56.Mengikhlaskan

3.4K 132 3
                                    

"Dulu aku berdoa agar bisa memilikimu, tapi sekarang aku berdoa agar bisa mengikhlaskanmu."

-Afizza Shakila Kinanan-

-Afizza Shakila Kinanan-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok tok tok...

"Assalamualaikum.... Umma?" panggil seseorang dari balik pintu.

"Waalaikumsalam..." sahut dari dalam pintu.

Ceklek

Pintu terbuka dengan menampilkan gadis yang tidak pernah pudar kecantikannya.

"Ya Allah Kiara... Umma rindu!" pekik Afizza seraya memeluk Kiara, hal itu membuat sang empu terkekeh lucu.

Kiara membalas pelukan Afizza "Kia juga rindu umma!" Afizza melepaskan pelukannya ia beralih menatap putrinya.

"Maafkan babamu, nak." lirih Afizza dengan mata berkaca-kaca.

Kiara mengangguk kecil "pasti umma, tapi janji umma jangan sedih-sedih lagi... Kasian athar!" Kiara tersenyum manis.

Kiara memang tidak ada di saat pemakaman Gus Shaka, sebab ia tidak ingin terlihat paling terpuruk ia tahu bahwa ada yang lebih terpuruk darinya, ia tidak ingin melihat wajah teduh ayahnya yang kini sudah kembali ke dalam pelukan pemilik sesungguhnya.

Hati Kiara sakit saat mengetahui bahwa ayah yang sudah di anggap seperti ayah kandungnya sendiri sudah wafat, ia hampir saja hilang akal untung saja Kiyai Hasan datang dan bisa membuat Kiara kembali seperti sedia kala.

"Oh iyah... Athar mana umma" Kiara mengedarkan pandangnya ke semua penjuru namun, ia sama sekali tak menemukan keberadaan adiknya itu.

"Ada kok, ayo sini ikut umma!" Afizza berbalik kemudin melenggang pergi.

Kiara mengangguk kemudin mengikuti Afizza dari belakang, saat keduanya di depan pintu kamar si kecil, Kiara tak sengaja melihat pria tampan yang tak lain adalah kakak dari Afizza.

"Athar udah tidur bang?" tanya Afizza seraya menghampii Zayn.

Zayn yang semula membungkin kini ia menegakkan badannya kemudian berbalik menatap Afizza.

"Belum, tuh kamu liat aja" tunjuk Zayn dengan dagunya ke arah si kecil.

Afizza mengangguk kemudian menghampiri putranya, dengan senyum manisnya ia menatap putranya.

"Maa sya Allah... Ganteng sekali kamu nak, seperti baba kamu!" puji Afizza seraya terkekeh lucu.

"Andai aja kita bukan kakak adik, dek!" ujar Kiara yang kini sudah di samping Afizza.

SEPERTIGA MALAMKU (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang