36. Jisung x Jimin

554 53 2
                                    

        Jimin terbangun dalam tidurnya setelah ia meminum obat yang diberikan Ji Sung padanya tadi guna untuk meredakan rasa sakit dikepalanya, benar saja sakitnya langsung hilang, dan jimin kembali tidak mengingat kejadian yang baru ia timpa, pandangan langsung tertuju pada sangat adik yang tengah belajar dimeja dengan beberapa buku disampingnya, yoon woo terlalu fokus sampai tidak sadar hyungnya sudah bangun.

“Aakhhh Sh*bal Sae*yaa!!.” pekik yoon woo frustasi dengan semua PR yang ada, pusing kepalanya, dia rasa angka-angka yang ada dibuku itu sudah menyebar menggerogoti otaknya, sakit sekali.

“Eoh Hyung!. ” ucapnya terkejut saat jimin sudah mendudukan dirinya diranjang sembari melihat kearahnya.

Tatapannya datar tidak ada ekspresi disana tapi jimin menatap yoon woo dengan tatapan yang sangat lembut.

“Maaf hyung, aku tidak sengaja mengucapkannya. ” sambung yoon woo lagi, tapi masih tetap duduk disofa sana, tidak menghampiri jimin, ia takut dipukul sama hyungnya itu akibat berbicara kotor di depannya.

“Ah ya eomma sedang berada di ruangan dokter, tidak tau apa yang akan mereka bicarakan, aku berharap hyung bisa cepet pulang. ” ujar yoon woo kali ini sembari berjalan menghampiri jimin.

“Apa kita punya saudara lainnya?. ” tanya jimin pelan, setelah yoon woo sampai di hadapannya.

Yoon woo menggeleng.
“Tidak, kita cuma bertiga. ” jawabnya.

“Appa?.”

Pertanyaan jimin tentu saja membuat yoon woo bingung ingin menjawab apa, dibilang tidak punya ayah tapi mereka masih punya dibilang ada tapi mereka tidak pernah bertemu.

“Tidak ada, appa sudah mati.” jimin hanya mengangguk mengerti padahal yoon woo mengatakan itu dengan nada yang tidak suka.

“Aku ingin pulang, apa kita bisa pulang?. ”tanya jimin.

“Sebentar lagi hyung, hyung belum sembuh total, setelah hyung sembuh nanti kita pulang bersama-sama.” jawab yoon woo.

Jimin menatap jendela diluar, senja mulai menampakan diri setelah seharian memanasi bumi dengan sangat terik.

“Aku ingin berjalan-jalan diluar, apa boleh?.” tanya jimin, ia sangat bosan berada di kamar walaupun kamar itu sangat mewah tapi tetap saja ia bosan, yang bisa ia lakukan hanya berbaring dan duduk, jimin rasa pantatnya sudah tepos karena terus tertekan.

“Sebentar ya hyung akan ku tanyakan dulu. ” ujar yoon woo yang langsung berlari keluar tapi saat diluar ia sudah berpas-pasan dengan dokter Baek Ji Sung yang tengah membawa kursi roda, tidak ada eomma nya disana.

“Dok, mana eomma saya?. ” tanya yoon woo yang sudah berhadapan dengan Ji Sung.

“Dia lagi dikantin, katanya ingin membelikan kau makan. ”jawab Ji Sung, yoon woo mengangguk mengerti.

“Apa hyungmu sudah bangun?. ” kali ini Ji Sung balik bertanya.

“Ya, dan dia ingin berjalan-jalan katanya, apa boleh dok?. ”

“Tentu saja boleh, malah sangat dianjurkan hyungmu melihat cahaya luar, lebih bagus lagi saat di pagi hari karena matahari masih sehat, itu bisa membuat hyungmu cepat sembuh. ” cerca Ji Sung.

“Kalau begitu akan ku bawa. ”

“Tidak usah, biar aku saja, aku juga lagi senggang. ” cegah Ji Sung pada Yoon woo yang hendak pergi dari hadapannya.

Yoon woo tampak bingung dengan apa yang dibicarakan dokter itu.

“Ah sudahlah, sana ikut ibumu saja kekantin, hyungmu aku yang akan ajak dia jalan-jalan. ” ucap Ji sung sembari berjalan keruangan jimin.

Tapi tak lama Yoon woo tersenyum mengerti arti yang dikatakan Ji Sung, lalu kemudian ia melangkahkan kakinya menyusul sang ibu membiarkan hyungnya dengan sang dokter.

Semilir angin yang menerpa membuat jimin memejamkan wajahnya, udara sejuk tentu saja sedikit membuatnya senang, damai yang ia rasa.

Ji Sung tersenyum melihat jimin begitu menikmati pemandangan bunga yang ada di taman rumah sakit, perasaan suka yang ia rasakan pada jimin semakin besar, entahlah apa yang membuatnya begitu suka, jimin sangat cantik menurutnya, Ji Sung tau, jimin ini kekasih dari Yoongi bakan Ji sung juga tau orang tua Yoongi sangat mendukung mereka berdua tapi ia sangat yakin jika jimin akan berhasil bersamanya tidak dengan Yoongi, walaupun resikonya jabatan dia, tetap dia akan kekeh merebut jimin darinya.

“Apa kau menikmatinya?. ” tanya Ji Sung.

Jimin mengangguk.
“Iya aku menikmatinya. ”

“ingin kesana? Disana banyak anak kecil, apa kau suka anak kecil?.” kali ini jimin melihat Ji Sung yang sedang mendorong kursi rodanya pelan.

Jimin diam saja ia tidak bereaksi dia juga bingung dia suka atau tidak, karena dia tidak ingat sama sekali dengan kehidupan yang ia jalanin sebelumnya.

“ya sudah ayo, akan ku perkenalkan mereka semua, aku yakin kau akan suka, anak kecil itu lucu, bahkan aku ingin mempunyainya satu. ” ajak JI sung semangat.

“Kenapa dokter tidak menikah saja, nanti akan mempunyai anak. ” jawab jimin polos.

“Tentu, aku akan menikah, jika kau sudah sembuh. ” jawab Ji sung dengan senyumnya.

“Kenapa harus menungguku sembuh?, apa dia orang yang ku kenal?. ”

Ji sung memberhentikan Jalannya, ia sudah berjalan menghadap jimin berjongkok supaya sejajar dengan pandangan jimin agar lawan bicaranya tidak mendongak terlalu tinggi karena ia berdiri.

“Dia orang yang sangat kau kenal, aku menunggumu sembuh karena ingin mengundangmu, kau pasti sangat cantik dipesta itu. ” jawab Ji sung dengan senyum manisnya.

Jimin menatap netral Ji Sung.
“Aku Seorang Pria, dan aku tampan. ” jawabnya dengan bibirnya cemberut.

Ji Sung tentu saja sangat gemas bahkan tangannya sudah mencubit pipi jimin gemas.
“Kau lucu sekali. ” ujar Ji Sung.

Jimin meringis sakit karena Ji Sung terlalu kuat mencubit pipinya.
“Sakit dok. ” Ji Sung panik dengan apa yang sudah ia lakukan pada jimin, ia tidak mau seperti Yoongi yang memperlakukan jimin dengan kasar.

“Maaf-maaf, apa terlalu sakit?. ” tanya Ji sung yang sudah mengelus pipi jimin dengan lembut.

Jimin kali ini menggeleng.
“Sudah tidak. ” jawab jimin yang masih cemberut.

“Maafkan aku, kau terlalu gemas. ” Ujar ji sung.

“Ya Sudah ayo lanjutkan perjalanan, nanti disana kau akan melihat anak-anak yang lucunya sama seperti kamu. ” Goda Ji Sung.

Jimin hanya mengangguk ia tidak mengerti kalau sedang digoda.

“Eomma sepertinya aku akan dapat Hyung ipar.” ucap Yoon woo sembari memeluk ibunya.

Hyeri tersenyum.
“Jika Hyungmu suka, eomma tidak masalah, kapan lagi kan dapat mantu dokter. ”

“Yee, nanti dibangga-banggain itu sama tetangga.”

“Aa lihatlah dia mantuku yang sangat tampan, aa Dia sangat baik pada anaku, dia sangat mapan dan blablaba.” sinis yoon woo pada ibunya, Hyeri tertawa dengan tingkah anaknya yang satu ini, yoon woo sangat tau betul ternyata tentang dirinya, kini senyum hyeri kembali setelah dua tahun tidak ada bunga diwajahnya, memang kesehatan anaknya nomor satu bagi orang tua.

Berbeda dengan Yoon woo dia sedang tersenyum senang karena ibunya sudah kembali ceria, tidak ada kebahagian anaknya selain senyum dari orang tuanya, biarlah dia tidak memiliki ayah asal dia masih memiliki ibu, harta paling berharga bagi Yoon woo ibu dan hyungnya, jangan pernah Tuhan mengambil mereka darinya, Yoon woo akan membenci itu, walaupun itu sudah takdir.

OBSESSED•
[

Myg&Pjm]

Pak dokter jangan gitu, jimin sudah ada hak patennya, nanti hartanya hilang nangis🙄

OBSESSED | YOONMIN |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang