YATCH

130 18 1
                                    

Sore di pulau pribadi sepasang suami istri bersiap untuk melihat sunset.

Sore di pulau pribadi sepasang suami istri bersiap untuk melihat sunset

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hati-hati sayang" peringat Jin saat Irene akan menaiki yatch.
"Kau bisa membawa yatch ini?" tanya Irene penasaran.
"Bahkan helikopter pun bisa ku bawa sayang" sombong Jin.

Jin mulai melajukan yatch ke tengah laut. Yatch berjalan cukup cepat sehingga membuat angin cukup kencang. Saat dirasa sudah di tengah laut yang agak jauh dari pulau kecepatan yatch berkurang sedikit demi sedikit. Jin melihat Irene sedang bersantai di depan yatch.

 Jin melihat Irene sedang bersantai di depan yatch

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Irene merasakan yatch mulai berhenti. Baginya aman untuk berjalan ke sofa depan yatch. Irene menuang 2 gelas wine. Tak lama Jin turun menghampiri istrinya. Jin berjalan dan menanggalkan kaus putihnya menyisakan celana pendek.
"Thankyou baby" ucap Jin menerima segelas wine dari Irene.
Irene menyamankan duduknya bersandar di dada bidang Jin sembari menikmati sunset.

"Drrtttt drrttt" handphone Irene bergetar.
"Siapa?" tanya Jin.
"Eomma" Irene melihatkan layar handphonenya ke arah Jin.
"Nee Eomma" Irene mengarahkan kamera depannya ke wajah mereka berdua.
"Annyeonghaseyo Eomma" sapa Jin.
"Kalian dimana anak-anak Eomma" tanya Eomma penasaran.
"Kami sedang di tengah laut Eomma" Irene mengganti ke kamera belakangnya mengarahkan ke sekitarnya hanya ada hamparan laut dan sunset yang indah.
"Wahh sunsetnya sangat cantik seperti putri Eomma" puji Eomma.
"Suasana sangat cocok untuk membuatkan Eomma cucu" Jin yang mendengar langsung tersedak.
"Eommaaa" kesal Irene.
"Jika tidak 2 maka 1 juga tak apa sayang" bujuk Eomma.
"Tenang saja Eomma akan kami usahakan disini" spontan Jin.
Irene yang mendengar itu langsung melotot ke arah Jin.
"Baiklah nikmati waktu kalian disana sayang, saranghae" Eomma memutuskan telfonnya.

"Bagaimana kita diminta membuat cucu oleh Eomma" Jin menarik Irene ke arahnya.
"Awwwww haha" teriak manja Irene diatas pangkuan Jin.
Irene mengalungkan tangannya dipundak Jin. Tangan Jin melingkar di pinggang Irene.
"1?" tawar Irene.
"2 kembar" tawar Jin.
"1 saja yang mirip kau" ide Irene.
"Baiklah haha" jawab Jin.
"Tidak mirip aku saja" tawar Irene.
"Mirip siapun tak apa" Jin mulai melumat bibir Irene.

Ciuman mereka sangat panas sekali. Hingga tak tau lagi saliva siapa yang berjatuhan. Irene mulai menggesek-gesekkan lubang surgawi ya ke batang sensitif Jin agar segera tegang sekalipun sama-sama masih terbungkus.

"Muchhh muchh muchhh" Jin mengecup leher jenjang Irene.
"Kita pindah ke depan" angguk Irene dengar ajakan Jin.
Dengan posisi yang sama Jin menggendong Irene. Merebahkan di sofa tidur depan yatch.

Jin membantu melepas celana dalam Irene. Membuka kaki Irene lebar-lebar. Terlihat lubang surgawi berwarna pink siap dirudal kapanpun.

Jin mengecup vagina Irene. Sesekali lidahnya keluar masuk membuat Irene geli-geli nikmat. Jin menjilat vagina Irene agar menjadi licin sebelum diserang oleh juniornya.

"Jinnnn" rintih Irene yang sudah siap.
"Memintalah sayang" Jin menyukai.
Jin sedikit menurunkan celananya. Mengeluarkan batangnya yang sudah tegak.

Jin sedikit menggesek-gesekkan kepala penisnya ke vagina, sedikit bermain.
"Jjiinnn" rengek Irene mencoba meraih penis Jin agar segera masuk.
"Baiklah.. tahan sedikit jika sakit" Irene mengangguk.

"Jleeebbb"
"Ahhhhhhhhh" Irene mendes menandakan batang Jin sudah masuk.
Jin mencium ceruk leher Irene dan berusaha memompa batangnya agar masuk sempurna.
"Eemmm ahhhh" Irene mencengkram punggung Jin.
"Cpllllkkk cppllkkk cplkk"
"Eee eee ehhhh eh ehhh" suara Irene saat Jin mempercepat temponya.

Jin menarik tali depan bikini Irene. Mencuatkan payudara pink Irene.
"Emmmmm srrpp emmm" suara Jin mengulum puting.
Tangan Jin membelai paha Irene memintanya agar lebih lebar lagi membuka kakinya.

Jin memompa kejantanannya dan menikmati payudara Irene bergantian.
"Jiinnn God fashhh emmm" muka Irene merah padam menikmati sensasi permainan Jin.
"Kau sudah keluar sayang?" Irene tak merespon Jin.
"Cpplkkk cplkk cpllkk"
"Emmm ahhhh ahhhh Jjjinn" rintih Irene dibawah Jin.
Jin dengan serius memompa karna akan klimaks.
"Aaaaa hhhh sssyaaang" penis Jin serasa ditarik.
Vagina Irene berkedut. Rahim Irene terasa hangat.
"Hhhhh hhhh" deru nafas dan keringat mereka bercucuran.

Love in JejuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang