Twenty Five

1.8K 196 15
                                    

"Kim Lami, ada apa?" tanya Jeno setelah Lami masuk.

Benar, gadis itu menangis sambil menggenggam erat tangan Jeno. Junho dan Boa yang ada disana juga ikut terkejut.

"Jeno, Hina..."

"kenapa dengan Hina?"

"Hina hilang"

"apa?!"

*

*

*

"bagaimana bisa?"

"kami berjanji untuk bertemu di butik. Aku sudah menunggu lebih dari satu jam. Aku cemas dan akhirnya mencari dia. Aku hanya menemukan kalung Hina di halte dan petugas kebersihan bilang ada orang jepang disana satu jam yang lalu, itu adalah Hina"

"kau sudah hubungi orang tuanya?" Lami menggeleng. "kenapa?"

"aku tidak yakin. Aku rasa mereka tau Hina akan dibawa oleh... calon suaminya"

"maksudmu Hina diculik calon suaminya?"

Lami mengangguk. Tangisannya semakin keras. Junho mendekati kedua anak itu. Ia menepuk pundak Jeno dan menatapnya penuh keyakinan.

"apapun yang terjadi orang tua Hina harus tau. Kalian tidak bisa bertindak tanpa sepengetahuan orang tua Hina. Kalian harus menemuinya" ujar Junho.

"tapi, ayah... yang dikatakan Lami benar. Orang tua Hina tunduk pada orang yang membawa Hina" balas Jeno gusar.

"Setidaknya orang tuanya tau. Jika memang mereka diam saja, kalian bisa perkarakan ini. Ayah akan menjadi payung kalian"

"hyung, antar saja mereka ke rumah gadis yang hilang itu" saran Donghae.

Junho menatap Boa sejenak. Merasa tidak enak karena pekerjaannya belum tuntas.

"pergilah, aku akan selesaikan ini" ucap Boa, Junho mengangguk.

***

Junho bersama Jeno dan Lami sampai di depan rumah Hina. Lami yang tidak sabar langsung saja turun dari mobil dan menekan bel berulang kali. Sial sepertinya tidak ada orang di rumah. Jeno dan Junho hanya diam di belakang Lami yang menekan tombol dengan brutal.

lebih dari lima menit, akhirnya pintu pagar rumah Hina terbuka. Menampakkan perempuan cantik yang Lami tau itu bukan ibu Hina. Itu adalah Nakamura Jurina, kakak kandung Hina.

"ada apa? (dalam bahasa jepang)" tanya Jurina.

Lami yang tidak begitu paham dengan bahasa jepang, akhirnya Jeno maju.

"Kami teman Hina" jawab Jeno yang juga berinteraksi dalam bahasa jepang.

"iya, langsung saja katakan ada apa?" tanya Jurina lagi.

"Hina hilang, apa kalian tau?"

Pertanyaan Jeno sukses membuat Jurina tertegun. Ia mengalihkan tatapannya ke arah lain karena merasa terintimidasi dengan tatapan tajam dari Jeno.

"ku rasa anda tau" kata Jeno.

"apa maksudmu adikku hilang?" Jurina mengelak. "jangan ikut campur dan bertindak seakan kalian tau segalanya tentang adikku. Adikku tidak hilang, dia hanya pergi dengan calon suaminya"

"ya anda benar Hina memang pergi dengan calon suaminya. Tapi Hina mendapatkan perlakukan kasar dan lelaki itu membawa Hina secara paksa. Apa itu bukan termasuk penculikan?"

"perhatikan bicaramu itu, tuan muda"

"sayangnya aku tau apa yang terjadi pada Hina. Aku akan melapor ke polisi atas tuduhan penculikan"

Beautiful Time (YOU AND I) | Book II ⚠️ON HOLD⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang