Six

2.5K 221 13
                                    

selamat pagi



























Hina terus menunjukkan ekspresi jengkel pada Jaemin yang sejak tadi menahan tawanya. Bagaimana tidak, Hina digoda habis-habisan oleh dua bersaudara itu. Jeno sendiri memilih duduk di samping Jaemin agar terhindar dari tatapan horor Hina.

aku hampir saja menjadikanmu kekasihku tapi aku jatuh cinta pada sahabatmu. Hina, kau ingat pernah menangis malam hari lalu aku memelukmu?

kau mau tukar hyung? aku juga pernah memeluk orang yang membuatmu jatuh cinta.

Menyebalkan bukan? Tapi bagi Jaemin ekspresi 'cemburu' Hina begitu lucu dan menggemaskan.

"sudahlah, itu kan dulu" ucap Jaemin menggenggam tangan Hina.

"tapi kalian berdua menyebalkan" dengus Hina.

Entah mengapa naluri seorang perempuan kembali membara. Hina cemburu, dan ia sangat memahami bahwa dirinya sendiri cemburu pada sang sahabat. Lami.

Mendadak mata Hina berembun dan bibirnya sedikit melengkung ke bawah.

"hei, jangan menangis" kata Jaemin.

"Hina-chan, aku dan Jaemin hanya bercanda. Sungguh" sambung Jeno.

Hina semakin menunduk dalam. Namun genggaman tangannya pada Jaemin semakin erat.

"Jaemin, kau masih mencintai Lami kan? kau masih mengharapkan dia?"

Jaemin dan Jeno sontak saling pandang. Hina benar-benar cemburu, atau lebih tepatnya Hina takut. Hina takut akan menyakiti Jaemin atau Lami karena kehadirannya. Bagaimanapun Hina adalah orang keempat dalam cinta segitiga Jaemin, Lami dan Jeno.

"Hina, bukan begitu" Jeno gelagapan. "maaf bercandaku keterlaluan"

Jaemin malah tersenyum lembut. Mengangkat dagu Hina dan membuat Hina menatap manik karamelnya lekat.

"kau mengenal aku lebih dari orang lain kan? kau mengenal aku dengan cara yang berbeda, benar kan?" tanya Jaemin yang tidak kunjung mendapat jawaban dari Hina. "jawab aku, Hina"

Hina lantas mengangguk.

"kalau begitu kau tau bagaimana aku berbohong dan bagaimana aku jujur?" Hina mengangguk lagi. "Hina, Jung Jaemin mencintai Hina"

Hina membeku. Ia hanya menemukan kejujuran dari manik karamel Jaemin. Lelaki yang berstatus pacarnya itu mengatakan dengan penuh ketulusan. Bahkan Jeno bisa merasakan ketulusan Jaemin terhadap Hina.

"aku menyayangi Lami seperti aku menyayangi Mark hyung. Mereka saudara bagiku. Sedangkan kau memiliki tempat yang berbeda. Ada ruang tersendiri yang hanya diisi olehmu, Hina. Tidak ada yang lain"

Jaemin merengkuh Hina. Mengelus surai Hina dengan penuh kasih sayang. Jeno hanya bisa menatap keduanya dengan teduh. Ia berharap kisah cintanya nanti akan seindah Jaemin dan Hina.

Iya.











Semoga.

***

Jaehyun membanting map yang baru saja diberikan oleh sekretarisnya hingga membuat pria yang akrab disapa Jungwoo itu kaget.

"aku kan sudah bilang pada agensinya agar dia datang tepat waktu. Yang bekerja tidak hanya dia, banyak kru yang bertugas. Apa setelah jadi artis dia tidak punya perasaan?!" ujar Jaehyun uring-uringan.

Bagi Jungwoo itu hal yang wajar jika sang atasan marah. Tidak hanya sekali dua kali Jaehyun akan menunjukkan sisi tegasnya, namun tetap saja membuat Jungwoo bergidik ngeri. Jaehyun akan seperti itu jika kinerja kru maupun artis atau bahkan agensi tidak disiplin. Karena seorang Jung Jaehyun sangat menghargai waktu.

Beautiful Time (YOU AND I) | Book II ⚠️ON HOLD⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang