42.Rencana licik

2.2K 109 1
                                    

"Laki-laki hebat bukan dia yang memiliki banyak cinta, tetapi dia yang menolak kehadiran cinta lain demi mempertahankan satu cinta."

-Afizza Shakila Kinanan-


"Ayah, Neyra mohon"

"Tidak, nak" tolak Bima mentah-mentah, ia memang bisa saja menuruti kemauan anaknya tetapi jika kemauannya yang tidak masuk akal, apakah perlu ia menurutinya?

Neyra menatap sendu sang ayah "ayah, mau kan liat Neyra bahagia?" Bima mengangguk, tentu saja ia ingin melihat putrinya bahagia, seorang ayah mana yang tidak ingin melihat anaknya bahagia?

"Tentu" balas Bima seraya tersenyum manis.

Neyra ikut tersenyum kemudian meraih tangan sang ayah "ayah tau, apa yang membuat Neyra bahagia?" tanya Neyra lagi, yang hanya mendapat gelengan dari Bima.

Neyra beranjak kemudian berjalan ke arah balkon "bahagia Neyra ada pada ayah dan Gus Shaka" lanjutnya seraya tersenyum tipis, mengingat kebersamaannya bersama pria yang ia cintai sejak lama.

Bima menatap punggung putrinya dengan tatapan sendunya "lalu?" Neyra berbalik kemudian berjalan pelan ke arah Bima.

"Dapetin Gus Shaka sekarang susah, jadi Neyra harus pake cara lain" ucap Neyra seraya menatap Bima dengan senyuman smirknya.

"Dengan cara yang kamu bilang tadi?" Neyra mengangguk antusias membuat Bima menggeleng kecil.

"Ayah tidak bisa nak, itu sangat beresiko"

"AKU GAK PEDULI!!" bentaknya lalu mendorong Bima dengan kasar membuat sang empu tersentak kemudian menghampiri Neyra kembali "sa-"

"Kalo ayah gak mau turutin kemauan Neyra, Neyra bakal pergi dari rumah!!" ancamnya dengan menatap tajam Bima. Tentu saja hal itu membuat Bima lagi lagi terkejut dengan cepat ia mengangguk, ayah mana yang tidak takut jika anaknya akan meninggalkannya?

"Iyah nak, iyah... Ayah akan urus semuanya" Neyra tersenyum dengan senyum keberhasilannya lalu memeluk Bima dengan erat "Neyra sayang ayah" ucapnya yang hanya mendapat elusan lembur dari sang ayah. Sebentar lagi Gus, sebentar lagi ucapnya dalam hati seraya tersenyum smirk dengan menautkan tangannya.

¶¶¶

"Huek... Huek..."

Gus Shaka yang mendengar istrinya sedari tadi mual-mual dengan cepat berlari ke arah kamar mandi, Gus Shaka memanggil-manggil istrinya namun tidak dapat sahutan kini merasa khawatir takut sesuatu terjadi pada istrinya.

"Sayang..." panggil Gus Shaka yang kesekian, untunglah pintu terbuka dengan menampilkan gadis cantik yang kini sudah pucat pasi.

"Astagfirullah..." Gus Shaka dengan cepat merangkul Afizza kemudian membawa Afizza ke kasur.

Gus Shaka memegang kening Afizza yang kini sudah sangat panas "humairaa, kita ke rumah sakit saja yah?" Afizza menggeleng kecil membuat Gus Shaka mengangguk pasrah.

SEPERTIGA MALAMKU (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang