CHAPTER 46|| ZERVANOS

664 14 1
                                    

[ HAPPY READING ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ HAPPY READING ]

***

Kamar bernuansa abu tua itu masih terasa sangat sunyi. Pemilik kamar masih setia memejamkan mata. Padahal jam sudah bergerak ke angka 10 pagi, namun Bara, masih santai tertidur.

Cahaya juga sudah masuk melalui sela-sela jendela kamarnya. Tak lama dering telepon mengusik tidurnya. Meski dengan mata yang masih terpejam, Bara tetap meraba nakas untuk mengambil ponselnya yang terus berbunyi.

" Hem? "

" Bar, demi apa lo ga masuk pagi ini? "

" Gue emang ga masuk. " jawab Bara santai, lalu segera mematikan telepon. Ia tak terlalu banyak mengobrol yang hanya akan membuat rencananya berantakan.

Keberangkatan Bara juga di percepat, siang ini jam 2 nanti, ia akan langsung menuju bandara untuk mulai terbang ke kediaman opa Lorenzo. Itu artinya ia masih punya waktu 4 jam lagi.

" Huftt... "

Bara duduk di tepi kasurnya. Matanya menatap jendela kamar, yang sudah menampilkan langit cerah tentunya di balik gorden itu.

Bara lalu menatap ponselnya lagi, beberapa pesan masuk dari Adara di sana. Namun tak ada niatan untuknya membalas. Bara hanya tak ingin membuat Adara justru terkejut dengan keberangkatannya. Jadi lebih baik, ia tak memberi kabar apapun, gadis itu juga pasti mengira Bara tengah ada urusan penting.

Namun, pikirannya tiba-tiba berkelana. Ia tak tahu akan berapa lama ia berada di luar negri dan pasti Venus akan kembali membuat masalah jika sampai mereka tak melihat keberadaannya di antara para sahabat nya yang lain.

" Enggak, gue harus siapin penjaga buat awasin Adara, selama gue gak ada di sini. " monolog nya.

Lalu Bara bangkit, sambil mengotak atik ponselnya. Tak lama ia menempelkan benda pipih itu di telinga kirinya.

" Siapin 10 anggota buat jagain basecamp gue dan 5 buat jagain dan awasin gadis gue. "

Selesai mengucapkan kalimat itu, Bara lantas membalikkan badannya, menaruh ponsel di atas nakas dan masuk ke kamar mandi untuk mulai bersiap.

***

Disisi lain, kini Adara tengah mencak-mencak sendiri sejak tadi. Jessi yang terus mendengar ocehan dari sahabatnya itu lantas menatap Adara dengan wajah malas.

" Ra? Bisa ga sih lo ga usah mencak-mencak terus? Panas banget kuping gue. "

Adara tak memperdulikannya, " Diem lo, gue lagi ga mood. " jawab gadis itu judes.

Jessi yang sudah kehabisan akal untuk membuat Adara berhenti mengoceh pun akhirnya menyerah. Menarik nafas pasrah dan memilih melipat tangannya lalu menidurkan kepalanya di atas meja dengan tangan sebagai bantalan.

ELBARANO✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang