LUKA LAMA

116 16 6
                                    

Irene yang sedang bersantai di ruang tamu berjalan tertatih ke arah pintu saat mendengar ada orang yg mengetuk pintu rumahnya.

Irene yang sedang bersantai di ruang tamu berjalan tertatih ke arah pintu saat mendengar ada orang yg mengetuk pintu rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jin!" kaget Irene.
"Aku mengkhawatirkan mu, makanya aku kesini" ucap Jin sambil melihat kaki Irene.
"Siapa tamunya sayang" tanya Eomma Irene mendekat.
"Iii ini Eomma" gugup Irene.
"Annyeonghaseyo Jin imnida" sapa Jin.
"Annyeong tampan sekali" jawab Eomma sambil melirik Irene.
"Bunga itu untuk Eomma atau Irene?" tanya Eomma meledek.
"Ohh iya ini untuk Eomma, saya membawakan untuk Eomma" jawab Jin kikuk sambil mengasihkan buquet bunga yang aslinya untuk Irene ke Eomma.
"Cantik sekali.. putriku lihatlah Jin memanggilku Eomma" ledek Eomma.
Jin dan Irene hanya tertawa kikuk.
"Jika tidak boleh saya akan menggunakan Bibi saja, apa boleh?" sahut Jin tidak enak.
"Eomma saja, tidak keberatan apalagi yang manggil tampan sepertimu" goda Eomma Irene sambil melihat ke putrinya.
"Silahkan masuk Jin" ajak Eomma.

•••••

"Sudah makan malam Jin?" tanya Eomma.
"Belum Eomma" jawab Jin tak enak.
"Tepat sekali.. kita juga belum makan kan putriku?? gimana kalau kita dinner bareng" tawar Eomma.
Jin dan Irene hanya bertatap-tatapan.
"Kaki ku sakit Eomma" rengek Irene.
"Maksutnya kita dinner di rumah saja putriku. Kan ada Chef Irene. Tidak perlu jauh-jauh ke restoran. Ya kan Jin?" ide Eomma cemerlang.
"Jika sa.. Irene tidak keberatan saya mau saja Eomma" hampir saja Jin keceplosan.
"Eomma tapi kan kakiku masih sakit" rengek Irene.
"Akan ku bantu" tawar Jin.
"Kan ada bibi, nanti dibantu bibi" ide Eomma tidak pernah habis.
Irene tidak membantah lagi. Perlahan tertatih dia berjalan ke arah dapur.

•••••

"Putri Eomma memang sedikit manja, tapi dia cantik kan?" tanya Eomma.
"Iya Eomma" jawab Jin gugup.
"Jin tinggal di Jeju??" tanya Eomma.
"Tidak Eomma aku di Seoul, dan bekerja disana" jawab Jin jujur.
"Bekerja apa Jin?" tanya Eomma penasaran.
"Aku bekerja disebuah agensi Eomma" Jin jawab ragu.
"Appa Irene juga kerja di Seoul" terang Eomma.

"Kalau boleh tau lantas kenapa Eomma dan Irene memilih tinggal di Jeju bukan di Seoul?" tanya Jin penasaran.
"Dulu kami sempat menetap di Seoul. Saat SMA Irene ingin pindah dari Seoul. Dan akhirnya Eomma memutuskan di Jeju saja mengikutinya. Karna Eomma fikir Jeju tidak terlalu jauh dr Seoul dan bagus untuk berbisnis" Eomma sedikit flashback mengingat masa itu.

"Kenapa Irene yang ingin pindah Eomma?" Jin mulai mencari tau.
Sejenak Eomma menengok keadaan dan sedikit mengecilkan suara.
"Irene patah hati" bisik Eomma.
"Patah hati Eomma?" tanya Jin tak percaya.

"Irene dulu pernah punya teman masa kecil. Mereka dekat sekali sejak sekolah dasar. Menurut Eomma yah seperti cinta monyet waktu masih kecil. Sampai akhirnya Irene mendapat kabar kalau temannya itu akan masuk Trainee disebuah agensi ternama dan memutus sepihak" cerita Eomma.
"Lalu apakah temannya tersebut berhasil debut Eomma?" tanya Jin semakin penasaran.
"Eomma tidak tau debut atau tidak yang jelas sejak saat itu Irene ingin meninggalkan Seoul dan menghapus beberapa akun sosial medianya agar tidak melihat berita tentang temannya" jelas Eomma.
"Jadi ini alasan Irene hanya punya sosial media untuk chating saja?" sadar Jin.
Dan Eomma hanya mengangguk kecil.

"Kau laki-laki ke 2 yang Irene kenalkan ke Eomma. Eomma sangat senang bisa berkenalan dengan mu" riang Eomma.
"Benarkah Eomma?" Jin terkejut mengetahui fakta tersebut.
"Putri Eomma sangat Introvert. Jangankan sekedar pacar. Teman saja mungkin bisa dihitung jari. Kalau boleh tau kalian sudah berapa lama pacaran?" tanya Eomma penasaran.

Beberapa menit kemudian...

"Eomma pasti sedang bergosip tentangku" tiba-tiba Irene datang sebelum Jin menjawab.
"Tidak.. dari tadi Eomma hanya menanyai keseharian Jin. Benar kan Jin??" Eomma memberi kode wink ke Jin.
"Hahaha iya benar" Jin menangkap kode Eomma Irene.
"Bagaimana sudah jadi?" tanya Eomma mengalihkan pembicaraan.
"Jelas saja Irene memasak dengan sangat cepat" bangga Irene.

Love in JejuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang