Twenty Three

1.6K 186 27
                                    

Lami kembali gusar saat Hina tidak bisa dihubungi lagi. Bahkan Lami sudah pergi ke rumah Hina dan rumah itu nampak kosong. Lami tidak bisa membendung rasa khawatirnya setelah mengetahui permasalahan yang menimpa keluarga Hina.

bip bip bip

Lami terkesiap melihat nama Hina terpampang di layar ponselnya. Sontak Lami menerima panggilan itu dengan semangat dan getar khawatir bercampur menjadi satu.

"Hina?"

"maaf baru menghubungimu. Aku harus mengurus sesuatu"

"kau baik-baik saja kan?"

"iya, aku baik. Jangan khawatir. Em.. Lami?"

"kenapa?"

"bagaimana dengan Jaemin?"

Lami tak lantas menjawab. Jika ingat kandasnya cinta Jaemin dan Hina rasanya ingin sekali Lami memarahi Hina habis-habisan. Tapi Lami tau sahabatnya itu tidak melakukan itu kalau bukan karena masalah gila yang tak sengaja tuan Nakamura ciptakan.

"Lami? kau masih disana?"

"ah ya, Hina. Jaemin... dia tampak seperti vas bunga. Begitu indah dan kokoh namun bisa pecah kapan saja"

"ingin sekali aku datang dan minta maaf padanya"

"jangan lakukan itu jika memang akan benar-benar pergi. Jika kau datang lagi, Jaemin aku lebih sulit melepasmu. Tidak hanya Jaemin yang dalam bahaya, kau dan keluargamu lebih terancam"

"ah, kau benar. Lami, bisa kita bertemu nanti malam?"

"baiklah, katakan saja dimana. Aku akan datang"

"aku akan pergi ke butik. Kau tunggu saja disana"

"em, baiklah. Sampai jumpa nanti malam"

bip

Entah mengapa perasaan Lami tidak tenang. Seperti ada firasat bahwa semua tidak akan berjalan dengan mudah.

***

Karena tak banyak pekerjaan di kantor, Jaehyun melakukan pekerjaannya dari rumah. Hanya Jeno yang pergi ke kantor karena ada rapat devisi yang tidak bisa ia tinggal. Sedangkan Jaemin sedang tidak enak badan.

Jeno baru saja kembali dari kantor untuk mengambil berkasnya yang tertinggal di rumah. Ia juga mengambil beberapa barang yang perlu dibawa karena malam ini dia akan pulang ke rumah Junho. Mengingat paman kesayangannya tinggal disana dan Jeno masih ingin melepas rindu.

Jeno tak sengaja melihat Jaemin yang mengacak-acak laci karena pintu kamar yang tidak tertutup sempurna. Akhirnya tanpa permisi Jeno masuk begitu saja.

"sedang apa, Jaem?" tanya Jeno.

"bukan apa-apa" jawab Jaemin masih sibuk mencari sesuatu dalam laci.

Jeno hanya mengrenyit heran karena Jaemin terlihat anik. Ia juga sudah membuka hampir seluruh laci dan lemari.

"cari pelan-pelan. Coba ingat-ingat kau letakkan barang yang kau cari dimana" ujar Jeno. "mau ku bantu?"

"tidak!" sergah Jaemin membuat Jeno sedikit terpenjat. "ma-maksudku, kau kembali saja ke kantor"

"kau kenapa?" pertanyaan itu justru muncul dalam benak Jeno. "sebenarnya apa yang kau cari hingga seperti ini?" selidik Jeno yang sedikitpun tidak mengalihkan atensi Jaemin.

"mencari ini?"

Kali ini atensi Jaemin teralihkan oleh suara Jaehyun. Betapa terkejutnya Jaemin benda yang ia cari ada dalam genggaman Jaehyun. Bahkan Jeno ikut terkejut kakaknya mengambil barang yang pernah ia lihat di laci Jaemin.

Beautiful Time (YOU AND I) | Book II ⚠️ON HOLD⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang