Astagfirullah. Aa mah..." pekiknya seraya memukul pelan dada bidang Gus Shaka.

"Mau apa, hm?" Gus Shaka tersenyum tipis seraya menatap lekat wajah istrinya.

Afizza menggeleng "e-enggak kok, ini aku mau ajak kamu sholat tahajjud.." Gus Shaka manggut-manggut kemudian beranjak dari tempat tidurnya.

Gus Shaka berdiri di pinggir kasur lalu mengulurka tangannya pada Afizza "yasudah. Mari, humairaa..." Afizza mengulum senyumnya, memang benar salah tingkah di sepertiga malam itu tidak enak, tetapi membuat candu bagi Afizza.

Afizza menerima uluran tangan suaminya kemudian beranjak , saat Afizza sudah berdiri di samping Gus Shaka tiba-tiba saja Gus menggendong Afizza ala bridal style membuat sang empu tersentak namun sedetik kemudian ia terkekeh seraya melingkarkan tangannya di leher Gus Shaka.

Saat keduanya sampai di kamar mandi, Gus Shaka menurunkan Afizza dan mempersilahkan Afizza untuk berwudhu lebih dulu.

"Aa dulu aja!" Gus Shaka menggeleng lalu mendorong Afizza pelan membuat sang empu terpaksa mengiyakan.

Kini Afizza sudah kembali dengan Gus Shaka yang sudah siap untuk menjadi imam, dan Afizza yang sudah siap menjadi makmum. Keduanya kini kusyuk melaksanakan sholat tahajjud hingga sampai akhir.

Gus Shaka berbalik seraya tersenyum "sayang... Hafalan kamu sudah sampai mana, hm?" tanya Gus Shaka, pasalnya ia sudah jarang menanyakan hafalan pada istrinya, sebab ia terlalu sibuk pada kesehatan istrinya dan kehamilan pada istrinya.

Afizza menunduk sambil memainkan ujung mukena nya "masih, juz 20..." lirih Afizza.

"Tidak apa-apa, itu sudah jauh lebih baik. Sekarang kita muroja'ah sama-sama yah..." Gus Shaka tersenyum.

SEPERTIGA MALAMKU (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang