Sixty Eight

233 42 9
                                    

Jeno dan Jaemin membantu membereskan piring-piring kotor di meja. Keluarga besar mereka baru saja melangsungkan makan malam di kediaman Jung Chilhyun. Sebagai ucapan terima kasih, Chilhyun mengundang Yunho dan Boa untuk datang. Tak hanya mereka, ada Sooyoung yang sengaja diajak oleh Jaehyun.

Jeno membantu Sunghee dan Boa menata alat makan yang telah dicuci. Jaemin dan Sooyoung membersihkan meja. Jangan tanyakan Jaehyun. Ia terjebak dengan obrolan dua ayah di depannya. Meski sesekali matanya mencuri pandang pada Sooyoung yang masih sibuk di meja makan.

Ting tong

"Biar aku buka"

Jaemin beranjak menuju pintu. Sedikit aneh karena ada tamu seusai makan malam. Tidak biasanya keluarga Jung mendapatkan tamu di jam seperti ini.

Tubuh Jaemin membeku begitu mengetahui siapa yang sedang menunggu di luar gerbang. Tangannya ragu untuk menekan tombol dan mempersilakan tamunya masuk. Menyadari tak ada pergerakan dari adiknya, Jaehyun pun mendekat.

"Siapa yang datang?" Tanya Jaehyun.

Sesaat nafasnya tercekat. Sama seperti Jaemin sebelumnya. Tak menyangka masa ini akan datang. Di luar sana ada Taeyong berserta orang tuanya juga Irene sedang menunggu dipersilakan masuk.

Jaehyun menatap Jaemin. Bagaimanapun semua ini berpusat pada si bungsu. Jaehyun takut mengambil langkah yang salah. Membuat Jaemin tak nyaman bahkan terluka.

"Kalian mengizinkan mereka masuk atau tidak?"

Pertanyaan itu membuyarkan lamunan kakak beradik ini. Sooyoung berdiri di samping Jaehyun. Tangannya bergerak hendak menekan tombol agar gerbang terbuka. Ditatapnya lagi Jaehyun dan Jaemin yang belum memberikan jawaban.

"Tak apa jika kalian berdua belum ingin bertemu. Aku akan bicara pada mereka"

***

Kegugupan empat orang itu memuncak begitu gerbang terbuka. Mata Irene membulat tatkala Sooyoung yang muncul untuk membukakan pintu gerbang. Perempuan cantik itu tersenyum ramah.

"Selamat malam" sapa Sooyoung sambil membungkuk sopan.

"Sooyoung, kau di sini?" Tanya Irene sedikit tergagap.

"Sejak sore aku di sini. Jaehyun mengajakku makan malam dengan keluarganya" jawab Sooyoung.

Baik Kyunwoo maupun Sooyeon bingung siapa perempuan ini. Terutama Taeyong yang tak mengenalnya namun pernah melihat Irene dipeluk Sooyoung di ruang persidangan.

"Ah, ini Park Sooyoung. Asisten sekaligus kekasih Jaehyun" jelas Irene. Sooyoung kembali membungkuk dan tersenyum ramah.

"Mari masuk, semuanya ada di dalam" ajak Sooyoung.

Ternyata keputusan Jaehyun dan Jaemin adalah membiarkan tamu mereka masuk. Keluarga besar ini akan bertemu entah dalam suasana seperti apa. Terlebih kesempatan yang ada tak main-main. Keluarga Jung dan keluarga Lee berkumpul.

Taeyong menarik nafas berat. Bagaimana ia bisa melewati semua ini. Namun di dalam lubuk hatinya, ia rela. Taeyong sudah merelakan semuanya. Andai kata ia harus mati malam ini di tangan Jaehyun.

Melihat bagaimana orang tua Taeyong mengelus pundak lelaki kurus nan tampan itu, juga Irene yang mengenggam erat tangan si lelaki membuat Sooyoung terenyuh.

"Eonni, kau lebih mengenal Jaehyun dibanding aku. Ku rasa kau tau apa yang akan Jaehyun lakukan. Jangan khawatir"

"Eum... terima kasih, Park Sooyoung"

***

Bruk

Taeyong menjatuhkan diri di hadapan Jaehyun. Sontak Jaehyun mundur beberapa langkah karena terkejut. Lelaki yang justru lebih tua darinya kini bersipuh dan mulai bersujud di depannya. Tak ada yang bersuara. Termasuk Jeno dan Jaemin yang membuang pandangan mereka ke arah lain.

Beautiful Time (YOU AND I) | Book II ⚠️ON HOLD⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang