Sesampainya Jin tiba di Jeju dia hanya mampir sebentar di villa pribadinya hanya sekedar mandi dan mengambil mobil pribadinya. Tak lama dia sudah siap meluncur dengan mobil sport birunya.
Irene membuka pintu mobil dan nampak Jin sudah membentangkan tangannya dibelakang stir mobil. Irene masuk ke dalam mobil sekaligus kepelukan Jin.
"Aku merindukanmu sayang" ucap Jin mengusap rambut Irene.
"Nado" tak kalah erat Irene membalas pelukan Jin."Kita piknik saja gimana?" tawar Irene.
"Jika itu mau mu aku oke saja, akan ku antarkan kemanapun tuan putri inginkan" gombal Jin.
Setiap Jin mengeluarkan gombalnya dia hanya bisa tertawa. Bagi Irene itu terlalu lucu dan menggemaskan•••••
"Wow bagaimana kau bisa menyiapkan ini semua sayang?" takjub Jin.
"Rahasiaa.. kajja" Irene menarik tangan Jin dan mendekati tampat mereka piknik."Waahhh ini sangat romantis, kekasihku sangat romantis" Jin masih tak percaya Irene menyiapkan semuanya.
"Tapi tempat ini sangat sepi, aku menyukainya. Privat piknik" riang Jin digandeng Irene.
Irene yang mendengarkan hanya bisa tertawa."Jangan-jangan tempat ini punya keluargamu? Makanya tidak ada pengunjung lain" Jin masih kepo dengan kekasihnya yang tidak menjawab.
"Wah kau tidak menjawabnya Irenaya. Wah kekasihku sangat kaya berarti. Wahhhh" Jin masih tak menyangka.•••••
Diiringi alunan musik mereka menikmati hamparan ilalang dan balok udara.
"Sayang kau bisa dansa?" tanya Jin tiba-tiba.
"Tidak kenapa?" jawab singkat Irene.Jin berjalan ke arah pemutar musik dan memutar 'ICARUS-Tony Ahn'.
"Kajja" Jin memberi tangannya ke arah Irene.
"Tapi aku tak bisa dansa" cegah Irene.
"Berdirilah diatas kakiku, aku akan mengajarimu bagaimana dansa" tawar Jin.
Irene menerima uluran tangan Jin sekalipun dia agak ragu."Apa aku berat?" tanya Irene ragu karna dansa ini dia menginjak kaki Jin.
"Tentu tidak sayang" Jin menatap Irene.Dengan ritme yang tidak terlalu cepat Jin memimpin gerakan dansa diikuti Irene. Tanpa sadar Irene terbawa permainan Jin.
"Kau sangat multitalent" puji Irene.
"Terimakasih, apa kau menyukainya?" tanya Jin.
Irene hanya mengangguk dan tersenyum ke arah Jin.Sepenuhnya tangan Irene melingkar di pundak Jin. Begitupula tangan Jin melingkar sempurna di pinggang Irene. Tak terasa dansa mereka semakin intens dan membuat wajah mereka semakin mendekat. Hidung mereka bersentuhan, mata mereka saling bertatapan.
"I love you Irene" hanya kata itu yang terucap sebelum bibir Jin mendarat menyapa bibir Irene.•••••
Dari kejauhan Jin memotret sosok gadisnya yang mulai berjalan ke arahnya. Pemandangan indah menurut Jin adalah Irene.
"Sayang cobalah bergaya aku akan memfotomu dari sini" pinta Irene.
"Bagaimana?? Seperti ini?" tanya Jin berpose."Yaa seperti super model" sekali lagi Irene takjub akan Jin.
"Hahaha ini kau saja yang jago dalam memfotoku. Sekarang gantian cobalah berpose akan ku fotokan" imbuh Jin."Bagaimana hasilnya? Apa terlihat gendut" tanya Irene.
"Tidak.. kau sangat cantik sayang lihatlah" Jin memberi kameranya ke Irene."Cantik bukan? Kau selalu cantik dimanapun dan kapanpun sayang" puji Jin.
Irene hanya bisa tersipu malu jika Jin sudah mengobalinya seperti ini.•••••
"Tunggu Sayang aku lelah" Jin nampak ngos-ngosan mengejar Irene.
Irene yang tau itu tetap saja berlari. Dia menyukai tampat itu sangat damai."Brukkk... Aauuu" Irene terjatuh.
Jin yang tau itu langsung menghampiri Irene.
"Kau tak apa sayang? Sudah ku bilang jangan lari terlalu cepat" panik Jin.
"Tak apa ini tak sakit kok" tenang Irene.
"Bagaimana tak sakit pergelangan kaki mu memar" omel Jin.
"Akan ku coba berdiri" Irene perlahan berdiri dan mencoba jalan.Selang 3 langkah dia ambruk. Untung saja Jin sigap menangkap Irene dari belakang.
"Benar kan apa yang ku bilang. Kakimu terkilir sayang" cerocos Jin.
Irene yang tau itu hanya diam. Dia tau kalau dia hanya memaksakan diri. Lalu Jin jongkok di depan Irene.
"Naiklah ke punggungku, ayo kita pulang" tawar Jin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Jeju
FanfictionSeorang Chef wanita bernama Irene yang bertemu dengan seorang laki-laki yang menyembunyikan identitasnya sebagain Idol bernama Jin. Bisakah mereka bersatu tanpa tercium publik??