CHAPTER 3|| KRYSTALINE ALDARA

3.8K 62 3
                                    

[ HAPPY READING ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ HAPPY READING ]

***

Suasana ruangan kelas 12 IPS 1 tampak hening. Di depan sana seorang guru wanita berumur sekitar 40 tahun tengah duduk di kursi guru. Ia memantau satu persatu murid-murid dengan mata tajamnya. Sebuah mistar panjang yang sudah menjadi andalannya sejak ia mengajar di Alexander High School.

Diantara 40 murid, tampak 6 orang murid laki-laki yang duduk berdekatan tengah saling mengkode satu sama lain.

Di sana tampak Faril mengerutkan keningnya ketika Fero memperlihatkan angka yang sengaja cowok itu tulis di telapak tangannya.

" Apaan itu? Gue kagak ngerti dodol! " tanya Faril sembari berbisik pelan, takut ketahuan Bu Rere yang malah akan berakibat fatal untuk nilai nya.

Fero rasanya ingin menggeplak tengkuk leher temannya itu. Angka telapak tangannya cukup jelas 12x⁴ + 7 scs, namun Faril tak paham juga.

Bara yang notabenenya cowok cukup pintar hanya geleng-geleng kepala melihat teman-temannya yang lain.

Ia mengisi soal dengan santai, beberapa saat kemudian pasti bahunya di congkel Bastian dari belakang, sementara Satria, Darel, dan Faril hanya akan menyalin jawaban yang Bastian dapatkan dari Bara.

Tanpa terasa sudah 2 jam lamanya ulangan itu berlangsung. Kini Bu Rere tampak berjalan mengumpulkan satu persatu kertas.

Setelah semua kertas sudah terkumpul, guru itu menatap seluruh murid nya.

" Baik anak-anak Ulangan Matematika kali ini selesai. Nilai kalian akan saya bagikan Minggu depan. Jika ada yang merasa kekurangan, maka bisa hubungi saya langsung ke kantor. Terimah kasih atas kerja samanya. "

Hembusan nafas terdengar dari setiap murid. Mereka mengistirahatkan tubuh dengan bersandar pada kursi dan memejamkan mata, sebagian ada yang memilih tiduran di lantai dan sebagian memilih duduk melingkar guna bergosip yang sudah pasti itu murid-murid perempuan.

" Sialan, otak gue terkuras anjirr, itu soalnya apaan dah. 2+6⁴ pakai pangkat, bikin gue pusing. "

" Itu otak lo yang beku. " Satria menyindir Faril yang mengoceh tentang ulangan.

Faril melotot tak terima, " Sialan juga lo, kek otak lo lancar aja. Padahal mah sama bego nya hahahah!!! "

Satria kicep, ia tak bersuara lagi. Hal itu menimbulkan tawa kecil dari Bastian dan Bara. " Muka lo tertekan amat Sat. "

" Cosplay dia jadi orang bisu. "

Bruk ...

Kesabaran Satria habis, ia menggeplak kepala Bastian dengan keras, " Setan juga lo. " Bastian mengusap kepalanya yang menjadi sasaran kekesalan Satria.

" Mending ke kantin deh, panas ni, butuh yang dingin-dingin. "

" Setuju !!! "

Mereka sontak langsung berdiri dengan Satria yang masih memasang wajah permusuhan pada Faril dan Bastian.

Beginilah mereka, jika sudah berkumpul bersama maka pasti jiwa cool sudah tak ada artinya lagi. Tapi lain cerita kalo lagi sama manusia-manusia yang ga penting buat mereka.

***

Kantin

" Ini padahal jam ke 3 kok rame bener ? " tanya Fero sambil mengunyah mie goreng seafood nya.

" Anak IPA 4 olahraga, lo ga liat mereka pake pakaian olahraga? "

Di kantin tampak lumayan ramai. Ada sebagian murid berseragam namun di dominasi oleh murid yang memakai pakaian olahraga.

" Lo tau Adara, Bar? " pertanyaan Bastian membuat Bara mendongak, ia hanya menyeruput es nya sedari tadi. Menikmati dinginnya es yang masuk ke tenggorokannya.

" Siapa? " Faril, Fero, Satria dan Darel sontak mengumpat pelan.

" Lo ga kenal Adara Bar? Seriusan? Lo sekolah disini apa kagak sih? "

Bastian geleng-geleng kepala tak habis pikir dengan Bara.

" Gue beneran ga tau anjir, siapa emang? Pacar lo? " tawa Darel pecah mendengar kata ' Pacar lo ' yang di ucapkan Bara pada Bastian.

" Mana bisa ni kutu air dapatin spek bidadari. Yang ada bidadari nya lari kebirit- birit, Hahahah! "

Bastian memutar bola matanya malas, " Diem mulut lo bau terasi. ".

" Hahahah, anjayyy, terasi ga tuh? Hahah. "

" Pengen gue operasi tu bibir lo. Kesel gue. " ucap Darel.

" Emang tu cewek siapa sih, gue ga pernah denger namanya. "

" Primadona AHS, lo beneran ga tau dia? " tanya Satria santai.

Gelengan kepala Bara sudah cukup meyakinkan jika memang cowok itu tak mengenali siapa sosok Adara.

" Itu dia. "

Bara mengikuti arah tunjuk Fero, cowok itu mengamati dengan sorot mata tajamnya dimana 2 orang gadis dengan pakaian olahraga yang berjarak 5 meter dari mejanya tengah mengobrol santai.

" Yang mana? Rambut sebahu? " tanya Bara penasaran. Jujur saja ia tidak berminat, namun obrolan teman-temannya sedikit membuat nya penasaran.

" Bukan elah, yang rambut sebahu itumah sahabatnya si Adara, Jessi namanya. Kalo si Adara, namanya Krystaline Aldara yang rambutnya panjang noh, warna coklat item, tapi ngebelakangin kita sih, jadinya mukanya ga keliatan. " terang Darel panjang lebar.

" Owh. "

Jawaban itu membuat 5 sahabatnya menghembuskan nafas pasrah, tak ada gunanya membahas wanita pada seorang Elbarano. Bara sama sekali tak tertarik. Membahas wanita saja rasanya percuma dengan sangat cuma-cuma.

Sedangkan di meja Adara dan Jessi.

" Ra, kok itu geng nya Bara ngeliatin ke sini terus? "

Adara menatap sahabatnya, " Lo serius? "

" Hemm, Keknya mereka merhatiin meja kita deh, gue liatin dari tadi. Jangan-jangan mereka lagi ngobrolin kita Ra, ? " wajah sok dramatis Jessi membuat Adara jengah.

" Kali aja mereka lagi bahas apa gitu, lo mah kepedean banget elah. "

" Enggak Ra, coba lo balik badan dikit aja deh, terus lihat ke meja mereka. Suerr. "

Dengan santai Adara mengiyakan, gadis itu memutar lehernya dengan badan yang sedikit ikut berputar. Melihat sekumpulan cowok-cowok yang duduk rapi di kuris masing-masing. Netra Adara terhenti saat Bara juga menatap dirinya. Tatapan mereka beradu selama beberapa detik sebelum Adara memutusnya dan kembali memposisikan tubuhnya seperti semula.

" Kan gue bilang juga apa, mereka ngeliatin kesini terus. "

Adara menetralkan detak jantungnya yang tiba-tiba berdegup kencang.

Jessi menoel pipi Adara, " Dara? Are you ok? "

Adara membalas tatapan Jessi, " hemmm, gue juga bingung, mereka bahas apaan. Mending kita cabut Jess, bel uda bunyi tu. " jawab nya, saat suara bel pergantian jam pelajaran sudah terdengar.

Akhirnya kedua gadis itu berlalu dari kantin dengan perasaan campur aduk. Siapa tidak menahan salting di tatap oleh para cogan nya AHS, jika mungkin mereka adalah fans setia, pasti saat ini Adara dan Jessi sudah pingsan mendadak.

Tak jauh berbeda dengan Adara, Bara juga merasakan perasaan berbeda dengan tatapan mata gadis itu.

" Gue bilang apa, tu cewek emang cakep nya ga ada otak. " Bara menoleh, diam-diam ia mengiyakan ucapan sahabatnya walaupun hanya dalam hati. Senyum tipis-sangat tipis terukir di bibir nya yang seksi. Tanpa mereka sadari, ia mengucapkan satu nama di bibir nya,

Krystaline Aldara!

oOo

⚔️⚔️⚔️

ELBARANO✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang