Fifty Four

335 40 13
                                    

Comment Juseyooo🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻

*

*

*

Sooyoung menggenggam ponselnya yang berdering, menampakkan nama si lelakinya. Ia melirik Irene yang tengah melipat pakaian. Irene sendiri terkikik geli melihat gerak-gerik Sooyoung yang terlihat lugu.

"Siapa? Pacarmu?" Tanya Irene membuat Sooyoung terpaku. "Angkat saja"

"I-ini presdir Jung" ucap Sooyoung terbata.

Masih terlalu malu mempublikasikan hubungannya dengan Jaehyun. Meskipun sebenarnya Irene sudah tau. Tentu saja dari dua adik kesayangan Jaehyun.

"Iya, angkat saja tidak apa-apa"

Sooyoung mengangguk ragu, lalu ia menggeser icon berwarna hijau. Sembari menempelkan benda pipih itu ke telinganya, Sooyoung masih menatap Irene yang tak melepaskan senyumannya.

"Yeoboseyo, Presdir?"

"Presdir?" Di seberang sana Jaehyun membeo. "Kau di mana? Belum pulang? Aku jemput ya? Ini sudah malam"

"Err... anu- Presdir, aku-"

Melihat Sooyoung yang gelagapan membuat Irene menahan tawanya. Ia lantas menengadahkan tangannya pada Sooyoung, bermaksud meminta ponselnya agar bisa bicara dengan Jaehyun. Dengan penuh keraguan Sooyoung menyodorkan ponselnya pada Irene.

"Park Sooyoung? Sayang? Kau di mana? Kau baik-baik saja kan? Jangan membuatku takut"

Irene tak bisa menahan tawanya. Suara tawa Irene pecah mendengar Jaehyun panik. Sedangkan Sooyoung tertunduk malu, bahkan mukanya sudah merah padam.

Di seberang sana, Jaehyun nampak terkejut mendengar suara tawa itu. Tentu saja Jaehyun hafal. Seketika telinganya pun memerah karena malu.

"Jaehyun, Sooyoung di apartemen ku. Jangan khawatir" ucap Irene.

"Noona..." suara Jaehyun melirih, sudah di pastikan ia salah tingkah di sana.

"Sooyoung aman di sini. Kau sendiri kan yang menyuruh dia menemuiku dan menemaniku? Dasar kau. Kalau kau menyuruhnya maka antar dia, jangan dibiarkan berangkat sendiri. Tega kau seperti itu dengan pacarmu?"

"Noona!"

"Nona Irene!"

Pekik Jaehyun dan Sooyoung bersamaan membuat tawa Irene pecah untuk kedua kalinya. Sepasang kekasih ini sangat lucu menurutnya.

"Kenapa kalian? Tidak mau mengakui satu sama lain? Ck, aku sudah tau. Tak perlu sembunyi, lagi pula tak ada gunanya"

"Noona..."

"Apa Jae? Kau sejak tadi memanggil tapi tidak berbicara apa-apa. Ku kembalikan ponsel Sooyoung"

"Noona, jangan merasa sendiri. Jangan merasa bersalah. Meskipun kita tak pernah bisa melupakan kejadian itu, tapi jangan jadikan itu alasan kita jatuh semakin dalam. Noona harus bangkit. Apapun yang terjadi ke depannya, jangan ada yang berubah lebih buruk. Demi apapun, aku dan kedua adikku tidak membencimu. Justru kami akan marah kalau kau pergi dari hidup kami"

Irene terdiam mendengar rentetan kalimat yang Jaehyun bicarakan. Bagaimana bisa Irene tidak terkurung dalam rasa bersalah, karena semakin Jaehyun dan kedua adiknya menunjukkan kebaikan mereka maka semakin besar rasa bersalah Irene.

Namun di sisi lain, sedikitpun Irene tak pernah menemukan tatapan penuh benci dan dendam dari ketiga lelaki itu. Entah bagaimana orang tua mereka mendidik ketiganya. Yang Irene tau Jaehyun, Jaemin, dan Jeno berhati malaikat.

Beautiful Time (YOU AND I) | Book II ⚠️ON HOLD⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang