Yoongi yang baru saja selesai dengan perkerjaannya sekarang Ia tengah bersantai diclub sendirian, meminum sebotol bir Mungkin bisa menghilangkan stresnya, perkerjaannya sungguh melelahkan tapi mau bagaimana lagi itu sudah menjadi tanggung jawabnya kalau tidak bisa jatuh miskin dirinya.
Satu gelas dua gelas telah ia teguk dengan nikmatnya, sungguh tanpa kedua temannya itu hidup Yoongi sedikit menjadi tenang, tidak ada kebisingan yang melanda telinganya.
"Apa aku bisa melayanimu dengan baik tuan." ucap seseorang wanita yang datang tiba-tiba dengan memeluk lengan yoongi yang masih terbalut kemeja putihnya, jasnya sudah ia lepas dan ia tinggalkan didalam mobil hitam miliknya.
Yoongi hanya melirik sekilas, tidak ada tertariknya sama sekali dengan wanita tersebut, masih kalah jauh dengan Park Jimin yang ada dirumah, ah mengingat Jimin ia jadi merindukannya.
"sini biar aku tuangkan." ucap Jang Nara yang sudah merebut botol bir Yoongi dari tangannya yang hendak Yoongi tuang kegelas kecil miliknya.
Yoongi tetap diam saja, melihat perlakuan Nara yang tidak ia inginkan, menurutnya pelacur seperti Nara ini tidak mengoda sama sekali dimatanya, kecuali jika Jimin yang menjadi pelacurnya mungkin Yoongi akan tergoda.
"Tumben sendirian yoongi-ssi." tanya Nara yang masih mengelayut manja ditangan Yoongi.
Jelas Jang Nara mengenal Yoongi, siapa yang tidak mengenalnya, tentu saja seluruh pelacur diclub ini sangat mengenal tiga sekawan tersebut, terutama Yoongi, mereka sangat ingin mendekati Yoongi tapi mendapat raut wajah yang datar tanpa berekspresi membuat mereka langsung mundur walaupun belum mencoba untuk maju.
"Apa ingin ku temani minum." ucap Nara terus menerus, Yoongi tetap saja diam, dia tidak mau meladeni gadis ini, biarlah dia bosan sendiri.
"Bicaralah padaku Yoongi-ssi, aku yakin malam ini kau membutuhkan sentuhan yang menghangatkan bukan?." goda Nara yang sudah sedikit memeluk Yoongi dan mendekatkan wajahnya.
Yoongi menatap Nara kali ini, terlihat wajah cantik itu yang sedikit tersenyum seolah menantikan jawaban sesuatu yang membuatnya senang.
"Menjauhlah." jawaban Yoongi tentu saja membuat senyum Nara memudar, tapi Nara tidak menyerah lihatlah sekarang ia berani menyentuhnya dagu Yoongi dan hendak menciumnya.
"Eyyy!!! Apa yang kau lakukan! Pergilah! Hus-hus." pekik hoseok yang sudah menarik Nara dari lengan yoongi.
"Aku sedang bekerja!." balas Nara dengan wajah yang tidak suka terhadap bosnya itu, dia sedang bekerja berusaha mendapat pelanggan kenapa dilarang seperti itu.
"Dia bos besar disini, tidak boleh ada yang menganggunya, apa lagi tersentuh dengan jalang murahan sepertimu." ucapan hoseok tentu saja mendapat dengusan tak suka dari Nara, yang membuat dirinya murahkan juga hoseok kenapa harus diperjelas seperti itu.
"Pergilah! Dia sudah ada pasangan, cari yang lain saja." Nara menurut dengan bosnya itu, tidak menjawab sama sekali, apa lagi hoseok sudah mendelik kepadanya, tentu saja ia tidak mau kehilangan pekerjaannya.
"Sudah, dia sudah pergi dari hadapanmu." ujar hoseok yang ikut mendudukkan dirinya disamping Yoongi, Yoongi hanya mengangguk dan kembali meneguk birnya.
"Kenapa kau sendirian, dimana yang lain?." tanya hoseok sembari meminta sebotol bir pada karyawannya.
Yoongi melihat hoseok sembari meneguk birnya.
"Mungkin sedang bekerja." jawab Yoongi yang selesai dengan minumnya.Hoseok mengangguk bahkan ikut menegak birnya juga.
"Kalo Park Jimin bagaimana? Apa kau nyaman dengannya?, apa dia membuatmu kesusahan?." tanya hoseok terus-menerus."Sedikit, tapi tidak sulit menaklukan dia." hoseok mengangguk lagi mendengar jawaban Yoongi.
"Kau sudah menikahinya? Seperti Kim Taehyung?." kali ini Yoongi menggeleng.
"Belum, itu terlalu cepat menurutku." jawabnya, sembari meneguk minumnya lagi, ah malam ini tidak cukup untuk satu botol, lihat sekarang ia sudah menambah satu botol lagi ini baru botol kedua dan belum apa-apa menurutnya.
"Hm, sepertinya kau sangat menyukainya."
"Tentu, dia terlalu cantik untuk seorang pria." jawab Yoongi santai.
"Haha, beruntung aku menerimanya sebagaimana karyawan disini, jadi kau bisa bertemu dengannya." canda hoseok yang menepuk pundak Yoongi pelan, ya ini semua memang berkat hoseok yang menerima Jimin berkerja disana.
Yoongi hanya mengangguk menanggapi canda hoseok, selera humornya sangat beda jauh dengan orang ini, jadi ia tidak begitu tertarik.
Dia tidak lama berada diclub ini cukup tiga jam saja dia sudah menghabiskan berbotol-botol minuman terlarang itu, dan itu mampu membuatnya mabuk berat bahkan hampir tumbang.
HoSeok yang kebingungan tentu menelfon NamJoon dengan menggunakan ponsel milik Yoongi karena dia sendiri tidak mempunyai nomor tiga sekawan itu.
Cukup lama HoSeok menunggu NamJoon, akhirnya yang ditunggu sedaritadi telah tiba, dengan berjalan pelan sambil membawa ponselnya NamJoon mendekat kearah keduanya.
"Ah! Namjoon-a, cepat bawa dia pulang sebelum dia mati disini karena tidak berhenti minum."kata HoSeok yang sudah lelah mencegah Yoongi untuk terus menegak minumnya.
"ada apa dengannya?." tanya NamJoon penasaran, tidak biasanya hyungnya itu minum sampai segitunya.
"Aku tidak tau, hanya saja dia terus meracaukan nama park jimin, sepertinya dia sangat merindukannya." jawab HoSeok.
"Ah sudahlah, cepat bawa dia." NamJoon menurut dan langsung membawa Yoongi pergi dari sana, dia tidak mau hyungnya itu mati konyol cuma gara-gara alkohol.
Jangan khawatirkan mobil Yoongi, NamJoon sudah menghubungi Ko Min Jung selalu asisten Yoongi untuk mengurus semuanya.
-OBSESSED-
sedikit dulu ya kawan, dah cape☹️
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSED | YOONMIN |
Fanfiction"END"✔ -SUKA CERITANYA WAJIB FOLLOW PENULISNYA (◍•ڡ•◍)❤ Menjadi cantik itu kutukan! Lihat Park Jimin sekarang! ia tidak tau apa-apa bahkan ia pria yang sangat baik, yang harus terjebak dengan seorang pria yang berhati dingin, tidak ada rasa peduli d...