Sudah lewat jam makan malam, Jaemin baru sampai rumahnya setelah mengantar Hina pulang. Masa bodoh malam ini Jaemin ugal-ugalan di jalan. Mata Jaemin mengrenyit melihat flatshoes mocha berjajar rapi dengan sepatu Jaehyun dan Jeno di rak sepatu (dekat pintu utama).
"hai, Jaemin!" seru Jaehyun begitu melihat adiknya masuk tanpa berkata apapun.
Jaemin menghentikan langkahnya tanpa berniat mendekat ke tiga orang yang sepertinya sedang meeting. Sangat pekerja keras hingga mereka bekerja malam ini dan mereka sudah berada di rumah, bukan di kantor. Jaemin mengangkat sebelah alisnya seakan bertanya ada apa pada Jaehyun.
"aku beli sushi tadi, ku taruh di kulkas. Kau bisa panaskan-"
"aku sudah makan" potong Jaemin, tentu saja berbohong lalu hendak melangkah kembali.
"makan bersama Hina?"
Skakmat. Pertanyaan Jeno membuat Jaemin menghentikan langkahnya lagi. Lami, gadis itu juga ada disana karena memang dialah yang sedang meeting bersama presdir dan direktur JCorps. Sejak awal Jaemin masuk, Lami sudah merasakan ada yang berbeda dari Jaemin.
Jaemin tersenyum simpul menanggapi pertanyaan Jeno. Lami jadi semakin penasaran kenapa Jaemin justru tersenyum.
"aku makan sendirian" jawab Jaemin.
"hah? tadi ibu bilang kau bertemu Hina?" tanya Jeno lagi.
"iya, kami memang bertemu. Aku baru saja mengantar dia pulang" jelas Jaemin.
"pasti bahagia sekali ya sudah bertemu kekasih, hm?" goda Jaehyun, Jaemin kembali tersenyum namun berbeda dengan sorot mata sendunya.
"aku permisi"
Sepeninggal Jaemin, ketiganya kembali melanjutkan meeting untuk projek terbaru mereka. Dan syukurlah malam ini Lami akan menginap di rumah itupun atas permintaan Sunghee karena besok Lami akan ikut kegiatan sosial Sunghee. Ya kebetulan butik Lami ikut berdonasi dalam kegiatan sosial itu, jadi Lami dan bosnya akan ikut kesana.
Jeno mengantar Lami ke kamar tamu yang terletak di atas, dekat kamarnya dan Jaemin. Saat melewati kamar Jaemin yang pintunya sedikit terbuka, Jeno melirik sebentar. Jaemin sudah tidur pulas dengan posisi terlentang. Melihat itu, Lami semakin takut.
"Jeno" panggil Lami.
"iya?" sahut Jeno.
Lami menarik tangan Jeno untuk segera ke kamar tamu. Lami sudah tau dimana kamarnya karena ini bukan yang pertama dia menginap. Dulu pernah dia menginap bersama Haechan dan Renjun. Atau bahkan saat kakaknya, Minhyung masih ada.
"kau kenapa Lami? gelisah sekali" tanya Jeno.
"Jaemin dan Hina..." kata Lami.
"kenapa?"
"mereka... sudah berakhir"
Jeno tak bereaksi apapun. Dunianya serasa berhenti sekarang. Aneh memang, Jaemin dan Hina yang berakhir untuk apa dia bereaksi berlebihan. Hubungan Jaemin dan Hina bukanlah urusannya.
Tapi permasalahannya, selama ini ia tidak pernah melihat Jaemin dan Hina bertengkar hebat atau berselisih paham. Mereka selalu menunjukkan kemesraan. Malam itu juga Jaemin berkencan dengan Hina dan hari berikutnya mereka tidak pernah bertemu atau berkomunikasi hingga malam ini, Jeno mendengar keduanya telah berakhir. Itu aneh, karena selama itu pula Jaemin terus memikirkan serta mencari keberadaan Hina. Ya, benar. Permasalahannya ada pada Hina.
"ada apa dengan Hina?" tanya Jeno dengan nada datar yang mengintimidasi Lami.
Lami malah menunduk. Ia nampak menggigit bibirnya menahan tangis. Jeno mencengkram bahu Lami meski tidak begitu kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Time (YOU AND I) | Book II ⚠️ON HOLD⚠️
FanfictionTidak ada yang bisa menebak takdir kehidupan. Semua ingin menjalani tanpa beban dan penuh keberkahan. Tapi apakah Tuhan memberikan secara cuma-cuma? Before and After of CRASH