30.Cinta yang menjadi utuh

2.8K 133 4
                                    

"Perempuan itu hakikatnya di cintai, jadi menikahlah dengan dia yang lebih dulu jatuh cinta padamu, dia yang begitu mencintai karena-Nya"

-Arshaka El-Zein-

Gus Shaka mengakhiri teleponnya, ia menaruh kembali ponselnya kemudian berjalan menghampiri Afizza

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gus Shaka mengakhiri teleponnya, ia menaruh kembali ponselnya kemudian berjalan menghampiri Afizza. Sang empu hanya bisa pasrah lagipula ia yang meminta itu pada suaminya.

Malam ini menjadi malam yang paling indah untuk dua cinta yang menyatu, sedih dan senang menjadi satu sekarang. Tak ada yang perlu di khawatir lagi oleh Gus Shaka, Afizza sudah menjadi milik Gus Shaka seutuhnya, darah daging Gus Shaka sudah ada pada istrinya, ia akan menjaga istrinya sampai maut memisahkan keduanya.

Allah menyatukan keduanya dengan cinta yang kini sudah menjadi utuh, takdir Allah memang indah, walaupun ada kesedihan sebelumnya namun Allah pasti sudah menyiapkan takdir yang indah untuknya.

Sama hal nya yang kini di rasakan Afizza, ia merasa bahagia dan sedih, ia masih belum percaya bahwa Gus Shaka yang selama ini ia kagum kan sekarang sudah menjadi milik Afizza seutuhnya.

"Gus Shaka pelan-pelan" lirih Afizza.

Gus Shaka tersenyum "humairaa, rugi dong kalo pelan, saya sudah mempelajari Qurrotul Uyun sama Fathul Izar jadi tenang saja ya"

¶¶¶

Gus Shaka menahan tawa saat ia melihat cara jalan istrinya, Afizza yang melihat hanya memutar bola matanya malas.

Bruk

Afizza melemparkan bantal pada Gus Shaka membuat Gus Shaka terkekeh seraya mengambil bantal yang istrinya lemparkan. Afizza beranjak namun tiba-tiba Gus Shaka mencekal tangan Afizza.

"Humairaa, saya minta maaf sudah bikin kamu jadi sakit jalannya" menatap Afizza dengan puppy eyes.

Afizza menepis tangan Gus Shaka pelan "Gus Shaka jahat, Afizza gak mau deket-deket sama Gus" sontak saja Gus Shaka tersentak kemudian meraih kembali tangan Afizza.

"Saya minta maaf sekali lagi ya, humairaa" mohon Gus Shaka seraya mencium punggung tangan Afizza.

Afizza lagi lagi menepis tangan Gus Shaka, ia beranjak menuju ke ndalem rasanya ia malas jika terus melihat suaminya, Gus Shaka hanya menatap Afizza dengan tatapan bersalah.

Setelah beberapa menit akhirnya Afizza sampai di ndalem ia mengetuk pintu sambil mengucap salam, tak lama pintu terbuka dengan menampilkan Kiyai hasan "waalaikumsalam, eh putri aba ternyata sini masuk, nak" Afizza mengangguk.

Umma Lina yang melihat cara jalan Afizza hanya terkekeh seraya geleng-geleng kepala, Afizza kini sudah duduk di kursi dengan memegang ciki yang ia bawa dari rumah.

SEPERTIGA MALAMKU (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang