24.Kepulangan sang kakak

2.7K 134 1
                                    

"Tetaplah menjadi baik dengan caramu sendiri, walaupun namamu sudah tidak baik dalam cerita orang lain"

-Afizza Shakila Kinanan-






Sejak kepulangan dari pasar malam Afizza sudah tertidur lelap, begitu juga dengan Gus Shaka keduanya kini sudah tertidur lelap. Afizza menjadikan tangan Gus Shaka sebagai bantal sedang Gus Shaka menjadikan Afizza sebagai guling.

Afizza mengerjap-ngerjapkan matanya, yang pertama kali ia lihat adalah suaminya. Ya ia terbangun karena ingin ke kamar mandi, Afizza pelan-pelan melepaskan tangan Gus Shaka yang melingkar di perutnya hingga akhirnya terlepas tanpa membangunkannya.

Ia melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul 03.10 syukurlah ia terbangun karena ia tidak telat untuk mengerjakan sholat tahajjud. Namun sedetik kemudian ia tersadar bahwa ia masih kedatangan tamu.

"Huftt ternyata belum beres" lirih Afizza kemudian berjalan gontai ke arah kamar mandi.

Setelah beberapa menit...

Kini Afizza sudah keluar, ia terkejut saat melihat Gus Shaka yang masih tertidur lelap. Ia menghampiri Gus Shaka kemudian mengusap-usap lengan Gus Shaka lembut.

"Gus" Afizza tersenyum saat melihat wajah teduh suaminya, ia mengelus rambut halus suaminya "Gus Shaka" panggilnya seraya menekan hidung mancung Gus Shaka.

Tak lama ada pergerakan dari suaminya, Gus Shaka membuka matanya seraya tersenyum manis pada Afizza "kenapa, hm" balas Gus Shaka dengan suara khas bangun tidur.

Afizza mengulum senyumnya kemudian beranjak menuju shofa "bangun Gus" Gus Shaka tersenyum kemudian ia merubah posisinya menjadi duduk "sudah" Afizza melirik sekilas Gus Shaka seraya menahan panas pada pipinya.

"Yaudah" Gus Shaka beranjak ia berjalan ke arah Afizza kemudian berjongkok di depan Afizza "bicara yang lembut, coba" titahnya yang hanya mendapat tatapan sinis dari Afizza.

"Gus sholat tahajjud dulu" Gus Shaka tersenyum kemudian bangkit, sebelum ia beranjak ke arah kamar mandi ia mengecup singkat pucuk kepala Afizza membuat sang empu tidak bisa menahan semburat merah di pipinya.

Setelah beberapa menit akhirnya Gus Shaka telah selesai mensucikan dirinya, ia menggelar sajadahnya dan memulai sholatnya dengan kusyuk. Afizza hanya melihat seraya tersenyum manis.

Kini Gus Shaka sudah menyelesaikan sholat tahajjudnya, ia melirik ke arah Afizza yang sedari tadi menatapnya seraya tersenyum.

"Sini" panggil Gus Shaka yang hanya mendapat anggukan dari Afizza. Ia menghampiri Gus Shaka seraya mengernyit bingung.

SEPERTIGA MALAMKU (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang