15. Rindu.

768 84 14
                                    

           Lima bulan tinggal ditempat asing menurut Jimin sangatlah tidak nyaman, aktivitas yang seharusnya ia lakukan ini tidak dia lakukan sama sekali, dia tidak tau jika dia selama ini tidak berkerja apakah ibunya mendapatkan uang untuk menghidupinya sehari-hari.

Semoga saja benar apa yang dikatakan Yoongi kalau dia mau bersamanya kehidupan ibu dan adiknya akan enak, jadi ia tidak perlu khawatir lagi soal itu, tapi apakah itu benar?.

Kenapa ibu dan adiknya tidak ada kabar mencarinya?, apa selama ini ibunya sudah tau jika ia bersama orang asing dan mendapatkan uang banyak dari Yoongi? Apa ibunya Setega itu?.

Jimin terus menggelengkan kepalanya kasar karena begitu banyak pikiran negatif tentang ibu dan adiknya, ia rasa ibunya tidak begitu apa lagi adiknya, ia sangat tau mereka berdua, tapi dihatinya masih sangat gundah entah tidak tau kenapa, ia sangat rindu pada mereka berdua, ia sangat bosan dirumah terus apalagi tidak ada ponsel untuk menemani kesehariannya, hanya Yumna yang bisa ia ajak berbincang.

Ia sudah memberitahu Yumna kalau ia bukan pacar dari min Yoongi melainkan hanya orang asing yang terpaksa harus tinggal disini, tapi Yumna sangat tidak begitu menanggapi ucapannya, Yumna mengira jimin hanya tertekan menjadi kekasih Yoongi karena terus mendapat perlakuan buruk dari bosnya itu.

Yumna juga tidak bisa ikut campur dengan melaporkan kejadian itu kepada polisi karena kehidupan keluarganya sangat bergantung pada Yoongi, Yumna tidak mau kehilangan pekerjaan, biarlah itu menjadi urusan mereka berdua, cukup Yumna diam dan berkerja itu akan membuat hidup keluarganya bahagia.

“Akh.. Shh.” Jimin mengentikan gerakan pisaunya karena salah satu jemarinya terkena tajamnya pisau tersebut, darah merah menetes dari jari mungilnya, Yumna yang melihat kejadian itu refleks memegang tangan Jimin.

“Kau tidak apa-apa? Apa yang sedang kamu pikirkan?, sini biar ajuma obatin.” ajak Yumna yang langsung membawa Jimin untuk duduk dimeja makan, mereka ini sedang menyiapkan makan malam, sebentar lagi Yoongi pulang dari kantornya.

Jimin menurut saja apa yang sedang dilakukan Yumna, mengobati luka yang tidak begitu parah menurutnya.

“Apa yang sedang kamu pikirkan Jimin? Kau tidak boleh terluka, nanti tuan Yoongi bisa marah padaku karena lagi-lagi membiarkan kau memasak.” ujar Yumna sambil mengobati lukanya.

“Ajuma tidak percaya padaku jika aku tersekap disini?.” tanya Jimin tiba-tiba yang membuat yumna mendongakkan wajahnya.

“Ajuma tidak percaya jika aku bukan kekasih Yoongi?.”

“Apa ajuma sama seperti ibuku yang dengan mudahnya menerima uang dari Yoongi?, Jawab ajuma!!.” pekik Jimin diakhir, pikirannya kalut saat ini, ia sungguh tertekan tinggal disini, badannya sakit semua jika sudah mendapat hukuman dari Yoongi, ia sudah muak bersamanya, Jimin sudah tidak tahan.

Air mata Jimin mulai menetes membasahi pipinya, Yumna hanya terdiam menunduk.

“Tidak apa-apa ajuma, mungkin aku belum terbiasa tinggal disini, ajuma tidak melakukan kesalahan sama sekali, cukup ajuma menjadi temanku saja aku sudah berterima kasih.” ucap Jimin yang langsung melengang pergi memasuki kamarnya.

“Maaf jimin-a, ajuma belum bisa membantumu.” gumam Yumna pelan sambil menatap punggung Jimin yang terlihat bergetar karena menangis.

Tak lama Yoongi pulang, makanan yang sedari tadi ia masak bersama Jimin telah siap walaupun sepenuhnya ia yang mengerjakan.

“Ajuma dimana Jimin.?” tanya Yoongi pada Yumna yang tengah sibuk mengelap piring untuk digunakan Yoongi makan.

“Dikamar tuan.” jawab Yumna.

Yoongi tidak menjawab dan langsung pergi begitu saja kearah kamar Jimin, tapi sesampainya dikamar Jimin tidak ada disana bahkan pintunya tidak terkunci sama sekali.

“Jimin.” panggil Yoongi yang segara memasuki kamarnya.

“Jiminie..” panggilnya lagi, tapi lagi-lagi tidak ada sahutan sama sekali tidak mungkin jika Jimin mandi dijam malam begini, benar tebakannya Jimin tidak mungkin mandi dijam segini buktinya dikamar mandi tidak ada dia disana, Yoongi mulai panik.

“Ajumaa!!!.” pekik Yoongi yang membuat yumna berlari kearahnya.

“Ya ada apa tuan?.”

“Dimana Jimin? Kau bilang dia ada dikamar? Kenapa tidak ada?.” tanya Yoongi sambil melempar begitu saja tas kantornya, tidak, Yoongi ini baru pulang dari kantor ia sangat lelah, kenapa Jimin berulah.

“tadi dia tadi-

“Aaakh!! Lain kali jaga Jimin baik-baik.” Yumna hanya mengangguk takut pasalnya Yoongi sangat marah kali ini.

Tanpa basa-basi lagi bahkan tanpa Menganti pakaiannya ia bergegas keluar mencari Jimin, ia rasa Jimin belum terlalu jauh untuk kabur.

Tapi saat Yoongi hendak mengendari mobilnya ia tiba-tiba ingat sesuatu.
“Sial, kenapa aku harus mencarinya, dia tidak akan mungkin pergi dari sini, aku lupa jika rumah ini sudah terkunci rapat.” gumam Yoongi sambil menyunggingkan senyumnya.

“Kau akan tetap terus menjadi milikku Park Jimin, aku sudah mengeluarkan banyak uang untuk ibu dan adikmu, jadi kau jangan banyak berulah apa lagi mencoba untuk kabur.” gumamnya lagi, yang kali ini hatinya sudah sedikit lega, mengingat Jimin tidak akan bisa keluar dari zona nyaman menurut Yoongi.

Benar yang dipikiran Yoongi, Jimin tidak kabur melainkan hanya menikmati hembusan angin malam ditaman belakang, Jimin tengah duduk diam menatap langit yang begitu indah dengan bintang dan juga rembulan yang bersinar seolah menyinari wajahnya.

Pikirannya sendu, ia sangat ingin pulang, ia hanya rindu pada ibunya, tapi perhatiannya terhenti dengan hembusan nafas yang menerpa ceruk lehernya, ia tentu saja terkejut dengan hal itu bahkan matanya membola lucu.

Yoongi tersenyum kecil melihat Jimin begitu lucu dimatanya.
“Kau kenapa disini? Apa tidak dingin?.” tanya Yoongi yang datang tiba-tiba sampai membuat Jimin hampir kehilangan jantungnya.

“Aku hanya mencari angin.” jawab Jimin, kali ini ia tidak begitu gugup setiap ditanya yoongi atau mengobrol dengannya, lima bulan cukup membuatnya mengerti sikap temperamen dari Yoongi.

Yoongi mendudukkan dirinya disamping Jimin lalu memegang erat jemarinya.
“Kau terluka? Apa kau memasak tadi?.” Jimin diam sama melihat jemarinya dielus pelan oleh Yoongi.

“Hanya sekedar membantu ajuma.” jawab Jimin.

“Em. Yoongi.. ada yang mau ku bicarakan.” ujar Jimin menyambung ucapannya.

“Ada apa? Tanya saja, seputar ibu dan adikmu aku juga tau.” ucapan Yoongi tentu saja membuat Jimin sedikit terkejut, apa selama ini Yoongi mengikuti mereka berdua?.

“Tidak, hanya saja aku merasa bosan, aku ingin pergi jalan-jalan, apa boleh?.” tanya Jimin sedikit takut.

Yoongi diam saja menatap lekat pada mata indah Jimin, tersirat rasa kasihan padanya.

“Baiklah, aku akan kosongkan jadwalku, untuk menemanimu jalan-jalan.” Jimin sedikit tersenyum mendengar jawaban Yoongi.

“Tapi ada syaratnya, kau harus melayaniku malam ini.” ucapan Yoongi tentu saja belum sempat Jimin jawab karena bibir manisnya telah diserang duluan oleh sipemilik bibir pucat.

Jimin ingin memberontak tapi belum sempat ia lakukan tubuhnya sudah melayang karena dibopong oleh Yoongi, mungkin ini jalan satu-satunya ia ingin menikmati udara segar diluar sana.

Bahkan mereka lupa, mereka melewatkan makan malamnya.

OBSESSED
[Myg&Pjm]

Yoongi tuh sebenarnya sayang sama jimin tapi caranya salah, mangkanya jimin agak tidak suka padanya.

Kalian kangen mereka berdua ngak sih? Kok aku tiba-tiba kangen ya.😞
Lama kali mereka bedua engak ada kabar.

🐱🐱🐱

OBSESSED | YOONMIN |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang