PREGNANT

104 24 6
                                    

Semenjak Irene hamil Jin semakin protektif. Jin memberi Irene bodyguard wanita khusus menjaga Irene diluar rumah. Sekalipun saat Irene berkerja maupun belanja. Jin juga lebih sering meminta laporan Irene dimana, sedang apa, dan dengan siapa. Awalnya Irene risih namun dia tau bahwa Jin sangat mencintainya dan bayi yang dikandungnya.

Setiap hari Jin membuatkan makanan untuk Irene. Irene sampai lupa ia terakhir memasak kapan. Karna Jin melarang Irene untuk melakukan tugas rumah tangga.

Irene keluar dari kamarnya saat bau masakan membangunkannya.

Irene keluar dari kamarnya saat bau masakan membangunkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemandangan setiap pagi di dapur Irene.
Irene berjalan dengan perutnya yang mulai membesar memeluk Jin dari belakang.
"Kau sudah bangun sayang?" tanya Jin merasakan ada tangan melingkar di pinggangnya.
"Good morning sayang, good morning anak Appa" Jin bergantian mencium kening dan perut Irene.
"Kau masak apa?" tanya Irene.
"Ikan tepung pedas manis.. atau kau mau request sesuatu yang lain?" tanya Jin.
Irene menggelengkan kepalanya.
"Duduklah, sebentar lagi akan selesai" Jin menarikan kursi di meja makan untuk Irene.

"Sayang setelah pulang kerja aku mau periksa" ucap Irene.
"Hari ini aku akan ke agensi sebentar, mau ku temani?" tanya Jin.
"Boleh jika kau tak sibuk" setuju Irene.

•••••

"Selamat ya Tuan Nyonya, bayinya sehat untuk ukuran memasuki 7 bulan" ucap dokter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat ya Tuan Nyonya, bayinya sehat untuk ukuran memasuki 7 bulan" ucap dokter.
"Untuk jenis kelamin apakah sudah nampak dok?" tanya Jin.
"Untuk jenis kelamin sepertinya laki-laki" jelas dokter melihat USG.
"Terimakasih sayang" ucap Jin mencium tangan Irene.

"Hati-hati ya karna ini sudah 7 bulan. Kalau bisa harus ada yg menjaga Nyonya Irene. Untuk Tuan Jin usahakan istrinya agar tidak sering stres" jelas dokter sebelum mereka pulang.

•••••

Malam itu Jin memasuki apartemen setelah menyelesaikan pekerjaannya.
Ia melihat istrinya tertidur dengan bantal tambahan di punggungnya sambil duduk di ruang tengah. Jin mendekati dan mematikan TVnya. Jin dengan hati-hati menggendong Irene masuk ke kamar mereka. Menaruh Irene di kasur dengan hati-hati.

Irene bergerak mencari posisi yang nyaman.
"Ssssttt sstttt tidurlah sayang" Jin mengusap punggung Irene dan mengecup keningnya.
"Nak Eomma sedang tidur, kau juga harus tidur ya. Appa sudah pulang kerja" bisik Jin di perut Irene.
Jin menaruh bantal dibawah perut Irene yang menghadapnya. Bergantian mengelus punggung dan rambut panjang Irene.

•••••

Karna hamil Irene yang sudah tua Jin melarang untuk bekerja. Jika Irene ingin sesuatu kadang ia telfon Jin atau bodyguard selagi mudah. Pernah Irene ingin naik mobil keluaran terbaru hanya gara-gara melihat iklannya di TV. Irene mengadu ke Jin dan alhasil suaminya pulang dengan mobil baru yang diidamkan Irene.

"Kenapa sayang?" tanya Jin di telfon.
"Huuhuuu hikshiks" Irene hanya menangis di telfon.
"Kau kenapa sayang? Kau baik-baik saja kan? Aku akan pulang sekarang" panik Jin.
"Kalau pulang belikan es krim sama lemari pendingnnya ya" pinta Irene.
"Astaga" sabar Jin.
"Baby di perut yang minta" jelas Irene.
"Baiklah tunggu di rumah aku akan segera pulang" pesan Jin hanya didengar istrinya.

Jin pulang dengan membawa karyawan pabrik es krim yang Irene idamkan.
"Pasang disitu saja" perintah Jin.
Dengan cekatan pekerja memasang lemari dan menata es krim seperti di minimarket.

Jin mencari istrinya di kamar ternyata tertidur dengan kemeja kebesaran Jin. Jin melihat mata Irene yang sedikit sembab. Pasti karna di telfon tadi.
"Sayang" panggil Jin lirih.
"Kau sudah pulang?" Irene terbangun.
"Aku sudah membawakan pesananmu, kajja" ajak Jin.

Irene terkejut di dapurnya sudah terpasang lemari es krim berserta isinya lengkap. Irene mengambil 2 untuknya dan Jin. Mereka makan di sofa ruang tengah. Irene yang makan dengan lahap dengan belepotan membuat gemas Jin.

Jin mencium sisa eskrim di bibir Irene. Irene menarik tengkuk leher Jin berganti lumatan-lumatan panas. Irene membuka kancing atas kemejanya. Jin tau apa yang diminta Irene. Jin meremas payudara Irene bergantian. Memberikan sentuhan-sentuhan rileks.
"Egghhhh Jinn" desah Irene saat Jin memberi tanda kissmark disekitar dadanya.



-----
Hallo guys, gak berasa udah 50 part. Seneng banget cerita ini bisa naik walaupun di detik" terakhirnya akan selesai. Makasih banyak atas dukungan kalian. Aku sendiri gak sabar mami Irene  lahiran, tapi sedih juga bakal berpisah sama cerita ini T_T

Love in JejuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang