PENGINTAIAN

110 17 5
                                    

Pagi itu Jimin memasuki apartemen Jin. Betapa kagetnya melihat kondisi rumah Jin yang nampak sedikit berantakan dari biasanya.
"Hyung ada apa dengan apartemen mu? Biasanya kau sangat rapi sekali. Apa ada masalah?" Jimin khawatir.
"Irene sudah tau tentang ku" jawab Jin terduduk lesu di sofa.
Jimin sedang membereskan sedikit kekacauan terdiam sejenak.

"Jeju Nuna tau kau Idol Hyung?" tanya Jimin memastikan.
Jin hanya meresponnya dengan anggukan.
"Bagaimana bisa Nuna tau Hyung?" tanya Jimin lagi.
"Kau tau acara opening hotel kemarin? Dia salah satu chef yang berpartisipasi" cerita Jin.
"Benarkah?? Lalu bagaimana tanggapannya Hyung?" Jimin mendekat kearah Jin.
"Dia marah. Kami bertengkar disini. Setelah malam kejadian itu aku tidak bisa mengontaknya. Aku tidak tau dimana dia sekarang" jelas Jin dengan mata berkaca-kaca.

Jimin yang tau Hyungnya sangat sedih dia hanya bisa memberi support.
"Tenanglah Hyung, Irene Nuna pasti baik-baik saja. Wanita memang suka menyendiri jika sedang ada masalah. Teruslah mencoba menghubunginya" terang Jimin.
"Bagiamana jika kita membersihkan apartemenmu dulu. Lalu kita cari info ke hotel kemarin" ide Jimin yang disetujui oleh Jin.

•••••

Setelah apartemen sudah rapi Jimin dan Jin bergegas ke Hotel yang mengundang mereka kemarin.
"Annyeonghaseyo, Maaf bisakah saya bertemu dengan CEO hotel ini?" tanya Jimin ke resepsionis.
"Annyeonghaseyo, dengan siapa?" tanya resepsionis tersebut.
"Jimin.. Jimin BTS" Jimin mengulangi namanya agar dipermudah.
"Sudah membuat janji dengan kepala CEO?" tanya resepsionis memastikan.
"Belum" jawab singkat Jimin.
"Baiklah saya akan menghubungi sekertaris kepala CEO dulu, mohon ditunggu sebentar" jelas resepsionis.

Jimin dan Jin menunggu jawaban di ruang tunggu lobby. Tak lama setelah itu resepsionis menghampiri mereka.
"Tuan silahkan naik ke lantai 47, kepala CEO sudah menunggu kalian" terang resepsionis.
"Khamsahamnida, baik kami akan kesana sekarang" Jin dan Jimin bergegas naik lift.

Setelah lift sampai di lantai 47 sang sekertaris kepala CEO menjemput dan mengarahkan ke ruangan kepala CEO.
"Tuan permisi ada tamu" sekretaris itu membukakan pintu dan mempersilahkan tamunya untuk masuk.

"Wahh BTS, saya sangat tersanjung kalian bisa datang ke kantor. Silahkan duduk" CEO menjabat tangan Jin dan Jimin.
"Maaf Tuan Kang telah menganggu waktumu" ucap Jin.
"Tidak sama sekali, kenapa kalian kesini? Ada yang bisa dibantu?" tanya Tuan Kang CEO tersebut.
"Jadi kami hanya sekadar ingin tau waktu acara opening kemarin adakah Chef yang bernama Irene?" tanya Jin to the poin"
"Irene? Ohhh Chef Irene anak dari Tuan Bae" ingat Tuang Kang.
"Tuan Bae?" Jimin dan Jin bertatapan.
"Tuan Bae adalah temanku dia yang mempunyai restoran di hotel ini. Kemarin saat acara opening dia yang bertanggung jawab atas segala jamuan. Mungkin dia meminta anaknya untuk membantunya" penjelasan Tuan Kang.
"Tuan Kang bolehkan saya tau alamat rumah Tuan Bae?" tanya Jin berharap.
"Tentu dia tinggal di Ilsan" Tuan Kang memberikan catatan alamat tepatnya.
"Terimakasih Tuan Kang, maaf kami mengganggu waktu Anda. Kami pamit undur diri" terang Jin.
"Sering-seringlah main kesini, aku sangat senang bisa membantu" jelas Tuan Kang.

•••••

Tiba di depan rumah Tuan Bae mobil sport itu menepi. Jin tidak berani masuk dia hanya ingin mengintai dari luar.
"Hyung kenapa kau tak masuk saja?" tanya Jimin.
"Bagiamana aku masuk jika Irene belum mengenalkanku ke Appanya" jawab Jin.
"Kita malam ini ada pemotretan Hyung mau sampai kapan kita disini" Jimin frustasi.
"Tunggulah sebentar" sabar Jin.

"Hyung sepertinya ada yang menghubungi mu" Jimin melihat handphone Jin bergetar dari tadi.
"Biarkan saja nomor tidak dikenal" jawab Jin singkat.
"Angkatlah, siapa tau penting" pinta Jimin.

"Baiklah Eomma saya akan kesana sekarang" sambung Jin.
Bergegas Jin menjalankan mobilnya. Jimin yang kaget melihat penunjuk jalan ke arah Bandara.
"Hyung kau mau kemana? Malam ini ada pemotretan" tanya Jimin panik.
"Eomma Irene barusan menghubungi, aku akan ke Jeju sebentar. Tolong kondisikan hingga aku pulang" jelas Jin.

Love in JejuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang