37.Keharmonisan

2.7K 132 3
                                    

"Mungkin cintaku padamu tak seindah surat cinta untuk starla, tapi cintaku padamu lillah hita'ala."

-Arshaka El-Zein-

-Arshaka El-Zein-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Humairaa..."

"Ih... Aa bisa diem dulu gak sih, aku lagi bikin pondasi emangnya gak liat?" balas Afizza ketus.

Gus Shaka terkekeh lucu "yasudah iya sayangku" Afizza hanya memutar bola matanya malas.

Gus Shaka mencekal tangan Afizza saat istrinya mengambil beton di samping, Gus Shaka meraih tangan Afizza seraya tersenyum manis. Afizza yang mendapat perlakuan itu pun hanya bisa mengulum senyumnya.

"Humairaa... Aa minta maaf, maaf karena sudah mengecewakanmu" tuturnya lembut. Afizza hanya menatap suaminya dalam enggan untuk menjawab.

Gus Shaka melepaskan genggaman tangannya Afizza ia beralih mengambil satu persatu beton kemudian ia simpan di bawah kasurnya, Afizza yang melihat itu tersentak, ia mengerucutkan bibirnya kemudian dengan cepat merebahkan tubuhnya lalu membelakangi Gus Shaka.

Gus Shaka yang melihat tingkah menggemaskan istrinya hanya geleng-geleng seraya terkekeh kecil, ia pun ikut merebahkan tubuhnya setelah selesai menyimpan beton, ia merentangkan tangannya di atas batas.

"Ehem... Kamu tidak mau tidur di tangan Aa lagi?" goda Gus Shaka seraya mencolek bahu Afizza.

Afizza menepis colekan tangan Gus Shaka dengan bahunya seakan mengacuhkan Gus Shaka, ia tetap akan terus mendiamkan suaminya sampai ia menceritakan semuanya.

Gus Shaka menghembuskan nafasnya pelan "sayangku, humairaaku, habibatiku, jamilahku, zaujatiku, Aa minta maaf" bujuk Gus Shaka. Afizza kini tak bisa menahan semburat merah di pipinya, ia memegang pipinya yang panas akibat ulah suaminya.

"Dosa loh tidur membelakangi suami" ujar Gus Shaka seraya tersenyum smirk.

Afizza langsung membalikkan tubuhnya dengan mata tertutup, tentu saja ia akan takut apalagi jika sudah menyangkut dosa pasti siapapun akan takut bukan?

"Sini..." ujar Gus Shaka seraya menepuk tangannya.

"Gak mau... Aa nyebelin" bibir Afizza mangun. Gus Shaka tersenyum, kemudian menarik tangan Afizza membuat sang empu tersentak, namun hanya bisa pasrah.

"Humairaa... Sini" Gus Shaka menepuk kembali tangannya. Afizza hanya mengangguk kecil kemudian ia rebahkan kepalanya di atas tangan suaminya dengan cepat Gus Shaka menarik Afizza ke dalam dekapannya.
Tanpa sadar Afizza tersenyum manis seraya terus mendusel di dada bidang suaminya, saat ia sudah mendapatkan tempat ternyamannya ia mendongak seraya menaikkan satu alisnya.

SEPERTIGA MALAMKU (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang