"Kamchagiya!!" kaget Irene.
"Jin bagaimana kau bisa disini?" tanya Irene.
"Aku melihat restoranmu masih buka jam segini. Ku kira memang masih buka. Pas aku masuk ternyata sepi" jelas Jin.
"Aaa iya aku lupa merubah tulisan di pintunya" jawab Irene sambil jalan ke pintu masuk.
Tertulis 'CLOSE'"Kau sedang buat apa?" tanya Jin di dapur.
"Kebetulan kau disini, namanya Strawberry Jelly Cheesecake cobalah tapi tolong kasih review jujurmu" tawar Irene dengan senyum."Sepertinya sangat enak, ku coba ya" Jin sudah bersiap dengan garpu dan hanya dibalas anggukan Irene.
"Hmm nyam nyam" Jin menerka-nerka komposisi rasa. Irene hanya bisa melihat dan berharap masaknya tidak gagal.
"Enak!!" nilai Jin.
"Benarkah? Kau pasti berbohong" lirik Irene tidak percaya.
"Cobalah kalau tidak percaya" jin menyendokan sesuap ke mulut Irene.
Irene yang kaget tiba-tiba Jin menyuapinya akhirnya membuka mulut dan mencoba masakannya sendiri.
"Aku tidak bohong bukan?" ganti Jin yang tanya pendapat Irene.
"Not bad, setelah sekian lama aku tidak membuat dessert" terang Irene.
"Kenapa kau tidak buat? Padahal enak" tanya Jin penasaran.
"Dulu aku sering buat tapi gagal. Mungkin bukan ahliku dibidang makanan manis-manis" ungkap Irene tidak percaya diri.
"Lalu siapa yang buat dessert di restoran ini?" tanya Jin.
"Asistenku, Seulgi" jawab Irene.
"Yasudah mulai sekarang cobalah buat dessert, atau masukan ke menu ini di restoran mu" ide Jin.
"Tidak, aku tidak mau jual ini. Menurutku ini masih ada yg kurang tapi aku belum menemukannya. Besok akan ku tanyakan Seulgi" pikir Irene.Jam mulai semakin malam, perdebatan tentang rasa behenti saat Jin menyampaikan sesuatu.
"Nuna ada hal penting yang harus ku sampaikan" ungkap Jin.
"Wae?" tanya Irene
"Besok pagi aku akan kembali ke Seoul" Jin menyampaikan apa yang dari tadi dia sembunyikan tujuannya ke restoran.
Mimik muka Irene berubah, sedikit kaget dan sedih. Jin melihat itu langsung mencoba menghibur.
"Tapi aku akan sering kesini jika kau minta" ledek Jin menggoda sambil senyum Pepsodent.
"Memang aku siapa memintamu untuk sering-sering kesini huh" kesel Irene.
"Apa kau sedang memberiku kode?" tanya Jin meledek kesekian kalinya.
"Aniii.. kenapa tiba-tiba pulang?" cemberut Irene.
"Ada kerjaan mendadak" jelas Jin.•••••
Pagi itu di lobby Bandara Internasional Jeju.
"Hyung ayo 15 menit lagi pesawat kita berangkat" ajak Jimin sambil melihat jam tangan mahalnya.
"Tunggu sebentar" ucap Jin sambil melihat kanan kiri.
"Hyung ada yang ditunggu?" tanya Jimin tanpa dijawab Jin.
Dibalik baju lengkap penyamaran yang cuman tersisa mata saja terlihat kalau mata Jin sedang sedih. Ya dia berharap Irene datang mengantarnya.
"Ayoo Hyung kurang 10 menit lagi, bisa ketinggalan kita" rengek Jimin sambil menggandeng Jin.
Jin hanya bisa menurut arahan Jimin. 2 orang laki-laki ini berjalan menuju arah eskalator lantai 2."JINNN!!" teriak Irene.
Seketika Jin putar badan ditengoklah Irene berdiri tidak jauh dari dia sambil ngos-ngosan.
"Duluan saja aku akan menyusul mu sebentar lagi" terang Jin ke Jimin yang hanya dijawab anggukan oleh Jimin."Ku kira kau tidak akan datang" girang Jin.
"Karna aku teman yang baik harus datang bukan? Sering-seringlah main kesini. Aku akan memasakkanmu makanan-makanan enak" cerewet Irene sambil nunduk karna malu.
Jin yang tau itu hanya tersenyum dibalik maskernya dan tangannya menarik dagu Irene keatas hingga terlihat wajah Irene yang sedikit merona.
"Aku akan menagih janji mu itu suatu hari nanti. Tunggu aku" jawab Jin.
Irene hanya mengngangguk sambil berkaca-kaca. Seolah-olah Jin akan pergi lama."Aku hanya pergi sebentar.. tunggulah aku" lirih Jin sembari mengelus pucuk kepala Irene di depannya.
-----
One day kalau Jin jadi pacar Irene enaknya manggil apa ya??
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Jeju
Fiksi PenggemarSeorang Chef wanita bernama Irene yang bertemu dengan seorang laki-laki yang menyembunyikan identitasnya sebagain Idol bernama Jin. Bisakah mereka bersatu tanpa tercium publik??