JIN BTS

119 17 6
                                    

Irene perlahan membuka matanya. Sepertinya ia sudah cukup lama tertidur. Ia memegang dahinya yang berasa berat dimana ada kompres penurun panas. Dilihatnya siluet seorang pria tepat dijendela melihat ke arah taman. Seperti mimpi.

"Kau sudah bangun sayang?" Jin melihat Irene yang sudah terduduk.
"Bagaimana kau bisa disini?" tanya Irene yang masih pusing kepalanya.
"Ada yang mengabariku jika kau sudah 2hari ini sakit. Aku mengkhawatirkan mu" Jin mendekat.
"Jangan mendekat" cegah Irene.
"Baiklah aku akan duduk di meja kerjamu" Jin mundur perlahan.

Kamar itu seketika hening tidak ada obrolan. Irene yang masih lemas dan pusing. Jin yang takut salah ngomong.
"Aku Jin. Kim Seok Jin dari grub terkenal BTS. Aku bekerja di agensi BigHit. Aku member tertua dari BTS. Aku memasuki masa Trainee saat SMA. Selama menjadi idol hingga sekarang aku tidak pernah pacaran. Bagiku cinta dari fansku sudah cukup. Beberapa kali aku dekat dengan seorang wanita namun mereka memilih pergi karna mereka tidak mau berurusan dengan fansku. Hingga akhirnya tanpa sengaja aku menemukanmu. Aku merasa nyaman dan rasa nyaman itu tumbuh menjadi cinta. Aku hanya tidak ingin kau pergi. Bagiku diumur kita sekarang bukan lagi untuk sekedar pacaran. Sayang, kau tau impian terbesarku bukan lagi memenangkan penghargaan musik bergengsi. Namun mendapatkanmu dan menjalani sisa hidupku bersamamu. Aku sudah mendapatkan banyak cinta dimuka bumi ini. Namun terkecuali kamu" penjelasan Jin.

Irene yang mendengar itu hanya nangis. Dia tidak menjawab hanya tertunduk menangis. Jin perlahan menghampirinya, memegang tangannya.
"Sayang sepanjang hidupku menjadi idol aku kesepian, hatiku kosong. Jika banyak orang mengira Idol adalah orang yang paling banyak mendapatkan cinta bagiku itu salah. Mungkin benar jika diatas panggung. Setelah dia turun dari panggung dia akan merasa kosong. Aku ingin kau mengisi kekosongan itu" jelas Jin.

"Lalu bagaiman dengan fansmu jika tau kau sudah memiliki kekasih?" tanya Irene terbata-bata.
"Fansku mereka orang yang menyenangkan dan baik hati. Aku yakin mereka akan menerima kabar itu suatu hari nanti. Tidak mungkin aku dan member yang lain akan jomblo seumur hidup. Kita hanya manusia biasa sayang. Yang terkadang masih merasa lelah dan butuh sandaran. Dan kau, aku akan melindungimu. Aku tidak akan membuatmu membuat media mengetahui keberadaan mu. Tapi tolong bantulah aku" pinta Jin.

Irene yang mendengar itu menangis terisak. Dalam hatinya sangat bimbang. Dia mencintai Jin namun disisi lain ia takut suatu hari nanti akan ditinggalkan oleh Jin karna faktor pekerjaannya. Jin memasukan Irene ke dalam pelukannya. Membiarkan Irene lebih tenang ketika mendengar degup jantungnya.
"Aku mencintaimu Irene, maafkan aku dan jangan tinggalkan aku" berulang kali Jin membisikan kalimat itu di kepala Irene.

•••••

Jin sudah tak mendengar Irene menangis lagi.
"Apa kau sudah tenang?" tanya Jin yang hanya dibalas Irene dengan mempererat pelukannya.
"Baiklah teruslah memelukku jika itu membuatmu tenang" Jin membelai rambut panjang Irene dipelukannya.

"Badanmu masih panas, kita ke rumah sakit bagaimana?" tawar Jin yang masih merasakan badan Irene demam.
"Tidak aku hanya butuh istirahat" jawab letih Irene.
"Badanmu masih demam sayang, aku suapin makanan dulu ya. Eomma sudah memasakan makanan kesukaanmu" tawar Jin.
Irene hanya melirik makanan di nakas dan mengangguk. Jin nampak senang. Gadisnya mulai makan suap demi suap.

Jin menyiapkan obat Irene. Memastikan Irene meminum obatnya setelah makan.
"Cepatlah sembuh nanti kita liburan" membelai rambut Irene dan menarik tengkuknya.
Ciuman itu sangat lama yang awalnya hanya sentuhan bibir sekarang berubah lumatan-lumatan kecil bertukar saliva.

"Drrtt.. drttt" Jin menghentikan kegiatannya, dilihatnya Park Jimin memanggil.
"Adikku" ucap Jin sambil memberi tau layar handphone ke Irene. Irene hanya mengangguk.

"Sayang aku tidak bisa berlama-lama disini. Aku ada pemotretan nanti malam. Bolehkan aku pulang? Aku janji secepatnya aku kembali jika ada waktu longgor. Tapi jika kau mau kau boleh main ke apartemenku" mohon Jin.
"Baiklah, kabari aku jika sudah sampai" senyum Irene.
"Baiklah, saranghae Irenaya" Jin bergegas.
"Nado saranghae" membalas ciuman Jin terakhir.


-----
Selamat Hari Kemerdekaan RI~

Ceritanya dah makin jelas, mungkin kedepan ada beberapa 17+. Mohon membaca sesuai usia ya..

Love in JejuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang