Sore menjelang petang di Bandara Internasional Jeju. 2 laki-laki dengan style tertutup namun masih terlihat tampan sedang berjalan santai menuju parkiran.
"Hyung kita mau kemana?" tanya Jimin.
"Kita ke villa keluargaku dulu menaruh barang-barang ini" jawab Jin.
"Tapi aku lapar Hyung" rengek Jimin sambil mengelus perutnya.
"Ya Jiminah kau sebelum berangkat sudah makan, nanti malam kita masak" Jin yang setengah emosi hanya dibalas tawa oleh Jimin.•••••
Malam itu restoran sangat ramai pengunjung. Hingga harus tutup lebih cepat dari biasanya.
"Hari ini sangat melahkan sekali" ucap beberapa karyawan restoran.
"Benar sekali badanku seperti mau copot" saut Seulgi asisten Irene.
"Kalian boleh pulang duluan jika sudah selesai" celetuk Irene yang masih menghitung buku pemasukan.
"Ya eonni kau mau sampai jam berapa disini sendirian nanti" sahut Seulgi seperti adik sendiri.
"Tak apa tenanglah ini kurang sedikit lagi" senyum kecil Irene.•••••
Malam itu disebuah minimarket kecil Jimin masuk dengan tenang. Dia tampak bingung menyusuri rak untuk membeli kecap asin pesanan Jin. Tampak dia ragu ingin mengambil yang merek mana. Tak jauh dari Jimin ada seorang gadis sedang melihat jejeran saus.
"Please jangan keluar dulu" sahut gadis itu sembari memegang hidungnya.
Jimin yang melihat tetesan darah di lantai dan tangan gadis itu sontak kaget. Jimin langsung berlari mencari rak tisu.
Saat kembali Jimin lebih kaget lagi gadis tadi sudah pingsan di lantai. Sambil menepuk-nepuk pipi chubby gadis itu dan menyeka darah bekas mimisannya.
"Haloo apa kau pingsan?" tanya Jimin dengan panik.
Dengan cepat Jimin mengangkat tubuh gadis itu dan masuk ke dalam mobil dibantu oleh penjaga mini market.•••••
"Yaa Jiminah kau dimana? Aku hanya menyuruhmu beli kecap asin bukan membuatnya" tanya Jin setengah emosi.
"Ooo Hyung maafkan aku sekarang aku sedang di Rumah Sakit" jawab Jimin lirih.
"Kau kenapa Jiminah? Aku akan kesana kasih tau rumah sakit mana" panik Jin.
"Tak usah Hyung aku akan pulang segera setelah urusanku selesai, tak usah khawatir. Nanti aku akan cerita" jawab Jimin yang berusaha menenangkan Jin dan langsung menutup telfonnya.
"Maaf aku sudah merepotkan mu" tiba-tiba gadis pingsan tadi terbangun.
"Bukan jadi masalah, apa kau sudah baikan?" tanya Jimin khawatir.
Gadis itu hanya mengangguk menandakan dia sudah baikan. Karena diagnosis dari dokter hanya kecapekan.
"Baiklah aku akan pulang, karna Hyungku sudah menunggu" ijin Jimin.
"Tunggu sebagai gantinya datanglah ke restoran tempatku berkerja, aku akan mentraktir mu" tawaran gadis itu sembari mencatat nama restoran dan memberikan ke Jimin.
"Baiklah, aku pamit dulu" saut Jimin buru-buru.
"Khamsahamnida" senyum gadis tadi.
-----Seulgi
-----
Haloo guys maaf masih ada beberapa revisi, btw Festa tahun ini dipeluk/hand shake sama Jin. Kalian pilih yang mana??
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Jeju
FanfictionSeorang Chef wanita bernama Irene yang bertemu dengan seorang laki-laki yang menyembunyikan identitasnya sebagain Idol bernama Jin. Bisakah mereka bersatu tanpa tercium publik??