CHAPTER 56|| MERELAKAN

817 19 5
                                    

[ HAPPY READING ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ HAPPY READING ]

***

Melisa melangkah cepat. Wanita itu mendapatkan telepon dari bi Inah yang memberi kabar bahwa Adara kembali masuk rumah sakit. Dan kabar itu membuat Melisa yang semula perjalanan bisnis ke Singapura memutuskan kembali malam itu juga.

" Bara? "

Bara yang semula menundukkan kepalanya mendongak saat mendengar suara, dan ternyata itu adalah Melisa.

Cowok itu lantas berdiri, " Bagaimana anak Tante Bara? " tanya wanita itu dengan raut kekhawatiran yang dapat Bara rasakan.

Cowok itu menghela nafas berat. " Adara pingsan di makam om Ronald. "

Melisa menutup mulutnya, wanita itu hampir saja terhuyung, beruntungnya Bara segera menahan Melisa.

" Tante tidak apa, " Bara mengangguk tipis.

Saat Melisa sudah duduk di kursi, cowok tampan itu juga ikut duduk di sebelahnya.

" Bagaimana mungkin Adara bisa mengetahui hal ini secepatnya itu. " ucap Melisa penuh ketidak percayaan.

Bara mendengarkan Melisa. Hanya saja tatapan cowok itu tetap penuh kedinginan dan hanya menyorot dinding yang ada di hadapannya.

Tap... Tap...

Keduanya sama-sama menoleh saat terdengar langkah kaki. Ternyata Jessica, gadis itu berjalan beriringan bersama dengan Ratu.

" Tante? " panggil Jessi.

Melisa berdiri dan memeluk Jessica. Air mata wanita itu tumpah, " Tante gagal Jes, harusnya Tante yang memberitahukan hal itu pada Adara, tapi faktanya justru orang lain lah yang memberi tahu anak itu. "

Jessi mengangguk tipis, " Tante ga perlu terlalu mikirin itu. Jessi yakin, Adara pasti bisa ngerti kenapa kita ga ngasih tau kebenaran ini dihari saat dia keluar dari rumah sakit. "

Melisa mengangguk, pelukan keduanya terlepas. Ratu hanya mampu menampilkan raut sendunya.

Ceklek...

" Maaf permisi, keluarga dari nona Adara? " tanya seorang dokter.

" Saya mama nya dok, bagaimana keadaan putri saya? " tanya Melisa dengan wajah khawatir.

Dokter itu tersenyum tipis, " Adara sudah siuman Bu, dan akan kami pindahkan ke ruang rawat, jika kondisinya sudah membaik dalam beberapa jam ini, Adara sudah boleh di bawa kembali ke rumah. "

ELBARANO✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang