PANTAI

161 20 5
                                    

"Hyung mau kemana malam-malam begini?" selidik Jimin.
"Aku ada sedikit urusan Jiminah, tidurlah duluan jika kau mengantuk" jawab Jin.
"Tak bisakah aku ikut Hyung?" tanya Jimin.
"Ini sangat penting, oke Hyung pergi dulu" Jin langsung berjalan ke pintu garasi.

•••••

Malam itu tidak terlalu dingin. Di tepi pantai dengan diiringi lagu BTS dari handphone Jin duduk sendirian. Deburan ombak dan semilir angin membuat suasana semakin syahdu.
"Annyeonghaseyo" gadis cantik datang menyapa Jin.
"Ohh annyeonghaseyo" Jin sambil menunduk.
"Maaf membuatmu menunggu, karna aku harus menutup restoran terlebih dahulu" Irene memberi alasan.
"Aku juga baru datang. Sebelumnya perkenalkan namaku Jin" Jin mengulurkan tangannya.
"Irene" membalas uluran tangan Jin.

"Aku tak menyangka pesanku tersampaikan, maaf sebelumnya menyita waktumu malam-malam setelah bekerja, kau pasti lelah" Jin tak enak.
"Tak apa hanya sebentar, ada perlu apa Jinssi mengudangku kemari?" tanya Irene.
"Aku hanya ingin mengembalikan ini" Jin mengeluarkan salah satu earbuds dari dalam saku mantelnya.
"Benarkah ini punyaku? Pantas saja tidak nyambung di handphoneku. Berarti kau laki-laki yang bertabrakan di pasar tadi pagi?" kaget Irene tak percaya.
Jin hanya mengangguk sambil tersenyum
"Maafkan aku tak mengenalmu karna saat itu aku menggantikan asistenku yang lagi sakit untuk beli keperluan bahan baku restoran dan aku sangat buru-buru karna mendekati jam restoran buka. Tapi aku tidak membawa earbudsmu" sesal Irene
"Tak apa simpan saja dulu. Ngomong-ngomong masakanmu tadi enak pantas saja best seller. Apa aku boleh tau resepnya?" tanya Jin masih penasaran dengan resep makanan tadi.
"Tentu jika kau mau aku akan mengajarimu sebagai ganti terimakasihku" jawab Irene.
"Benarkah?? Bukankah kau sibuk?" tanya Jin girang.
"Datanglah ke restoranku setelah tutup besok, aku akan mengajarimu" ide Irene.
"Besok? Apa kau tak lelah" tanya Jin
"Bagiku memasak adalah perkjaan sekaligus hobi jadi tak ada kata capek untuk itu. Lagi pula lusa aku libur" cerita Irene.
"Baiklah aku akan menemuimu besok malam di restoran" antusias Jin.
Tak lama setelah itu mereka hanya berlanjut obrolan ringan.

•••••

"Kamjagiya" Irene dikagetkan Eommanya saat masuk rumah.
"Kenapa baru pulang?" selidik Eomma.
"Tadi ada sedikit urusan mendadak Eomma" Irene menenangkan.
"Restoran ada masalah? atau keluar dengan Seulgi?" tanya Eomma lagi.
"Restoran baik-baik saja Eomma, aku hanya mengambil barangku yang hilang sebentar" jujur Irene.
"Kau kehilangan apa putriku?? Kenapa tidak cerita ke Eomma?" panik Eomma.
"Hanya earbuds Eomma, tidak terlalu penting" Irene berusaha membuat Eomma tenang.
"Siapa yang menemukan? Pria atau wanita?" tanya Eomma penasaran.
"Pria Eomma" jawab simpel Irene
"Apakah dia tampan?" Eomma semakin penasaran.
"Yahh mungkin tampan seperti selera Eomma" jawab Irene sambil mengingat Jin.
"Selera Eomma bagus seperti Appamu pasti dia sangat tampan, apa kau bertukar nomor?" tanya Eomma kesekian kalinya.
"Bagaimana mungkin pertama kali bertemu aku langsung minta nomornya. Aku tidak segila itu Eomma. Sudahlah Eomma aku lelah ingin ke kamar" kesel Irene yang hanya dibalas cekikan Eomma melihat putrinya meledak.

Sesampainya di kamar Irene mencoba earbuds yang diberikan Jin tadi. Ternyata benar itu earbudnya yang hilang tadi pagi.
"Sekalian akan ku kembalikan besok saja earbudsnya" Irene tersenyum-senyum sambil melihat earbuds di tangannya.

Love in JejuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang