Twenty Nine

1.8K 186 25
                                    

Jaehyun mulai membuka matanya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali menyesuaikan cahaya yang masuk dalam pandangannya. Ia harap ini bukan mimpi mendapati Sooyoung di sampingnya sedang mengenggam tangannya erat.

"Park Sooyoung" lirih Jaehyun disertai ringisan sakit merasakan perih yang tiba-tiba menjalar di bagian perutnya.

"presdir? anda sudah bangun?" kata Sooyoung.

Perempuan itu sudah akan keluar memanggil dokter tapi Jaehyun menahannya agar tidak pergi.

"sakitnya... jadi ini bukan mimpi?" gumam Jaehyun.

Sooyoung kembali duduk. Masih dengan tangan keduanya yang masih bertautan.

"kau tidak sedang mimpi, ini aku Park Sooyoung"

"ah... benar"

Jaehyun ingin sekali bergerak tapi rasa sakit yang berpusat di perutnya membuat ia tidak bisa bergerak. Tangannya yang tadinya menggenggam tangan Sooyoung kini beralih meraba bagian perutnya yang terasa perih. Benar saja ia merasakan sesuatu yang mengganjal, seperti sebuah perban.

"apa mereka tidak memberiku obat? kenapa perih sekali" gerutu Jaehyun.

"aku akan panggilkan dokter" ucap Sooyoung.

"tidak perlu, tetaplah disini" tolak Jaehyun. "kau tak apa?"

"aku?"

"hm... kau baik-baik saja?"

Sooyoung terdiam sejenak. Tak menyangka Jaehyun justru menanyakan bagaimana keadaannya sekarang, sedangkan Jaehyun sendiri dalam keadaan terluka cukup parah seperti ini.

"aku baik-baik saja karena anda melindungiku" tutur Sooyoung membuat Jaehyun tersenyum.

"syukurlah"

Tanpa diketahui oleh keduanya, Irene menguping di balik pintu. Sudut bibir Irene tertarik ke atas merasakan kebahagiaan baru dalam hatinya. Jaehyun dan seorang perempuan yang Irene yakin adalah orang baik. Tak ingin lama-lama, Irene mengetuk pintu dan masuk ke ruang rawat Jaehyun dengan senyuman.

"noona"

Sooyoung terdiam saat Jaehyun memanggil Irene dengan sebutan noona. Ternyata benar mereka bersahabat bahkan selayaknya saudara.

"sudah bangun? sudah panggil dokter?" tanya Irene.

"tidak perlu, aku baik-baik saja. Biarkan nanti dokter datang dengan sendirinya. Noona sejak kapan disini?" balas Jaehyun masih dengan suara serak dan lemas.

"sejak semalam. Aku menelpon mu tapi Jeno yang mengangkat telponku. Aku menyuruh ayah dan ibumu juga Jaemin Jeno pulang. Mereka perlu istirahat. Terutama kedua adikmu"

Sooyoung merasa menjadi orang ketiga. Dengan sadar diri ia beranjak dari kursi.

"kau mau kerja?" tanya Jaehyun.

"iya presdir"

"ambil libur, kejadian kemarin... ku pikir kau masih butuh ketenangan"

"aku baik-baik saja. Aku akan ke kantor karena banyak yang harus dikerjakan"

Sebenarnya Jaehyun berharap Sooyoung akan lebih lama disini menemaninya.

Sepeninggal Sooyoung, tinggal Jaehyun dan Irene. Melihat Jaehyun yang nampak tak nyaman dengan dengan posisi tidurnya, Irene begitu peka dengan membantu Jaehyun sedikit bergeser dan membenarkan letak kepalanya.

"rasanya aku tidak pernah melihatmu sakit. Tapi tiba-tiba kau seperti ini" gerutu Irene. "dan kau terbaring disini karena melindungi seseorang"

"noona"

Beautiful Time (YOU AND I) | Book II ⚠️ON HOLD⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang