31.Panggilan khusus

2.5K 120 7
                                    

"Cinta terbaik adalah di saat kamu mencintai seseorang yang membuat akhlaqmu semakin baik, jiwamu semakin damai, dan hatimu semakin bijak"

-Afizza Shakila Kinanan-

"Assalamu'alaikum, Gus" Afizza membuka pintu namun ia tak melihat Gus Shaka di rumah, ia rasa Gus Shaka belum pulang dari mesjid

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamu'alaikum, Gus" Afizza membuka pintu namun ia tak melihat Gus Shaka di rumah, ia rasa Gus Shaka belum pulang dari mesjid. Ia akan menunggu suaminya itu untuk pulang, ia yakin suaminya sebentar lagi akan pulang.

Tok tok tok

"Tuh kan pulang" monolog Afizza kemudian menghampiri pintu lalu membukakan pintunya dan benar saja ia melihat Gus Shaka yang tersenyum menis padanya.

Afizza lupa, bukankah ia sedang mengambek pada suaminya pasal semalem, ah ia akan meneruskannya sekarang, Afizza berbalik kemudian berjalan seraya menghentakkan kakinya membuat Gus Shaka terkekeh geli.

Gus Shaka ikut masuk ia menutup pintunya lalu menghampiri Afizza yang kini sudah duduk di sofa. Gus Shaka menatap Afizza dalam membuat sang empu menahan semburat merah pada pipinya.

"Humairaa, zauzati, habibati, sayang, beb, ayang saya minta maaf" pertahanan Afizza hampir runtuh namun ia terus menahannya dengan keras, ia akan terus melihat perjuangan Gus Shaka agar ia memaafkannya, Kira-kira sampai mana?

Afizza beranjak dengan cepat Gus Shaka mencekal Afizza "sayang" lirih Gus Shaka. Afizza memalingkan wajahnya ia sengaja memalingkannya agar tidak ketahuan bahwa ia sedang terkekeh kecil.

"Humairaa, saya tidak sengaja"

Afizza membalikkan wajahnya menjadi menatap Gus Shaka "apa kamu bilang, gak sengaja?" Gus Shaka mengangguk tetapi anggukan itu sangat menggemaskan bagi Afizza.

Afizza memukul lengan Gus Shaka "enak aja gak sengaja, orang sengaja itu bikin Afizza tambah sakit" Afizza mengerucutkan bibirnya.

Gus Shaka menyomot bibir Afizza membuat sang empu membelalakkan matanya "ih Gus Shaka apa-apaan sih" Gus Shaka mengedikkan bahunya seraya memalingkan wajahnya "saya tidak bisa tahan, saat melihat kamu mengerucutkan bibirmu" Afizza mengernyit kemudian menarik wajah Gus Shaka untuk menatapnya.

"Apa tadi?" Gus Shaka menggeleng cepat. Sungguh ia menjadi takut tatkala melihat istrinya galak seperti ini.

Afizza menghembuskan nafasnya berat "ayo makan!" Gus Shaka mengangguk, kemudian mengikuti istrinya menuju meja makan.

Kini keduanya sudah sudah berada di meja makan, Afizza mengambilkan nasi serta lauk pauknya untuk suaminya, Gus Shaka tersenyum sambil terus memperhatikan istrinya yang sibuk memilihkan lauk pauk untuknya.

SEPERTIGA MALAMKU (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang