12.Diam bukan berarti pendiam

3.3K 142 9
                                    

"Jika yang didepan membuatmu takut dan yang dibelakang membuatmu luka maka lihatlah ke atas, Allah tak pernah gagal menolongmu dalam setiap ujian."

-Afizza Shakila Kinanan-

-Afizza Shakila Kinanan-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Pagi hari ini Afizza di sibukkan dengan tugas sekolah yang ia tinggalkan seminggu yang lalu. Ia harus cepat-cepat mengumpulkan tugasnya karena sebentar lagi ia akan ujian. Ya ujian karena ia sudah kelas 12 aliyah itu sebabnya sekarang ia harus banyak-banyak belajar.

Afizza sedikit kesal dengan suaminya ia sama sekali tidak membantu Afizza. Ia bertanya sedikit saja pasti di ceramahin lah ini lah itu lah itu sebabnya ia kesal dengan suaminya. Gus Shaka terkekeh saat melihat Afizza begitu kebingungan mengisi soal-soal yang di berikan ustadz/ustadzah nya. Lalu ia menghampiri Afizza kemudian ia mengelus lembut pucuk kepala Afizza sang empu mendongak seraya tersenyum manis namun sedetik kemudian senyuman manis Afizza luntur ia kira suaminya merasa kasian kepadanya kemudian ia akan membantunya tetapi itu hanyalah hayalan saja. Sungguh sangat menyebalkan, ingin rasanya ia menggigit Gus Shaka tapi takut berdosa.

Gus Shaka beranjak ke arah dapur ia berniat menyiapkan sarapan untuk Afizza. Gus Shaka bukannya tega membiarkan istrinya kebingungan dan membutuhkan bantuan tapi ia ingin istrinya itu mandiri dan agar bisa memahami pelajarannya. Ia tidak mau istrinya terus mengandalkannya dan menjadi pemalas.

Kini Gus Shaka sedang berperang dengan alat dapurnya, ia akan membuatkan nasi goreng spesial untuk istri tercintanya sebelum berangkat sekolah. Sekarang jam menunjukkan pukul 05.45 cukup lah untuk Gus Shaka dan Afizza sarapan.

Setelah beberapa menit nasi goreng spesialnya kini sudah jadi ia menghidangkan di meja tempat makannya bersama Afizza. Kemudian ia beranjak sebentar untuk memanggil Afizza. Beberapa detik kemudian akhirnya Gus Shaka sampai di depan kamarnya.

Ceklek

"Assalam-, Astagfirullah" Gus Shaka terkejut saat melihat istrinya yang sedang melakukan headstand. Apa-apaan istrinya itu tidak kah ia berpikir dulu sebelum melakukannya.
Gus Shaka menatap tajam istrinya seraya menggelengkan kepalanya "ish ish ish, bangun cepat" ucapnya dengan tegas membuat Afizza menurunkan kakinya kemudian ia terduduk di lantai seraya menunduk.

Gus Shaka berjongkok "Kamu ini apa-apaan Afizza, kalo kamu patah leher bagaimana?" ucapnya seraya menyentil kening istrinya pelan

Afizza mendongak "Gus Shaka do'ain Afizza patah leher?" lirihnya yang kembali menunduk

"Ti-tidak maksud saya itu bahaya, tidak baik kamu melakukan seperti itu. Memangnya buat apa melakukan itu, hm?" tuturnya dengan penuh kelembutan seraya meraih tangan mungil istrinya "saya tidak ridho kalo istri saya kenapa-napa, karena saya lalai menjaganya" lanjutnya membuat detak jantung Afizza memompa lebih cepat kemudian ia menarik pelan tangannya.

SEPERTIGA MALAMKU (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang