38.Pura-pura?

2.3K 114 9
                                    

"sabar itu adalah merupakan sesuatu yang sangat sulit untuk dilakukan, tetapi sabar itu adalah sesuatu yang sangat luar biasa indahnya"

-Afizza Shakila Kinanan-

Tok tok tok

"Assalamu'alaikum, Hana..."

Ceklek

"Waalaikumsalam, IZA....." balas Hana seraya memeluk Afizza, sedang sang empu di peluk hanya tersenyum seraya mengelus punggung sahabatnya.

Afizza melepaskan pelukannya "Hana, Fatim kemana ya?" tanya Afizza yang sama sekali tidak melihat Fatim.

"Fatim udah gak di sini za" Afizza mengernyit membuat Hana terkekeh dengan cepat ia merangkul Afizza untuk duduk di depan asramanya.

"Fatim udah di keluarin za..."

Deg

Afizza membeku di tempat tatkala mendengar sahabatnya telah di keluarkan, ia memang kecewa tetapi ia tidak ingin sahabatnya di keluarkan dari pesantren, lagi pula Fatim manusia bukanlah manusia tidak luput dari masalah?

Afizza menunduk "ini pasti salah iza, han..." lirihnya, membuat Hana membelalakkan matanya, apa katanya salahnya?

Hana meraih tangan Afizza membuat sang empu mendongak lalu menatap Hana "ini bukan salah iza, emang udah seharusnya Fatim terima konsekuensinya iza... Lagipula kan Fatim udah nyakitin menantu Kiyai, pasti Kiyai marah, siapa sih yang gak marah liat menantu atau istrinya di sakitin kaya gitu, Hana juga kalo jadi Kiyai udah Hana bejek-bejek tuh si Fatim." ucap Hana panjang lebar, namun  ada sedikit kegeraman di akhir kalimatnya.

Afizza terkekeh seraya memukul tangan Hana pelan "hus gak boleh bicara begitu Hana" tegur Afizza lembut.

Hana menyengir menampilkan gigi kelincinya "hehehe berjanda kok" balas Hana seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Afizza hanya geleng-geleng kepala saat mendengar Hana salah mengucapkan kata bercanda menjadi berjanda sungguh sahabatnya ini memang di luar nalar.

"Oh iya... Iza kok gak di rumah, emang Gus Shakanya kemana?" tanya Hana penasaran, pasalnya Afizza sangat jarang sekali ke asrama setelah ia menikah, tentu saja hal itu membuat Hana heran.

"Aa lagi ada kerjaan, iza bosen di rumah jadinya ya ke sini. Sekalian iza ngecek keadaan Hana" balas Afizza. Hana mendengar kalimat pertama yang di ucapan Afizza dengan cepat menahan tawanya dengan tangannya, apa katanya tadi Aa?

SEPERTIGA MALAMKU (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang