Keluarga Hina bukanlah keluarga yang terpandang atau berpengaruh, entah di korea atau di jepang. Catur keluarga ini adalah sederhana dan penuh kasih sayang serta kebersamaan meski salah satu anggota keluarga mereka jauh dari sisi mereka. Ayah Hina bekerja di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang toserba. Salah satu toserba terbesar di jepang. Dan ayah Hina adalah orang kepercayaan bosnya.
Semua masih sama. Kebahagiaan masih dimiliki oleh keluarga itu. Hingga akhirnya terkuak bahwa bos perusahaannya telah bekerja sama dengan organisasi terlarang di jepang. Masih dirahasiakan memang, tapi justru ancaman yang di dapatkan orang-orang terdekat para petinggi perusahaan.
Salah satunya adalah ayah Hina. Bisa saja ayahnya terseret dan keluarganya akan terancam keselamatannya. Hingga ayahnya tak mampu berpikir lagi dan membuat kesepakatan agar keluarganya bisa tetap hidup dengan aman. Yaitu menikahkan putrinya dengan pewaris perusahaan tempat ia bekerja.
Bagaimana bisa harus ia yang terjebak. Sedangkan banyak para petinggi lain atau tangan kanan sang pemimpin yang juga memiliki anak perempuan. Jawabannya adalah sang pewaris sendiri yang memilih putrinya sebagai pendamping hidup dan berjanji akan melindungi keluarga Hina dengan cara apapun.
Harapannya adalah Hina atau kakak perempuannya. Namun sayang, lelaki itu justru memilih Hina yang notabennya telah memiliki kekasih bernama Jung Jaemin.
"aku harus bagaimana?"
Hina frustasi. Air matanya bahkan tidak lagi keluar. Ia hanya mengunci pintu dan berdiam diri di kamar. Ponselnya terus berdering sejak semalam, namun ia biarkan. Mungkin beberapa panggilan serta pesan dari Jaemin yang ia dapatkan.
Disisi lain, Jaemin baru sampai di kantor saat makan siang. Itu karena ia harus ke kampus sejak pagi. Sampai di kantor ia langsung menuju cafetaria dan melihat ketiga orang sudah duduk manis dengan makanan masing-masing.
"hai, Jung" sapa Renjun yang pertama kali menyadari kedatangan Jaemin.
"tidak makan?" tanya Haechan yang dijawab gelengan oleh Jaemin.
"sudah berapa gelas kopi yang kau minum dari kemarin, hm?" sindir Jeno melihat Jaemin membawa segelas americano.
"aku mengedit foto semalam" kata Jaemin berusaha membela diri.
"Jaehyun hyung dan aku tidak menyuruhmu kerja rodi. Kau hanya mengedit foto dari nona Park dan dua model lain. Itu pun foto sudah kau sortir. Tidak begitu banyak dan dateline cukup lama untuk mengerjakan. Kau butuh istirahat, Jaem" Jeno mendadak mengomel atau lebih tepatnya menasehati.
Meski tidak dengan nada marah dan justru terdengar begitu sabar, hal itu sudah cukup menyadarkan Jaemin yang ternyata memang seorang workholic. Renjun bangkit, tak berapa lama ia kembali dengan senampan makan siang yang ia sodorkan di depan Jaemin.
"pekerjaanmu banyak kan? jadi makan agar kau punya tenaga" kata Renjun.
"ohohoho, dokter Huang!" seru Haechan yang menggoda Renjun. "makanlah, Jaem. Kalau kau sakit nanti Renjun akan menyuntikmu. Dia kan dokter galak"
"kau mau mati ya?!" erang Renjun. "lagi pula aku tidak mau mengobati kalian"
"kenapa?" tanya Jeno.
"karena aku tidak ingin salah satu dari kalian sakit. Kalian harus selalu baik-baik saja" jawab Renjun.
"eoh... Renjun kau manis sekali" sahut Haechan sambil mencubit pipi Renjun.
"aish, Haechan hentikan!" protes dokter Huang yang semakin jengkel.
Jaemin dan Jeno tertawa kecil melihat perdebatan Haechan dan Renjun. Sesekali Jeno memperhatikan Jaemin yang makan tanpa semangat. Bahkan Jaemin hanya makan sedikit lalu mengaduk-aduk makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Time (YOU AND I) | Book II ⚠️ON HOLD⚠️
FanfictionTidak ada yang bisa menebak takdir kehidupan. Semua ingin menjalani tanpa beban dan penuh keberkahan. Tapi apakah Tuhan memberikan secara cuma-cuma? Before and After of CRASH