Jin kembali ke kamarnya dengan segelas air. Melihat Irene terduduk diatas kasur dengan selimut menutupi tubuhnya.
"Minumlah" pinta Jin.
"Sayang maafkan aku" setelah Irene meminum habis.
"Untuk?" tanya Jin.
"Aku mengotori tempat tidur mu" kaki Irene mengarah ke bercak darah.
Jin tertawa duduk samping Irene.
"Tak apa sayang, akan ku cucikan nanti. Terimakasih kau sudah membuatku menjadi yang pertama. Dan kau juga wanita yang membuatku puas" Jin mencium tangan Irene."Masih sakit?" tanya Jin yang dibalas anggukan Irene.
Jin menggendong Irene ke toilet karna Irene susah berjalan efek permainan semalam.
"Jika sudah teriaklah" Jin menutup pintu toilet meninggalkan Irene di dalam bathtub.Jin membantu Irene berganti pakaian. Mengeringkan rambut Irene yang basah. Jin tidak mau Irene sakit.
Setelahnya Jin menggendong Irene ke arah dapur. Kali ini Jin yang memasak karna Irene terduduk lemas di meja makan."Sayang hari ini kau tidak ada jadwal kan?" tanya Jin sambil memasak.
"Untungnya tidak.. Jika ada sepertinya jadwalku akan ku batalkan semua hari ini" jawab Irene lesu.
Jin yang tau sebabnya hanya terkekeh riang. Karna Jin lah yang membuat Irene tidak bisa beraktivitas seharian setelah menuruti semua kemauannya.Jin meletakan masakannya ke meja Irene. Dan duduk disampingnya.
"Aku hari ini ada syuting sepertinya pulang agak malam" ucap Jin.
"Lalu?" tanya Irene sambil mengunyah.
"Jika kau butuh apa-apa pesanlah lewat aplikasi. Tak usah keluar, diluar dingin. Jika ada yang sangat urgent telfonlah aku" jelas Jin.
"Oke baiklah" jawab Irene singkat.•••••
"Aku pulang dulu yaa" pamit Jin setelah selesai syuting setengah 1 dini hari.
Jin bergegas melajukan mobil pribadinya menuju apartemennya. Dia tidak sabar bertemu Irene. Setelah Irene bisa bolak balik Seoul rasanya rindunya semakin bertambah jika berpisah terlalu lama dengannya.Jin menekan tombol lift lantai 27, tiba-tiba ada laki-laki masuk dan menekan tombol 33. Sepertinya Jin mengenalnya.
"Annyeonghaseyo.. sepertinya saya mengenal anda" Jin menyapa duluan dan membuka maskernya.
"Annyeonghaseyo" pria itu menurunkan maskernya juga.
"Suho sunbaenim" Jin memberi jabat tangan.
"Ohh Jin, dengar-dengar kau akan comeback dengan grub mu" Suho membalas jabatan tangan Jin.
"Ahhhh ya begitulah, ngomong-ngomong album solo Sunbae bagus" Jin mengalihkan pembicaraan.
"Benarkah, apa kau mendengarkannya?" tanya Suho tak percaya.
"Tentu.. musiknya sangat tipeku" jawab Jin.
"Suho sunbae tinggal disini?" tanya Jin lagi.
"Iya aku tinggal di lantai 33" jawab Suho antusias.
"Wah sama aku juga tinggal di lantai 27, kebetulan sekali" jawab Jin yakin.Suho teringat lantai 27 dimana waktu itu Irene menunggu lift. Mungkinkah Irene dekat dengan Jin. Otak Suho mendadak ramai. Tak sadar sudah sampai di lantai 27.
"Suho sunbae aku duluan, lain kali mampirlah ke apartemenku" ucap Jin sebelum keluar lift.
Suho yang tau itu terkaget "baiklah lain kali aku akan mampir".Jin keluar dari lift dengan senyum smirnk di wajahnya. Dia tak menyangka dunia sesempit ini. Bagiamana dia bisa tau cinta pertama Irene. Grubnya melawan grub Suho di award music show. Bahkan tinggal di gedung apartemen yang sama.
"Akan ku pastikan Aku yang terakhir untuk Irene" ujar Jin.•••••
Jin memasuki apartemennya. Dilihatnya TV menyala dan Irene sedang tertidur di sofa memegang remote. Jin menghampiri dan membelai rambut Irene.
"Kau sudah pulang?" tanya Irene lirih dengan matanya yang masih tertutup.
"Iya, maaf aku membangunkan mu sayang. Kau pasti seharian bosan di rumah" ucap Jin yang hanya dibalas senyum tipis oleh Irene.
"Apa masih sakit?" Jin memegang paha Irene.
"Sedikit.. mandilah aku sudah siapkan air panas" suruh Irene.Jin keluar toilet dengan rambut yang masih basah dan hanya mengenakan training tanpa atasan. Dia kembali ke ruang TV masih melihat Irene tertidur pulas. Jin mengangkat tubuh Irene dan membawanya ke kamar.
"Tidurlah lagi" kecup Jin melihat Irene mulai terbangun mencari posisi yang nyaman didekat Jin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Jeju
Fiksi PenggemarSeorang Chef wanita bernama Irene yang bertemu dengan seorang laki-laki yang menyembunyikan identitasnya sebagain Idol bernama Jin. Bisakah mereka bersatu tanpa tercium publik??