Three

3.6K 302 9
                                    

Akhirnya Jaemin juga yang menemani Jeno jalan-jalan. Ia bahkan rela membolos kuliah pagi ini. Padahal ia harus bertemu dengan dosen pembimbingnya tapi dengan alasan sakit Jaemin bisa lolos dengan mudah.

Jaemin cerdas, sama seperti Jeno dan Jaehyun. Tapi Jaemin berbeda dari kedua kakaknya. Ia menguasai dunia mesin dan elektronik. Jika Jaemin mau mungkin dia bisa menjadi hacker handal. Itulah mengapa Jaemin sangat disukai oleh dosennya dan bisa merayu dosen itu dengan mudah.

"seminggu lagi Renjun pulang. Penelitiannya sudah selesai, tinggal menunggu kelulusan" kata Jaemin sambil fokus menyetir mobilnya.

"wah, dia hebat. Aku juga sempat menghubunginya, dia bilang akan mengambil kuliah lagi di korea" sahut Jeno.

"iya. Dia bilang ingin menjadi dokter ahli bedah. Orangtuanya sudah menetap di korea satu tahun lalu. Jadi dia memutuskan untuk melanjutkan di korea"

"jadi setahun belakangan Renjun di china sendiri?"

Jaemin mengangguk. Sampai di tempat tujuan, Jaemin sudah melihat mobil Haechan terparkir rapi. Ia tersenyum kecil, Haechan pasti akan menggerutu karena menunggu. Padahal biasanya Haechan sendiri yang akan selalu terlambat.

Jeno dan Jaemin memasuki restoran yang bernuansa perpustakaan itu. Keduanya langsung menuju lantai dua setelah memesan. Sudah ada Haechan dan seorang gadis duduk di meja favorite mereka.

"Haechan!" panggil Jeno.

Haechan yang merasa terpanggil sontak berdiri dari duduknya. Ia mengampiri sang sahabat. Padahal terakhir ia bertemu Jeno sekitar enam atau tujuh bulan lalu tapi rasanya ia sudah begitu rindu. Jaemin memilih duduk dan menyapa seseorang yang bersama Haechan.

"Dongsookie anyeong" sapa Jaemin.

"eoh anyeong, Jaeminie" balas Dongsook.

Setelah kedatangan Jeno dan Jaemin, Dongsook berpamitan. Tinggal mereka bertiga yang kini menikmati makanan pesanan mereka. Jeno sengaja melepas alat bantunya karena telinganya sedikit sakit. Kata dokter Yuta, dokter Jeno saat di Jepang itu adalah hal yang lumrah mengingat telinga Jeno yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Melihat Jeno yang sesekali memegang telinga kanannya dengan tanpa sadar sedikit mengerang membuat Jaemin dan Haechan khawatir.

"kenapa?" tanya Haechan sambil memperjelas gerak bibirnya.

"tidak apa" jawab Jeno sambil tersenyum.

"yakin?"

"iya. Beberapa hari belakangan aku tidak nyaman menggunakan alat bantu"

Mereka terdiam, sibuk dengan kegiatan masing masing. Jeno memakan es krim yang tadi ia pesan sambil tangan kanannya memainkam ponsel dengan lincah. Keheningan yang terjadi selama beberapa menit berakhir juga oleh kedatangan seseorang.

"hyung" Jaemin menepuk pundak Jeno.

Tanpa menghiraukan Jaemin, Jeno langsung berdiri melihat seseorang yang datang. Jeno tersenyum lebar menunjukkan betapa senangnya ia melihat seseorang yang datang. Seorang gadis tentu saja. Jeno memakai lagi alat bantunya dan mendekati gadis itu.

"Lama tidak bertemu, Lami" ucap Jeno.

Yang diajak bicara tidak mampu membalas dengan kata-kata. Lami, gadis itu nampak berkaca-kaca melihat Jeno di hadapannya.

"boleh aku memelukmu?" tanya Jeno, Lami mengangguk.

Keduanya saling berpelukan melepas rindu. Jaemin dan Haechan senang melihatnya.

"kau baik-baik saja kan? aku sangat merindukanmu, Jeno"

"iya aku baik-baik saja. Aku juga merindukanmu. Senang rasanya bisa bertemu denganmu hari ini"

Jeno dan Lami duduk dan hanya berdiam selama beberapa menit. Tidak ada yang mereka bicarakan, saling tatap dan tersenyum kecil. Terlalu banyak yang ingin mereka bicarakan hingga akhirnya mereka bingung mengeluarkan pikiran dan perasaannya.

"ehem" Jeno berdehem. "selama aku pergi, Jaemin tidak menganggumu kan?" tanya Jeno.

"mana mungkin dia berani mengangguku" gurau Lami, sedangkan yang dibicarakan nampak memutar bola matanya.

"Lami?"

"hm?"

"apa kau sudah memiliki kekasih sekarang?"

*
*
*

tbc

Beautiful Time (YOU AND I) | Book II ⚠️ON HOLD⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang