Spoiler di novel

1.8K 99 13
                                    

"Di antara perhiasan dunia paling indah adalah anugerah di cintai orang yang mengetahui kekuranganmu tapi tetap mencintaimu, di cintai orang yang lebih baik darimu tapi tetap memilihmu."

-Afizza Shakila Kinanan-

Pagi hari ini Afizza di sibukkan dengan bermain bersama putra kesayangannya, ia sangat beruntung memiliki putra yang pintarnya seperti suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari ini Afizza di sibukkan dengan bermain bersama putra kesayangannya, ia sangat beruntung memiliki putra yang pintarnya seperti suaminya.

Bagaimana tidak membuat Afizza kagum anak berusia satu tahun sudah mengerti apa itu menjaga pandangan, seperti hal nya yang di lakukan Athar anak kesayangan Afizza dan suaminya.

"Una... Iyat deh!" pekikan Athar saat melihat kucing.

Afizza terkekeh tatkala melihat Athar bermain bersama kucingnya di halaman rumah, sungguh itu sangat menggemaskan bagi Afizza.

"Hati-hati sayang..." Afizza berseru ketika ia melihat Athar lari mengejar kucingnya.

Saat Athar mengejar kucingnya ia tak sengaja melihat seorang gadis yang usianya tidak jauh darinya, dengan cepat menunduk melewati gadis itu, hal itu membuat gadis itu mengernyit ia merasa heran kenapa ia menunduk apakah ia sedang mencari sesuatu di bawah?

"Hei!" panggil gadis itu.

Athar yang mendengar itu menghentikan jalannya namun ia tak bergeming ia tetap berdiri seraya menunduk kepalanya dalam.

"Kenapa kamu menunduk, kamu lagi cari sesuatu?" tanya gadis itu penasaran.

Athar hanya menggeleng kemudian melanjutkan jalannya, hal itu membuat gadis yang bernama Amira itu geram, dengan cepat ia menghadang Athar dari depan.

"Kamu bisu!" geram Amira seraya menautkan kedua tangannya di pinggang.

Athar membulatkan matanya namun ia tetap menunduk "acu nda icu!" sarkas Athar di dalam tunduknya.

Amira berdecih kemudian memiringkan wajahnya "aku mau liat wajah kamu.." lirih Amira seraya berusaha melihat wajah Athar, namun sang empu memalingkan wajahnya agar gadis itu tidak dapat melihat wajahnya.

"Inggil!" pekik Athar kemudian melangkahkan kakinya ke samping menghindar dari Amira lalu melenggang meninggalkan Amira yang masih geram padanya.

Athar berlari menghampiri Afizza namun tiba-tiba ia melihat pria yang tak asing baginya berdiri tegak di depan rumahnya.

Matanya membulat tatkala melihat siapa pria yang ia lihat itu, dengan cepat ia berlari menghampiri pria itu.

SEPERTIGA MALAMKU (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang