35.Gadis bertopeng

2.2K 118 3
                                    

"La yukallifullahu nafsan illa wus'aha
'Allah tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kemampuannya'

-Ustadz Adi Hidayat-

Afizza kini berada di sebuah gudang tua entah lah ia pun tidak tau, ia mengerjap-ngerjapkan matanya semua penglihatannya terlihat buram ia tak dapat melihat siapapun di sana, bahkan kedua tangan dan kedua kakinya di ikat ia tak bisa memberontak, s...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Afizza kini berada di sebuah gudang tua entah lah ia pun tidak tau, ia mengerjap-ngerjapkan matanya semua penglihatannya terlihat buram ia tak dapat melihat siapapun di sana, bahkan kedua tangan dan kedua kakinya di ikat ia tak bisa memberontak, sesekali ia berteriak namun nihil tak ada satu pun orang yang menolongnya.

"AA..... tolong" lirih Afizza di akhir kalimatnya. Ia sesekali membuka tali yang mengikat tangannya namun tetap tidak bisa.

"TOLONG.... TOLONG SIAPAPUN TOLONG AFIZZA DI SINI" teriak Afizza menggema di seluruh gudang itu, saat Afizza mencoba membuka tali di kakinya samar-samar ia mendengar suara kaki yang berjalan ke arahnya.

Afizza mendongak dengan mata berbinar "tolong... Afizza di sini" Afizza menetralkan detak jantungnya saat ia mendengar suara kaki itu terus mendekat ke arahnya, ia menundukkan pandangannya tatkala ia melihat seseorang di hadapannya dengan memakai topeng di mukanya.

"Hai.... Afizza" sapa seseorang itu seraya membungkukkan badannya untuk menatap Afizza.

Seseorang itu memegang dagu Afizza dengan cepat ia memalingkan wajahnya "tenang aja gue cewe..." ucap seseorang itu yang tau jika Afizza akan mengira bahwa ia laki-laki.

Afizza mendongak tatkala seseorang itu menegakkan tubuhnya "siapa kamu!" seseorang itu mengacuhkan Afizza membuat sang empu geram, jika saja ia tak di ikat sudah pasti seseorang itu akan habis oleh Afizza.

Seseorang itu berdecak "cih. Gausah naif za jadi orang" Afizza mengernyit seraya memandang seseorang itu yang kini sudah bersandar di tembok.
"Cinta boleh, bego jangan" lanjut seseorang itu, hal itu semakin membuat Afizza bingung ia tak mengerti dengan ucapan seseorang yang berada di hadapannya ini.

"Maksud kamu apa sih!" ketus Afizza seraya memutar bola matanya malas.

Prok... Prok...

Tak lama datang dua orang laki-laki memakai masker hitam, laki-laki itu memberikan sapu tangan pada seseorang itu, dengan cepat seseorang itu berjalan ke arah Afizza dan memakainya pada mulut Afizza membuat Afizza tak bisa membuka suara.

"Mmm...."

"Ssstttt" seseorang itu menempelkan jari telunjuknya di bibirnya.

Seseorang itu menarik dagu Afizza agar bisa menatapnya sedang sang empu sudah tak bisa menahan air matanya, Afizza kini sudah menangis ia tak tau harus berbuat apa ya Allah lindungilah hamba lirihnya di dalam hati.

SEPERTIGA MALAMKU (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang