SOME GIFT

150 15 5
                                    

Eomma Irene yang sedang bersantai diruang tamu mendengar pintu diketuk seseorang.
"Jin!" kaget Eomma.
"Annyeonghaseyo Eomma" sapa Jin.
Eomma langsung memeluk Jin. Dia sudah menganggap Jin seperti putranya sendiri.
"Lama tak main, Eomma rindu sekali" terang Eomma.
"Maaf Eomma kemarin ke New York sebentar ada projek. Ohh iya ini cindera mata untuk Eomma" Jin memberikan buah tangan yang dibawa dari New York.
"Kenapa kau sangat repot sekali. Kau main kesini saja Eomma sudah senang" riang Eomma.
"Hanya sedikit Eomma" jawab Jin.
"Masuklah Jin" Eomma mempersilahkan.

"Ohh iya Irene kemarin sudah cerita semuanya" celetuk Eomma tiba-tiba.
"Benarkah Eomma? Jin sangat meminta maaf. Bukan maksut Jin berbohong" maaf Jin.
"Tak apa Nak Eomma tau semua yang kamu lakukan demi putri Eomma. Eomma sangat bangga denganmu" ucap Eomma.
"Irene ada Eomma?" tanya Jin.
"Ada di kamar sepertinya belum bangun, naiklah" info Eomma.

•••••

Jin memasuki kamar Irene yang tak terkunci. Melihat kamar Irene sepi dia masuk dan duduk di meja kerja Irene. Melihat berbagi resep tulisan tangan Irene.

"Kamchagiya!!" kaget Irene melihat Jin duduk manis di meja kerjanya.
"Ternyata kau sedang mandi pantas saja aku masuk tidak ada respon" Jin melangkah mendekati Irene.
Irene yang hanya berbalut handuk di tubuhnya mendadak mundur hingga sampai ke meja riasnya.
"Duduklah akan kubantu keringkan rambutmu" tawar Jin yang diturutin Irene.

"Tadi aku sudah bertemu Eomma dan memberinya hadiah" ucap Jin yang sibuk menghairdryer rambut Irene.
"Lalu hadiah untukku?" kesal Irene yang tidak dapat buah tangan.
"Kau mau oleh-oleh sayang?" tanya Jin.
"Tentu" jawab singkat Irene.

Jin meletakkan hairdryernya. Menyibak rambut Irene ke depan. Memeluk Irene dari belakang dan mencium leher Irene perlahan. Dan membisikan "Aku sangat merindukanmu sayang" ke telinga Irene. Irene yang tau itu mulai tegang. Dia tidak bisa melawan baginya bahkan seperti banyak kupu-kupu berterbangan di dalam perutnya.

Jin perlahan menuntun Irene berdiri. Membalikkan tubuh Irene mengarahnya.
"Kau sangat cantik" gombal Jin sebelum Jin menarik pinggang Irene lebih dekat.

Jin mencium Irene dari dahi, turun ke mata. Dari mata turun ke pucuk hidung Irene. Dan berakhir di bibir. Irene yang tau mau Jin mulai mengalungkan lengannya ke pundak Jin. Jin semakin memasukan lidahnya untuk mengabsen seluruh gigi Irene. Irene masuk ke permainan Jin. Dia membalas lumayan demi lumayan yang Jin berikan tanpa sadar bahwa dia masih menggunakan handuk.

Jin tau Irene mulai kehabisan nafas. Ciuman Jin mulai turun keleher Irene dan tepat di dada Irene yang masih menggunakan handuk.
"Eughhh" tanpa sadar Irene mengeluarkan lenguhan kecil.
"Sayang hentikan" ujar Irene mendadak.
Jin yang mendengar itu menghentikan permainannya.
"Ada Eomma di rumah, aku akan berganti pakaian dulu berbalik badanlah" jelas Irene.
Jin hanya mengangguk mengerti dan berbalik badan.

•••••

Mereka mengunjungi restoran milik Irene. Jin takjub akan perubahan.
"Wahh seperti restoran baru. Tampak semakin luas" takjub Jin.
"Memang karna ada pelebaran sedikit dibagian kanan. Jadi agak luas" terang Irene.

Jin melihat buku menu yang nampak baru di meja.
"Kau memasukan dessert yang kau buat?" tanya Jin sambil melihat daftar menu.
"Tentu, Seulgi menyarankan untuk memasukkannya" Irene bercerita.
"Wah pasti best seller karan disini ada tanda bintangnya" ujar Jin.
Irene yang tau hanya tersenyum dan mengangguk bangga.

"Kajja kita ke rooftop" Irene menggandeng tangan Jin dan berjalan ke arah rooftop.

"Kajja kita ke rooftop" Irene menggandeng tangan Jin dan berjalan ke arah rooftop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wahhh semakin hijau rooftop mu, semi perkebunan" ungkap Jin.
"Lumayan untuk mengurangi pembelian di pasar" jawab Irene.

Jin mendudukan Irene diatas pangkuannya.
"Aku sangat bangga denganmu sayang" ucap Jin didepan muka Irene yang hanya berjarak 1 jengkal.
"Aku juga bangga denganmu sayang" Irene menarik kerah Jin.
"Srrpp srpp" suara lumatan mereka.
Sore itu rooftop dihiasi tawa canda dan sedikit lumatan dari Jin dan Irene yang sedang melepas rindu beberapa Minggu tak bertemu.

Love in JejuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang