Jaemin keluar dari kamar begitu mendengar derap langkah Jeno. Tadi ia mendapatkan pesan dari Lami mengenai kejadian di restoran saat mereka bertemu Junho dengan seorang wanita. Sejak itu, Jaemin menunggu kedatangan saudaranya dengan cemas.
"Jeno"
brak
Jaemin terpenjat lalu mengelus dada karena terkejut dengan suara bantingan pintu oleh Jeno. Baiklah, Jeno sedang melepas alat bantunya. Ia tidak akan terganggu dengan suara apapun. Tapi naasnya Jaemin yang justru terkejut.
"ada apa?" tanya Jaehyun yang langsung keluar dari kamar setelah ikut terkejut dengan suara gaduh.
"tidak tau. Kata Lami, Jeno sedang marah" jawab Jaemin.
"marah pada Lami?"
"tidak. Pada ayah Junho mungkin?"
"hah? bagaimana bisa?"
"entahlah hyung. Tapi dia memang terlihat sangat marah"
Apa Jeno sudah di rumah?
Jaehyun mengrenyit begitu mendapat pesan dari Junho. Belum sempat membalas, telfon dari Junho lebih dulu muncul.
"ya paman?"
"Jeno di rumah kan?"
"dia baru saja datang"
"syukurlah. Aku titip adikmu itu ya?besok paman akan datang menemuinya"
"iya, paman. Jangan khawatir, ada aku dan Jaemin yang menjaga Jeno"
"terima kasih Jaehyun, Jaemin juga. Selamat malam"
"ya, selamat malam juga paman"
"kenapa hyung?" tanya Jaemin yang begitu penasaran.
"ku rasa jangan bertanya sebelum Jeno sendiri yang menjelaskan pada kita. Ini masalah ayah dan anak. Cukup awasi Jeno saja" ujar Jaehyun.
"tapi dia mengunci pintunya. Jeno juga tidak pakai alat bantu. Dia tidak akan mendengar kalau kita ketuk pintunya"
Benar juga apa kata Jaemin. Jaehyun segera berlari ke kamar orangtuanya. Mengacak acak laci kecil di dekat meja rias Sunghee. Ia menemukan kunci cadangan dari kamar Jeno. Tentu saja Chilhyun punya seluruh kunci cadangan ruangan yang ada.
Tak membuang waktu, Jaehyun membuka pintu kamar Jeno. Menampakkan Jeno yang duduk di meja belajar sambil menatap kosong PC yang sedang menyala. Jaemin hanya melihat dari pintu saat Jaehyun masuk menghampiri Jeno. Jaehyun menepuk pundak Jeno hingga membuyarkan lamunan Jeno.
"hyung!"
Jaehyun menunjukkan kunci cadangan di tangannya. Lalu mengambil kertas dan pulpen di meja Jeno.
jangan kunci pintunya. Jangan berbuat hal aneh, aku dan Jaemin sedang mengawasimu.
Jeno tak bereaksi apa-apa membaca tulisan Jaehyun. Ia hanga lihat kakaknya tersenyum lalu mengelus rambutnya sekali. Dapat Jeno baca dengan jelas gerak bibir Jaehyun yang mengucapkan
"selamat malam"
***
Jeno masih tidak bicara tentang kejadian semalam pada Jaehyun maupun Jaemin. Namun ia bisa bekerja secara profesional. Terbukti meski tidak banyak bicara hari ini, ia masih merespon seluruh rekan kerjanya. Ia juga tertawa saat mendengar lelucon yang diberikan staff lain saat mempersiapkan semuanya.
Hari ini adalah pemotretan untuk katalog kosmetik. Dimana Jaemin ikut andil dalam proyek ini. Jaemin juga merasa senang melihat Jeno yang lebih ceria di lokasi daripada semalam. Sambil menyiapkan kamera dan lensa yang ia pakai nanti, sesekali Jaemin memperhatikan interaksi Jeno dengan staff lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Time (YOU AND I) | Book II ⚠️ON HOLD⚠️
Hayran KurguTidak ada yang bisa menebak takdir kehidupan. Semua ingin menjalani tanpa beban dan penuh keberkahan. Tapi apakah Tuhan memberikan secara cuma-cuma? Before and After of CRASH