27.Lulus

2.4K 135 6
                                    

"setiap takdir yang membuatmu menangis, pasti ada akhir yang manis"

-Arshaka El-Zein-

-Arshaka El-Zein-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Hari ini, hari kelulusan bagi semua santri untuk kelas 12, banyak sekali tamu undangan yang berdatangan untuk merayakan kelulusan anak-anaknya. Termasuk Afizza ia kini sangat bahagia saat melihat orangtuanya berada di sampingnya. Senyum bahagia Afizza kini mulai pudar saat ia tak melihat suaminya. Aisyah melihat raut wajah sedih pada putrinya kemudian ia menghampiri Afizza seraya mengelus punggung putrinya lembut.

"Kenapa, nduk?" Afizza menatap Aisyah dengan mata berkaca-kaca, Aisyah langsung memeluknya "sudah jangan menangis" bujuknya saat merasakan tetesan demi tetesan pada bahunya.

Afizza melepaskan pelukannya ia kembali menatap sang umi dengan tatapan sendunya "Gus Shaka kemana umi?" lirih Afizza. Aisyah pun kini mengedarkan pandangannya mencari suami dari putrinya.

"Suamimu masih ada uru-"

"Gus Shaka gak sayang Afizza" potong Afizza seraya menunduk dalam. Aisyah menggeleng tak membenarkan ucapan Afizza "sssttt tidak boleh berbicara seperti itu" titah Aisyah yang menutup bibir Afizza dengan jari telunjuknya.

Acara demi acara kini sudah berjalan dengan lancar, rasa sedih dan bahagia menjadi satu bagi Afizza, ia sedari tadi tidak melihat keberadaan Gus Shaka entah lah kemana pergi suaminya ia sungguh mengkhawatirkannya.

Afizza berjalan menghampiri mertuanya dengan senyuman yang ia paksa, ia harus sebisa mungkin menyembunyikan kekhawatirannya terhadap suaminya itu di depan mertuanya.

"Assalamu'alaikum, umma, aba" Afizza menyalami mertuanya dengan takzim, Lina mengelus bahu Afizza seraya tersenyum "waalaikumsalam, selamat yah nak." Afizza menatap Lina kemudian memeluknya erat.

Setelah beberapa detik berpelukan dengan umma Afizza kini bergantian menatap Kiyai hasan terlebih dahulu enggan untuk memeluk, Kiyai hasan mengerti dengan Afizza yang terlihat takut untuk memeluknya karena ia berpikir bukan mahram dengan Kiyai Hasan.

Kiyai hasan berdehem "mahram abadi bagi wanita yakni; ayah, anak laki-laki, saudara (kandung), saudara sepersusuan, ayah suami (bapak mertua), dan anak laki-laki (tiri) dari suami. Kiyai merentangkan tanganya pada Afizza membuat sang empu langsung tersenyum kemudian memeluk Kiyai hasan erat.

"Afizza..." Afizza melepaskan pelukannya ia beralih menatap yang tak asing baginya.

"GUS SHAKA!!" Afizza langsung berlari ke dalam pelukan suaminya sontak saja Gus Shaka menahan tubuhnya agar tidak terjatuh ke belakang.

SEPERTIGA MALAMKU (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang